Bab 25

21.1K 1.1K 5
                                    

"Daf, coba deh sekali aja buat lo gak bikin keributan, gak bisa emang?"

Daffa meringis saat Anna menekan lukanya dengan kapas yang di beri alkohol. Sudah luka Daffa di pencet-pencet. Sekarang mulutnya cerewet minta ampun. Dasar Anna!

"Sakit bego, Na! Pelan-pelan."

Anna semakin menekan luka di pelipis Daffa. "Biarin, biar tahu rasa. Lo tuh nyusahin Reza sama Al mulu sih!"

Dhea mengangguk setuju, "Kasian Reza, di suruh keruang BK terus gara-gara lo, Kak!"

Queen ikut mengangguk setuju, "Kasian Al yang harus misahin lo sama Dimas. Kena salah sasaran terus!"

Mendengar ocehan para cewek ini, rasanya kepala Daffa mau pecah! Daffa mendengus, dia merebut paksa kapas dari tangan Anna. "Kalau kalian gak suka gue jadi temen kalian. Yaudah, gue cabut!"

Anna melotot saat menyadari punggung Daffa menjauh dari UKS. Cewek itu terburu-buru berlari mengejar, "Daf, kok lo gitu sih?!"

Daffa berbalik, "Apa? Katanya gue nyusahin kalian doang kan? Nyusahin Al yang berusaha misahin gue, nyusahin Reza yang terus di panggil keruang BK karena gue, nyusahin lo yang harus ngobatin gue terus. Yaudah, mending kita nggak usah temenan. Anggep aja gak pernah kenal dari awal!"

Anna terdiam mendengar perkataan Daffa. Jujur saja, perkataan Daffa tadi menohoknya. Sebenarnya Anna mengatakan hal tadi itu untuk membuat Daffa jera. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.

"Kenapa, Na?"

Anna tersenyum saat melihat kedatangan Al dan Reza. "Sini Al, luka lo gue obatin."

Al menyeka darah yang keluar dari ujung bibirnya. Bukannya membiarkan Anna mengobati lukanya, Al justru mengambil kapas dan alkohol kemudian mengobati lukanya sendiri.

"Lo kenapa? Daffa mana?" tanya Al pada Anna.

"Lo di apain di ruang BK, Za?" tentu saja Al tahu Anna sedang mengalihkan pembicaraan.

Reza mengusap tengkuknya, sebenarnya Reza juga pusing mendengar ocehan panjang guru BK yang intinya mengarah pada satu titik. Tapi sebagai ketua OSIS yang baik, Reza harus menurut bukan? Untung saja sebentar lagi jabatannya melengser "Ya biasa, ngomong panjang lebar. Disuruh cari cara biar Daffa nggak bikin onar lagi." Anna manggut-manggut mengerti.

"Na, gue ngomong sama lo dari tadi!" Anna bangkit berdiri, cewek itu berniat berlari, tapi tangannya sudah di cekal oleh Al lebih dulu. Ya ampun, Anna harus apa?

Dalam satu kali tarikan di tangan Anna, Al sudah bisa memutar balik tubuh sepupunya untuk menghadap dirinya. Al yang biasanya jarang mengeluarkan ekspresi wajah tiba-tiba terkejut melihat Anna yang terisak.

"Na, lo kenapa?!" Anna tak menjawab, cewek itu terus menangis. Al menatap Dhea, Queen dan Kezia satu persatu, mencari jawaban. Namun ketiga cewek itu malah bungkam. Al harus bagaimana?

Al menarik Anna masuk ke pelukannya. Sebelah tangannya mengusap rambut Anna penuh sayang. Tanpa Anna sadari, sebenarnya Al itu sangat menyayangi Anna. Al berusaha melindungi Anna dari apapun. Dan Al akan sangat marah jika ada orang atau temannya yang menyakiti Anna!

"Lo kenapa, Na?" Tanya Al lembut saat merasa Anna sudah baikan.

Anna menarik nafas panjang, dia tersenyum menatap Al. "Daffa—Daffa mutusin buat gak temenan lagi sama kita. Dia bilang dia itu cuma nyusahin aja. Nyusahin lo, nyusahin Reza dan nyusahin gue."

Reza ikut mengelus kepala Anna, "Selo ae, Daffa nanti balik lagi ke kita. Dia cuma emosi sesaat."

"Gimana kalau enggak?!"

Alando (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang