Bab 4

32.2K 1.8K 11
                                    

Issshhhhh...
Yaampun malu maluin banget tadi tuu...
Kenapa juga harus ketemu si, kek gitu lagi kejadiannya, pas gue lagi ngedumel sendiri, yang bagusan dikit kek gitu kalo pas ketemu ama dia...

Kezia mengacak-acak rambutnya frustasi, gadis itu sedari tadi terus saja menjerit-jerit tidak jelas sambil memberantaki rambutnya sendiri. Mungkin malunya tingkat kuadrat saat bertemu dengan Alando tadi.

"Aduh, Kezia... Lo tu kenapa si? Mondar-mandir, berantakin rambut, teriak-teriak nggak jelas, kek orang gila tau nggak?" Dhea yang sedari tadi diam memperhatikan Kezia, kini mulai tak tahan dengan tingkah teman barunya itu.

"Aduh, bidadari Kezia gue kenapa ni? Galau ya? Karena kita nggak bisa jalan bareng hari ini? Sabar ya Kezia." Suara Rion menyambar.

Kezia melirik sinis kearah Rion.

"Kezia mana mau jalan sama lo, ngaca jadi orang, Yon. Punya kaca nggak? Mau gue beliin?" Kini bergantian, suara Ayu yang menyambar.

"Bilang aja lo sirikkan nggak gue ajak jalan?Ntar kapan-kapan gue ajak, ajak kepelaminan."

Suara tawa dan siul-siul membahana mulai terdengar diseluruh penjuru kelas. Seketika kelas Kezia heboh. Kezia memutar bola matanya, dia tak berniat meladeni atau mendengarkan perdebatan Rion dan Ayu. Dia masih malu dengan kejadian tadi.

"Ish, Dheaaaa!!!!"

Dhea menyodorkan kaca kecil yang selalu dia bawa, everywhere,"Mending lo ngaca dulu."

Kezia mengambil kaca kecil milik Dhea. Gadis itu menatap kembaran didepannya, detik itu juga matanya membulat.

"Gue ke toilet dulu."

Setibanya di toilet, Kezia langsung merapikan rambutnya yang terlihat sangat berantakan. Gadis itu mencuci mukanya agar terlihat lebih fresh. Setelahnya dia melihat pantulan dirinya dicermin.

Sudah rapi.

Kezia berniat ingin keluar dari toilet, namun terhalang karena tiga orang didepannya yang terlihat seperti sedang menghadang jalan Kezia. Kezia yang menunduk segera menegakkan kepalanya dan menatap kearah tiga orang gadis yang sedang memandangnya sambil melipat kedua tangan didepan dada.

Kezia memutar bola matanya malas, entah kenapa, setiap kali Kezia bertemu dengan Queen, dia ingin sekali menjadi gadis jutek. Apalagi kini Queen bersama dua kacungnya.

"Lo tuh nggak tau diri banget ya, biar apa lo ngasih Al makanan? Biar dia baik, perhatian, terus suka sama lo gitu? Ngaca deh lo, lo sama gue juga cantikan gue, mana mau Al sama cewek kayak lo." Cerocossan panjang lebar dari mulut Queen terdengar nyaring ditelinga Kezia. Sampai-sampai Kezia memundurkan kepalanya.

Cewek dengan rambut dikuncir dua dan bawahnya sedikit ikal menyambar, "Nggak punya kaca ya, neng? Apa perlu gue beliin?" Setelahnya, cewek itu dan cewek disebelahnya tertawa. Berbeda dengan Queen yang masih menatap tajam kearah Kezia.

"Udah ngomongnya?"

Sahutan dari Kezia membuat Queen dan kedua temannya terkejut, "Kurang aj-"

Kezia menaikkan tangan kanannya, memberi isyarat untuk diam. Setelah Queen terdiam, Kezia menurunkan tangannya.

"Pertama, gue tau diri. Kedua, makanan itu cuma sebagai ucapan terimakasih. ketiga, gue nggak bermaksud bikin Al suka sama gue, kalo suka beneran si nggak papa. Keempat, gue udah pernah ngaca. Kelima, bagi gue, gue yang paling cantik. Keenam, masalah mau sama enggaknya Al sama gue, ya itu urusan dia, bukan urusan gue apalagi lo. Jadi stop ngurusin hidup orang lain kalo hidup lo sendiri belum bener." Jelas Kezia panjang lebar tak lupa dengan tersenyum sinisnya.

Alando (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now