Bab 29

19.3K 1K 13
                                    

Ini hari bahagia Anna. Malam minggu di salah satu kafe lengkap dengan taman belakang yang di hiasi kolam renang. Di tempat itu lah pesta ulang tahun Anna yang ke-17 berlangsung.

Anna memang yang paling muda diantara deretan teman kelas dua belasnya. Seharusnya Anna kelas sebelas, sama dengan Kezia. Tapi papa Anna sengaja menyekolahkan Anna setingkat dengan Al. Agar Al bisa menjaga Anna.

Malam ini, senyum tak pernah pudar di wajah Anna. Anna sangat cantik, dengan balutan dress tanpa lengan berwarna peach dan hells senada, juga dengan polesan make up tipis. Serta hiasan kepala yang membuat rambut Anna terlihat Indah.

Acara puncak sudah di mulai. Semua pengunjung pesta Anna menikmati pestanya. Di tambah dengan alunan lagu indah khas anak zaman sekarang.

Anna berjalan menghampiri sahabatnya, senyumnya tambah cerah.

"Kezia mana?"

"Masih di jalan, macet katanya." jawab Dhea. Anna hanya manggut-manggut.

Mata Anna menjelajah ke ramai pestanya malam ini. Tapi sayang, matanya tak menangkap Daffa di pestanya. Apa cowok itu tidak akan datang?

"Nyari siapa, Na?" tanya Vino.

"Daffa."

Vino mengangguk maklum, cowok itu sudah mendengar cerita Anna tentang persahabatannya. Vino tidak cemburu pada Daffa, hanya saja Vino kasian pada Anna. Anna sangat menyukai persahabatan mereka. Anna berusaha agar persahabatan itu tetap utuh. Tapi apa balasan seperti inikah yang pantas Anna dapatkan?

"Nana sinting!"

Anna menoleh ke sumber suara, senyum menenangkan khas wanita itu terbit. "Telat!  Gue kira lo ga bakal dateng." Anna seolah-olah merajuk.

Daffa nyengir, "Yang penting gue dateng"

Yah, setidaknya Daffa tak melupakan hari ulang tahun Anna.

"Wei, bro!" Daffa ber-high five dengan Reza dan Al. "Sombong lo nggak manggil gue!"

Reza menoyor kepalanya, "Kutil, lo yang ngejauh bego!"

"Ngaca, Daf."

"Eh, dingin. Dingin banget ya hari ini."

"Bacot!" sinis Al dan mereka terkekeh.

"Anna!"

Anna tersenyum senang melihat Queen, langsung saja cewek itu menghambur ke pelukan Queen. "Telat! Ngambek."

"Yeh, si bego. Ngambek bilang-bilang."

Anna tertawa geli.

Hari ini adalah hari istimewanya.

"Eh, toilet dimana, Kak?" tanya Dhea, pada Anna.

"Lo ke dalem aja!"

"Oke!" Dhea mengangguk.

"Gue ikut, Dhe." kata Queen.

Mereka berdua berjalan menuju kamar mandi dengan ke canggungan tingkat tinggi. Semenjak mendengar cerita Kezia, Dhea jadi malas dengan Queen. Tapi di harus tetap bersikap baik. Kata Kezia, kejahatan tidak selalu harus di balas dengan kejahatan.

"Kak, nitip ponsel ya."

Queen mengangguk, cewek itu membenarkan model rambutnya. Kemudian melirik ponsel Dhea yang bergetar. Queen membukanya, dan yaps, tidak di password. Queen membaca pesan yang baru saja masuk di ponsel Dhea. Sambil sesekali melirik pintu kamar mandi tempat Dhea.

Kezia

Gue udah di depan kafe. Kemana ni?

Queen tersenyum licik. Seketika rencana jahat terlintas di otak Queen. Jarinya dengan jahil mengetikkan balasan disana. Kemudian menghapus pesannya dengan Kezia.

Alando (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang