Bab 18

22.6K 1.3K 29
                                    

Jdar!

Kezia menutup telinga dan matanya secara bersamaan. Jantungnya berdetak kencang karena kaget. Setelahnya Kezia memandang kearah langit yang menjatuhkan air hujan. Langit gelap, dan wajah Kezia basah akibat air hujan yang jatuh ke kepalanya. Kezia mengusap wajahnya, lantas sedikit berlari kearah pintu rumahnya, disebelahnya, Al menemani.

Kezia menghela nafas. Gadis itu sebenarnya suka hujan. Tetapi benci jika hujan dan guntur tiba bersamaan. Contohnya malam ini. Kezia sedang membenci hujan.

Karena awan gelap yang menjatuhkan air hujan ditemani kilatan cahaya dan suara menggelegar itu terlihat menyeramkan. Kezia membeci hujan di sertai guntur karena sebuah alasan. Dan Kezia tak ingin membahasnya kini. Karena hal itu hanya membuka luka lama yang sudah ditutupnya rapat-rapat.

Kezia mengusap-usap bahunya dengan kedua tangan. Kencangnya angin membuat Kezia kedinginan. Kezia berjalan menuju alas kaki bertuliskan 'wellcome', dibawah sana ada kunci rumah Kezia. Kezia membuka kunci pintu, lalu mendorong pintu dan pintu-pun terbuka. Kezia kembali menatap ke arah Al.

"Masuk dulu." Katanya.

Al tak membantah, dia mengikuti kemana Kezia membawanya. Kalau tidak hujan, sudah pasti Al memilih untuk pulang. Namun dengan saat langit menumpahkan airnya begini, ditambah dengan guntur yang kencang. Al memilih untuk singgah dirumah Kezia sebentar. Sampai hujan reda.

Ternyata Kezia membawa Al kekamar tamu. "Dilemari ada baju Kevin. Lo pake aja."

Al mengangguk tanpa banyak protes.

Sambil menunggu Al selesai mengeringkan tubuh. Kezia ikut berganti baju. Karena bajunya basah terkena air hujan.

Sesampainya dikamar, Kezia membuka boomber berwarna biru milik Al dan menaruhnya ditempat baju kotor. Sebenarnya Kezia juga punya boomber, tapi beda warna.

Kezia membuka lemari bajunya, cewek itu mengambil baju panjang dengan motif panda lucu. Keningnya sedikit mengkerut saat melihat boomber berwarna maroon dilemarinya. Sejenak Kezia berfikir.

"Ah iya itu punya Al." gumamnya pelan. Dan kembali menutup pintu.

Kezia turun kebawah, tadi dia sempat melihat ke kamar Kahfi dan Kevin. Sepertinya Kahfi diruang keluarga karena tadi televisi disana menyala. Dan Kevin pasti belum pulang sekarang.

Kezia tersenyum saat melihat abangnya tertidur pulas didepan televisi.

"Kebiasaan deh Bang Kahfi. Nonton TV eh ketiduran."

Seketika, pikiran untuk membuat coklat panas terlintas dikepala Kezia. Cewek itu mengangguk dan tersenyum. Kemudian berjalan kearah dapur.

Kezia berniat untuk membuat tiga coklat panas untuk dirinya, Kahfi dan Al.

Setelah lima menit berkutat didapur. Kezia kembali keruang keluarga. Al belum terlihat disana, sepertinya masih dikamar tamu. Karena motornya juga masih ada didepan. Terguyur air hujan.

Kezia menaruh tiga coklat panas itu diatas meja. Beserta dengan biskuit-biskuit. Kemudian dia duduk disamping Kahfi.

Tangan Kezia bergerak menggerakkan bahu abangnya yang tertutup selimut. "Bang bangun. Kezia buat coklat panas kesukaan abang ni."

Kahfi tetap terdiam.

"Bang," panggilnya lagi. Tangan Kezia tak henti menggerakkan bahu Kahfi.

Kezia mendengus saat abangnya masih terdiam tak berkutik. "Bang, bangun sih! Kebo banget lo!"

Lagi dan lagi Kahfi tetap terdiam, hanya wajahnya yang terlihat begitu tenang.

Seketika, Kezia merasa dejavu.

Alando (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now