Bab 45 (END)

32.4K 1.4K 78
                                    

CEPET KAN UPDATE-NYA? WKWK😋

2312 KATA, BAB TERPANJANG YANG PERNAH AKU KETIK KAYAKNYA. 😂

ABAIKAN TYPO BEB😆

HAPPY READING ❤

Tujuh hari sudah berlalu semenjak berangkatnya Al ke New Zealand. Kezia mulai memfokuskan dirinya untuk belajar. Walaupun masih liburan, sekolah belum di mulai. Tapi Kezia ingin masuk universitas yang bagus. Jadi Kezia tak bisa santai-santai sekarang.

Kezia menjatuhkan kepalanya diatas meja belajar. Padahal baru lima belas menit Kezia belajar, tapi matanya sudah lelah. Rasanya Kezia tak mempunyai semangat. Apalagi bayang-bayang surat dari Al masih terputar di otaknya.

Pada akhirnya Kezia mengambil buku yang selama ini menjadi quote-quotenya semenjak kepergian Al. Seperti biasa, disaat galau seperti ini, pasti ada saja quote yang mampu ke otaknya.

Tangan Kezia dengan indahnya menari di atas kertas putih itu.

Bolehkah aku berharap bahwa perpisahan ini hanya jeda sementara? Bila suatu saat kita memutar arah, itu tidak masalah bukan?

Kezia membaca ulang tulisan tangannya, kemudian menepuk jidatnya "Ah, gue lupa. Harapan adalah luka yang tertunda." katanya bermonolog.

Kezia menghela napasnya. "Kapan sih gue lupa sama tuh cowok?" Kezia mengacak rambutnya sendiri. Pusing.

Tok.

Kezia melirik pintu kamarnya, bukan, suara ketukan itu bukan dari sana.

Tok. Tok.

Kezia memutar kursi meja belajarnya, matanya menatap ke arah pintu kaca yang terhubung ke balkon kamarnya. Pasti suaranya dari sana.

Langkah Kezia berjalan menuju pintu kaca itu, lalu membukanya, di lantai, ada tiga batu berserakan. Kening Kezia berkerut, siapa orang iseng yang melempari pintu kacanya?

Tuk.

"Aw!" Kezia meringis sambil mengusap-usap keningnya. Batu ke empat yang di lempar orang iseng itu berhasil mengenai keningnya. Kezia hendak memprotes, namun urung saat melihat pesawat kertas yang di hubungkan dengan benang ke batu itu. Kezia mengambilnya, kemudian membuka lipatannya. Gantungan kunci kristal salju meluncur dari sana. Kezia mengambilnya, kemudian membaca tulisan tangan seseorang yang terlihat familiar di matanya.

Percayalah, meski tak terlihat debar itu nyata.
Mengertilah, meski terlampau tak acuh, tapi peduliku lebih dari sekedar ada.

Kezia tertegun, apa maksud tulisan di pesawat kertas itu? Apa maksud gantungan kunci kristal saju ini?

Kezia bingung sendiri.

Tuk.

Batu ke lima kembali di lempar, beruntung tak mengenai kening Kezia. Di batu itu, ada pesawat kertasnya juga, Kezia dengan cepat membacanya.

Maaf buat lo terluka.

Kezia terburu-buru menuju pembatas balkon, matanya dengan gencar mencari siapa pelempar batu misterius itu, namun sayang, tak ada yang terlihat. Kezia menghela napasnya lantas masuk ke dalam kamarnya.

Sekali lagi, bolehkan Kezia berharap? Tapi apa mungkin?

~Alando~

"Jadi, lo dapet surat misterius?"

Kezia mengangguk walau tau di ujung telepon sana Dhea tak melihat anggukkannya, "Mungkin gak sih dar-"

Alando (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now