Bab 31(Epilog): Ending Dari Semua Ini.

5.3K 189 32
                                    


YEAY TAMAT!!! makasih buat kalian yang udah setia nunggu cerita gak jelas ini. makasih buat support kalian !!!! maaf kalo bab terakhir ini gak terlalu dapet dan agak seidkit gak jelas. ehe maafin ya. DI TUNGGU DI SERIES SELANJUTNYA!!! BYE BYE!!!

HAPPY READING!!!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Abang udah siap? Temen temen kamu udah didepan tuh."

Fathan menghela napasnya. Setelah seminggu berlalu kini waktunya pergi. Pergi meninggalkan semua kenangan di tanah kelahirannya. Fathan merapihkan barang barangnya ke dalam kopernya. Setelah semuanya rapih Fathan menutup kopernya dan menggereknya keluar kamar.

Sejenak Fathan memandang lekuk ruangannya. Ia akan merindukan kamar berwana abu abu dan hitam ini. Ia kan merindukan kenyaman kamar ini. Pupilnya tak sengaja memandang miniatur singa kecil terletak diatas meja belajarnya.

Fathan tersenyum. Seharusnya ia membawa itu tapi hatinya berkata jangan. Fathan harus membuka lembaran baru. Walaupun membuka lembaran baru tidak harus juga ia melupakan masa lalunya.

Fathan akan mengingat ashila selalu. Mana mungkin ia akan melupakan gadis kecil yang manja itu. Fathan menutup pintu kamarnya dan kembali menggerek kopernya menuju ruang tengah.

Fathan melihat Farel dan Azni sedang duduk berbincang dengan Alisa dan Fathin. Fathan mendekati mereka sambil membawa kopernya. Alisa yang melihat Fathan sudah berada di pinggirnya pun berdiri dan memeluknya erat.

"Baik baik ya disana, jangan macem macem. Jangan lupa sholat jangan ditinggalin. Jangan lupa telfon bunda seminggu sekali."

Fathan membalas pelukan ibunya.

"Fathan bakal jaga diri baik baik kok bun."

"Abang gak bakal peluk Fathin gitu?"

Adik kecilnya kini melipat tangannya di dada dengan wajah yang kesal. Fathan gemas melihatnya apalagi kini Fathin mengembungkan pipinya. Alisa dibuat gemas oleh anak bungsunya ini.

Fathan melepaskan pelukan Alisa dan menggendong Fathin. Beberapa kali Fathan mencium pipi Fathin berharap Adik kesayangannya ini tak lagi marah padanya. Fathin tersenyum dan memeluk erat Fathan.

"Fathin bakal kangen sama abang."

Fathan terkekeh.

"Abang juga bakal kangen sama anak bawel ini."

"Ayo berangkat, Husein bakal macet hari ini." Sela Azni.

Fathan menganggukan kepalanya dan menurunkan adik kecilnya.

"Fathan berangkat dulu Bun."

Fathan mencium kepala tangan Alisa.

"Tante kita berangkat dulu ya." Ucap Farel dan mulai menyalami Alisa. Begitu pula dengan Azni.

"Hati hati ya."

Fathan, Farel dan Azni menganggukan kepalanya. Mereka semua mengucapkan salam lalu melangkah menuju halaman rumah Fathan. Farel membantu Fathan memasukan kopernya ke bagasi mobilnya.

"Arif kemana?"

"Gak bisa datang katanya, mau ngerayain ulang tahun Melody."

Fathan teringat rencana Arif. Fathan berharap rencananya berhasil walaupun pada akhirnya akan membuat Melody tersiksa nantinya.

"Than ayo masuk! Keburu macet."

Dengan segera Fathan masuk ke mbol Farel dan memakai seatbeltnya. Farel menginjak gas menuju bandara Husein Bandung. Fathan tidak bisa berhenti memikirkan Melody sepanjang perjalanan.

Different.Where stories live. Discover now