Bab 32

17.9K 1K 23
                                    

"Lo tau, Zi? Nyokap gue koma!"

"Gue gak tau harus minta bantuan sama siapa lagi cuma lo yang bisa bantu gue." Sherin menghapus air mata yang terus mengalir.

"Lo bisa nepatin janji lo?"

Kezia terdiam saat Sherin memberinya pertanyaan itu.

"Tepat satu minggu lalu. Al dan nyokap berantem, debat lagi. Gue yang gak tau harus apa cuma diem waktu Al keluar rumah tanpa bawa motor. Nyokap nyusul, nyokap gue nangis dan Al terus aja nyakitin dia. Dan gue yang gak tahan liat nyokap nangis malah ngomelin Al."

Kezia menatap Sherin dalam diam, Sherin terus bercerita sambil menghapus air matanya.

"Gue maki Al, gue suruh dia pergi, atau gue yang akan pergi. Disitu Al memilih pergi. Dia jalan ke gerbang, nyokap gak mau Al pergi. Dia nahan Al. Tapi Al malah lari keluar gerbang, nyebrang tanpa liat kanan-kiri."

"Gue gak tau apa yang terjadi, karena semuanya terlalu cepet. Yang gue tau, Al pergi saat nyokap tergeletak di tanah. Nyokap yang nyelametin Al. Tapi Al malah pergi."

"Dan sampe sekarang, Al gak pernah pulang."

Kezia berguling-guling di atas kasurnya. Ucapan Sherin tadi sore masih terngiang-ngiang di kepala Kezia. Bagaimana ini, apa yang harus Kezia lakukan?

Menepati janjinya? Sedangkan kini, Al menjauh darinya. Al benar-benar menghilang. Kezianjarang melihat Al di meja kantin, di kelas. Bahkan wujudnya tak tampak di sekolah. Seolah Al tak pernah masuk sekolah lagi. Padahal saat Kezia bertanya pada Reza dimana Al, Reza selalu menjawab, "ada".

Al menghilang sejak sore itu, menghilang sesuai janji Al.

"Jangan sedih, teruslah bahagia. Karena kalau gue tahu siapa penyebab lo sedih, manusia itu bakal hilang. Termasuk gue."

"Dan hari ini, gue udah bikin kesalahan, yaitu, membuat lo sedih."

Kalimat itu adalah kalimat terpanjang dan kalimat yang menjadi saksi bisu bahwa Al sudah menghilang dari pandangan Kezia. Lantas, bagaimana cara Kezia menepati janjinya?

"Bodo amatlah, pusing gue."

Kezia menutupi wajahnya dengan bantal. Detik berikutnya Kezia berdiri, menatap penampilannya di kaca. Ya ampun, berantakan sekali dirinya!

Kezia membetulkan letak kuncir rambutnya, kemudian kembali menjatuhkan diri di kasur, membentuk bintang besar. Matanya menatap lurus ke langit-langit kamarnya. Kezia terdiam beberapa saat. Kemudian bangkit duduk. Cewek itu memandang sekeliling. Otaknya masih berfikir keras, apa yang harus Kezia lakukan?

Astaga, kenapa Kezia jadi pusing sendiri?

Kezia berjalan menuruni tangga. Dia melihat Kevin tertidur di sofa, bersama Azka. Sedangkan Rafa, Angga dan Rivan tertidur di karpet. Ya ampun, rumah Kezia sudah seperti tempat kos saja, menampung para manusia ini!

Kezia berjalan keluar rumah. Sudah gelap karena matahari telah berganti dengan bulan. Namun sayang, bulan kndah itu tertutup awan kelabu. Sepertinya akan hujan dan Kezia tak peduli. Kakinya terus melangkah ke luar pagarnya. Bahkan Kezia mengabaikan suara satpam rumahnya. Kezia berhenti di komplek tamannya, Kezia duduk di bangku panjang sana. Dulu Kezia dan Al pernah kesini. Bertukar cerita sebentar sebelum akhirnya Al mengantar Kezia pulang. Tapi itu dulu, dan kini hanyalah kenangan.

Ya ampun, kenapa Kezia jadi memikirkan Al lagi? Padahal tujuannya ke taman kompleks untuk menghilangkan stress. Al itu kenapa suka sekali mengganggu pikiran Kezia.

Tes.

Kezia menatap kelangit, air hujan mulai turun, baru gerimis. Dan Kezia malas pulang. Kezia masih ingin disini. Namun beberapa detik kemudian, hujan deras. Kezia berdecak kesal saat melihat bajunya basah. Sungguh Kezia masih malas untuk beranjak pulang, jadi Kezia diam membiarkan dirinya terguyur air hujan.

Alando (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now