Bab 28: Biar Mereka Tau Cinta Yang Sebenarnya.

4K 157 15
                                    

update lagi:3 maaf kalo gak nyambung dan pendek ehe. langsung aja. jangan lupa vote, share dan komen kritik saran.

HAPPY READING!!!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah berbulan bulan mereka sibuk dengan latihan dan kegiatan lain kini saatnya gelada resik. Semua anak anak kini mulai panik karna baru pertama kali mereka melakukan pementasan di atas panggung. Windy yang menemani mereka pun mencoba untuk menghilangkan rasa itu.

"Azni sama Melody mana?" tanya Windy.

"Mereka ada tampil teh di awal jadi sekarang mereka ada backstage." Jawab Karin.

Windy mengangguka kepalanya. Fathan sedari tadi hanya memainkan ponselnya. Paniknya bertambah berkali kali lipat karna selain saat ini akan berdansa dengan Melody ia juga harus menyiapkan mentalnya untuk menyanyikan lagu when I was your man.

"Kenapa dah lo Than? Tegang amat."

"Ah, engak. Gue cuman kepikiran soal pergi, gue belum packing."

"Lo seriusan mau pergi?"

"Gue harus Rif, bokap yang minta."

"Plis stay lah."

"Gak bisa Rel, yakali gue bantah bokap. Gue bantah bokap hidup gue kelar."

Arif dan Farel kini memasang wajah sedih. Mereka tidak rela harus kehilangan sahabat mereka. Ya walaupun Fathan itu arogan dan terkadnag egois, tetapi mereka benar benar tidak mau kehilangannya.

Tiba tiba Azni dan Melody muncul dengan nafas terengah engah. Fathan yang tadinya fokus dengan ponselnya kini pandangannya tertuju pada Melody. Dengan pakaian casualnya ia tetap cantik dan menawan.

"Maaf teh kita telat, tadi harus tampil dulu."

Windy menganggukan kepalanya. "Ayo semuanya ngumpul!"

Semuanya pun berkumpul untuk berdoa semoga dilancarkan acara mereka. Setelah selesai kini anak XI IIS 1 melangkah menuju backstage.

'Than, lo harus fokus! Harus prefesional. Hilangin semua rasa lo ke Melody untuk kali ini.'

***

"Fathan kemana?" tanya Azni sembari meneguk air mineralnya yang tadi ia beli.

"Gak tau, tapi katanya hari ini mau packing. Percuma kita ajak, dia juga gak mau."

"Gue telfon dulu biar pasti."

Arifpun mengeluarkan ponselnay dan mencari kontak Fathan kemudian mencoba menghubunginya. Tak selang beberapa lama Fathan mengangkat telfonnya.

"Mau ikut kagak?"

"Kemana? Gue ada gelada resik lagi."

"Ngapain lo? Tampil solo?"

"Mungkin."

"Ikut kagak?"

"Kayanya kagak, gue harus cepet balik buat packing."

"Jangan nyesel lo."

"Iye bawel!"

Arif pun memutuskan telfonnya.

"Gimana?"

"Dia gak mau ikut katanya."

"Yodah yok, pake mobil gue aja."

Different.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang