Bab 44

20.4K 1K 59
                                    

WARNING!!
JANGAN BACA, SOALNYA GAJE

ABAIKAN TYPO YANG MERAJALELA KEK GEBETANNYA SI DOI😂

SO, HAPPY READING BEBS 😚


"Hari ini Bang Al ke—"

"Lo berdua cerewet banget sih! Dari tadi gue nungguin ni Sherin mau bilang apa!"

Astaga, mengapa disaat Sherin hampir mengatakan sesuatu, Daffa dengan sangat bodohnya memotong ucapan Sherin?

Anna menoyor kepala Daffa, "Lo bisa gak sih, serius dikit?"

"Jangan terlalu serius, nanti di kecewain."

"Bacot!"

Kezia menghela napas lelah, bisa-bisanya Daffa baper di saat seperti ini.

Sherin mengulurkan tangannya, memberikan secarik kertas yang baru saja di ambilnya dari dalam tas selempangnya. "Surat ini bakal ngejelasin semuanya."

Awalnya Kezia ragu untuk menerima, karena bagaimanapun Kezia sudah berhenti untuk mengetahui tentang Al. Tapi keinginan hatinya lebih besar untuk membaca surat itu. Dan beginilah sekarang, Kezia menerima surat itu dan membuka lipatannya perlahan. Berusaha memantapkan hatinya atas apa yang di pilihnya. Kezia tak peduli lagi jika dengan membaca surat ini, luka itu kembali timbul.

Kertas itu terbuka, terlihat tulisan tangan Al disana. Kezia membacanya dalam diam.

Teruntuk Kezia,

Pertama-tama izinkan gue menggunakan panggilan 'saya-kamu' disurat ini.

Terimakasih sempat hadir dalam tahun terakhir masa SMA saya. Terimakasih telah mengizinkan saya masuk ke hati kamu. Terimakasih karena telah mewarnai hidup saya yang kelabu. Terimakasih telah menghangatkan hati saya yang beku. Terimakasih pernah mendatangkan tawa di hidup saya. Terimakasih telah mengajarkan saya apa arti sebuah keluarga. Terimakasih telah menyadarkan saya sebelum terlambat. Terimakasih karena telah mencintai saya dengan begitu tulus. Dan terimakasih karena telah pergi dengan pamit.

Maaf, karena hanya kata 'terimakasih' yang dapat saya ucapkan. Jujur, saya bukan cowok yang pandai merangkai kata. Saya juga bukan cowok yang pantas untuk kamu cintai. Dan juga maaf, karena saya telah banyak menyakiti.

Surat dari kamu telah saya baca. Isinya tentang sebuah kata perpisahan. Saya senang, karena kamu meninggalkan saya dengan pamit. Dan surat ini saya buat sebagai tanda pamit saya kepada kamu.

Masa SMA saya telah usai. Saya akan lanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Saya akan meninggalkan kamu. Kini kamu bebas, karena saya pergi dengan seharus. Saya berjanji tidak akan pernah kembali lagi dan membuat luka lama kamu terkuak. Karena saya akan benar-benar menghilang dari hadapan kamu.

Kemana? Kamu tak perlu tau saya kemana, yang jelas saya masih di bumi. Cukup saya saja yang tau kamu ada dimana. Kini biarlah waktu membalikkan semuanya. Dulu saya pernah melukai kamu dengan amat sangat. Dan kini biarlah saya melukai diri saya melalui kamu.

Kisah kita mengajarkan saya satu hal, bahwa yang saling mencintai belum tentu bahagia dan yang saling dekat belum tentu bersama.

Kezia, perlu kamu tau satu hal, bahwa sejak saya melihat kamu di kantin sekolah, tepat saat kamu bersekolah selama dua hari di SMA Rajawali. Saya sudah mencintai kamu, begitupun sampai saat ini. Rasa itu gak akan pernah saya lupa, akan selalu saya simpan dalam hati saya. Karena biar bagaimanapun, kamu adalah perempuan pertama yang pernah menghangatkan hati saya.

Jadi intinya, saya cinta kamu sekarang, esok dan selamanya.

Tertanda,
Si cowok beku.

Alando (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now