Bab 43

20.5K 1K 30
                                    

BAB KALI INI LUMAYAN PANJANG BEB😄

HATI-HATI BOSEN WKWK😂

HAPPY READING GAES❤




"Lah, Abang berangkat hari ini?"

Al tak menoleh pada Sherin, tangannya masih sibuk memasukan bajunya ke dalam koper, jadi sebagai jawaban, Al hanya menganggukkan kepalanya.

"Kan hari ini ada acara kelulusan di sekolah lo, gak ikut?"

"Ikut," Al masih tak menoleh pada adiknya itu, "Tapi bentar," sambungnya, "Kezia gak tau gue mau ke New Zealand kan?" barulah kali ini Al menatap adiknya.

Sherin menggeleng, "Untuk saat ini masih belum."

Sebelah alis Al terangkat, "Untuk saat ini?"

Sherin menaikan bahu acuh, "Berdoa aja semoga gue keceplosan bilang ke Kezia. Dan lo gak jadi berangkat."

Al menghela napas pelan, sepertinya Sherin gencar sekali melihat Al dekat dengan Kezia. Sherin menjulurkan kertas yang sedari tadi di sembunyikannya di lipatan tangan. Kening Al berkerut bingung, tapi cowok itu tetap menerimanya.

"Dari Kezia. Salam perpisahan katanya."

"Lo ngasih tau dia?"

Sherin menggeleng, "Mungkin sekarang Kezia udah sadar. Memperjuangkan lo selama ini tuh, adalah suatu kesalahan. Bagus sih, akhirnya Kezia sadar juga. Kezia baik, dia pantes bahagia."

Al mengangguk setuju, "Iya, Kezia baik, dia pantes bahagia tanpa gue."

Sherin berdecak sebal, padahal bukan seperti itu maksudnya. Sebenarnya Sherin berucap seperti tadi agar Al berlari mengejar Kezia. Bukannya malah berjalan semakin jauh.

"Kalau gue jadi lo, cewek sebaik Kezia gak bakal gue lepasin." Sherin mulai mengompori.

"Gue udah terlalu banyak nyakitin dia. Dan dia pantes bahagia sama cowok yang lebih baik."

"Seharusnya lo buktiin, Bang. Bahwa lo bisa membahagiakan Kezia dengan cara lo sendiri. Bukannya lari kayak pengecut!" Sherin mulai tersulut emosi. Kepalanya pusing, bagaimana bisa Al berpikir seperti pengecut begitu. Yang benar saja!

"Kak Daffa tadi bilang sama gue. Lupain perjanjian itu, gitu katanya. Emangnya perjanjian apa sih?"

Perjanjian? Perjanjian waktu itu maksud Daffa? Lupakan? Yang benar saja. Al sudah sejauh ini berjalan mundur, lalu dia harus kembali berlari kedepan dan menelan semua ludahnya sendiri? Bagaimana bisa Daffa mengubah keputusan seperti itu. Kezia pasti sudah sangat membencinya.

"Bang?"

"Gue harus ke sekolah, Rin." Setelah mengucapkan satu kalimat itu, Al langsung berlari keluar kamar. Sherin hanya geleng-geleng kepala takjub. Sungguh Abang yang aneh!

~Alando~

Kezia menatap pantulan wajahnya di cermin, cewek itu memoleskan lipgloss tipis ke bibirnya supaya tak terlihat pucat. Penampilannya beda hari ini. Biasanya rambut sepinggang miliknya itu di kuncir kuda, kalau tidak di gerai. Kali ini di kepang olehnya. Membuatnya tampil semakin cantik, di tambah polesan make up tipis.

Kezia memakai dress berwarna peach. Di padu dengan flatshoes. Kezia sedikit risih memakai flatshoes, kalau bisa Kezia ingin memakai sneakers kesayangannya. Tapi Dhea melarangnya, karena kini Kezia akan datang ke acara perpisahan kakak kelasnya.

Sebenarnya murid kelas sepuluh dan sebelas tidak di wajibkan masuk. Dan si Dhea cempreng+cerewet itu memaksa Kezia untuk ikut menemaninya ke sekolah. Untuk apa lagi kalau bukan bertemu Reza. Jadi Kezia menurut saja.

Alando (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now