Bab 13

24.1K 1.3K 4
                                    

"Terus, gue anggep apa, Zi? doi?"

"That's right! Gue tau, lo suka dia"

Jdar!

Tubuh Sherin menegang ditempat. Kata-kata santai yang Kezia lontarkan membuat Sherin terdiam tak berkutik. Otaknya terus berputar, memikirkan bagaimana bisa Kezia tau perasaannya setelah selama ini dia menjaga rapat-rapat tentang perasaannya.

Melihat perubahan diwajah Sherin, Kezia menepuk bahunya dua kali, "Santai, gue nggak akan cerita ke siapa-siapa."

Raut wajah Sherin sedikit lebih tenang.

"Kenapa lo lakuin semua itu? Kalo akhirnya lo sendiri yang sakit, Rin?" Tanya Kezia.

Sherin mengangkat bahunya, "Terkadang membantu seseorang itu gak butuh alasan, Zi. Sama kayak cinta, cinta gak butuh alasan."

"Yang jelas, Zi—" Mata Sherin beradu tatap dengan mata Kezia, dan dapat Kezia lihat, tatapan cerahnya kini meredup. "—bagi gue, ngeliat Kevin bahagia itu adalah hal yang buat gue juga bahagia. Jadi gue bakal rela ngelakuin apapun demi dia."

Kezia terdiam, raut wajahnya tak terbaca, matanya terus memandang kearah mata Sherin, mencoba menemukan kebohongan disana. Namun, tak ada sedikitpun kebohongan dimatanya.

Kezia menghela nafasnya, "Termasuk pura-pura bahagia di depan dia?"

"Maksud lo?"

"Lo bakal lakuin apapun, termasuk pura-pura bahagia cuma buat Kevin ikut bahagia?"

"Iya! Gue bakal lakuin apapun. Termasuk pura-pura bahagia, biar Kevin bahagia juga!" Kata Sherin, air mata mulai berkumpul dipelupuk matanya.

Lagi, Kezia menghela nafasnya, cewek itu membaringkan tubuhnya membelakangi Sherin, mata Kezia memejam.

"Ya, mungkin lo tersenyum bahagia, Rin. Tapi yang palsu itu gak seindah yang asli."

Sherin terdiam.

"Lo orang yang mudah ditebak oleh gue yang peka terhadap sekitar." sambung Kezia.

Sherin tersenyum sinis tanpa Kezia sadari. "Sayangnya lo nggak sepeka itu, Zi."

Mata Kezia membuka, cewek itu membalikkan badannya, menatap Sherin yang ikut tidur sambil membelakangi Kezia. Baru saja Kezia ingin membuka mulut, namun suara Sherin sudah lebih dulu menyahut,

"Selamat tidur, Zi."

~Alando~

Tok. Tok. Tok.

Kezia menggeliat, bergumam tak jelas dalam tidurnya, matanya terbuka perlahan, sinar matahari menusuk matanya, gadis itu kembali memejamkan matanya.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan dipintu kembali terdengar, disusul suara lembut suara wanita. Suaranya khas keibu-ibuan.

"Kezia."

Mata Kezia terbuka. Ah, Kezia teringat bahwa dia sedang di kamar Sherin. Dan suara itu pasti suara... Mama Sherin?

Kezia bangkit dari tidurnya, gadis itu merapikan penampilan, kemudian membuka pintu perlahan. Senyum Kezia terbit saat melihat senyum hangat perempuan didepannya juga terbit.

"Baru bangun?" sapa wanita itu, hangat.

Kezia mencium punggung tangan wanita didepannya, kemudian mengangguk.

"Eh, iya tante, hehe."

"Ini, tadi kembaran kamu kesini. Ngasih coklat."

Kezia tersenyum lagi, "Makasih tante."

Alando (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now