Bab 22

22K 1.3K 14
                                    

Pagi-pagi sekali, Kevin sudah tiba disekolahnya. Tujuan utamanya adalah masuk ke kelas dan meminta maaf pada Salma sampai Salma memaafkannya.

Kelas masih sangat sepi, jam masih menunjukkan pukul lima lewat lima masih terlalu pagi untuk para siswa sampai di sekolah. Kevin sengaja datang sepagi ini dan meminta satpam membukakannya gerbang. Hanya untuk membuat kejutan kecil yang sudah dia persiapkan untuk Salma.

Setelah berkutat dikelas selama hampir satu jam. Kevin duduk di bangkunya. Cowok itu meminum air mineral yang biasa di bawanya. Kemudian menatap jam tangannya. Kelasnya sudah mulai ramai padahal jam masih menunjukkan pukul 06.10. Itu terjadi karena Kevin meminta teman-temannya untuk datang lebih awal semalam. Kevin sudah merencanakan kejutan ini se-sempurna mungkin.

Sherin masuk kekelasnya. Cewek itu mengatur nafas sebentar, letih karena berlari dari gerbang kekelasnya. Kebetulan, Sherin dimintai tolong oleh Kevin untuk menjaga gerbang dan melihat apakah Salma sudah tiba. Sherin mengangguk kearah Kevin, masih berusaha mengatur nafasnya.

Rafa mengintip di balik pintu kelas. Kepalanya kembali ia masukkan kedalam kemudian menutup pintu dan meminta Rivan, Angga dan Azka untuk menutup gorden. Sehingga kelas yang tadinya terang kini gelap.

Kevin berdiri di balik pintu, memegang sebuket bunga mawar kesukaan Salma. Cowok itu menatap Sindi yang sedang menyusun coklat dan susu full cream diatas meja. Setelah melihat anggukan Sindi, Kevin kembali menatap kearah pintu. Teman-temannya sudah bersembunyi di tempat masing-masing.

Sementara itu, di koridor kelasnya, Salma menatap heran keadaan depan kelasnya yang terlihat sepi. Tidak seperti biasanya. Salma sampai di depan pintu kelas, pintu tertutup, beserta kaca yang tertutupi gorden. Kerutan di kening Salma semakin jelas.

Salma menarik nafas dalam. Jujur, Salma takut masuk kedalam kelasnya. Salma takut bertemu Kevin dan Sherin. Salma takut bayangan mereka berpelukan kemarin terulang di ingatannya. Salma takut.

Tapi Salma tak bisa berdiam diri terus di pintu kelas. Salma melangkah mendekat, mulai memberanikan diri. Peduli setan dengan dirinya yang akan bertemu Kevin dan Sherin di dalam. Yang penting, Salma masuk kekelas.

Perlahan, Salma membuka pintu kelasnya. Suasana remang-remang memasuki Iindera penglihatannya. Pintu kembali tertutup sepenuhnya saat Salma sudah masuk kekelasnya, Salma terkejut. Hampir saja cewek itu menoleh ke belakang, namun suara familiar seseorang membuatnya terdiam membeku.

"Aku minta maaf, Sal."

Salma menoleh ke sumber suara. Walau penglihatannya remang-remang, Salma tahu Kevin sedang berlutut di hadapannya.

Seketika bayangan Kevin berpelukan dengan Sherin kemarin membuat hati Salma kembali sakit. Tanpa sadar, air matanya terjatuh.

Lampu kelas menyala, ruangan kelas yang tadinya remang-remang kini terang seketika. Salma menoleh ke meja belakang kelasnya saat mendengar suara terompet ditiup. Di dinding belakang sana, terdapat tulisan yang di buat dengan origami kemudian digantung dengan tali. Bertuliskan "Maafin aku, Sal."

Air mata Salma terjatuh semakin deras. Bagaimana bisa Kevin selalu membuat Salma jatuh Cinta padanya?

"Sal."

Salma menatap Kevin, pandangannya mengabur terhalang air mata. Tangan Kevin yang tadi di sembunyikan di balik punggungnya kini dikeluarkannya. Sebuket bunga mawar indah yang di genggam tangan itu.

"Maaf." katanya.

Salma menghapus air matanya.

"Aku gak pernah bisa jadi cowok yang kamu harapkan. Aku cuma bisa nyakitin kamu, lagi dan lagi. Maaf."

Alando (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now