Bab 27: Disaat Ada Kebahagiaan Disitu Pula Ada Kesedihan.

3.9K 168 19
                                    

Hai! update lagi nih. siapa yang setuju kalau aku buat kayana series? segala ceritanya akan nyambung dari satu ke yang lainnya. kalo setuju komen ya! jangan lupa vote,share dan komen kritik saran:)

HAPPR READING!!!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"One,Two,Three,Four,Five,Six,Seven,Eight."

Lagi lagi kelas XI IIS 1 di sibukan oleh latihan drama. Fathan sedari tadi hanya diam. Fathan beralasan tidak enak badan agar bisa menghindari kontak fisik dengan Melody. Perasaannya masih sama seperti terakhir kali ia melihat Melody berdansa dengan Ariq.

Marah, cemburu, patah hati dan lain sebagainya bercampur menjadi satu. Tiba tiba Fathan terfokus oleh ponsel Melody. Sedari tadi bergetar. Naufal menelfonnya hampir lebih dari 5 kali.

Fathan tidak ada niatan untuk memanggil Melody dan menyuruhnya mengangkat itu. Hingga akhirnya Arif mulai menyadari ponsel Melody sedang bergetar.

"Mel! Telfon angkat dulu."

Melody yang awalnya sedang berlatih pun menghentikan kegiatannya dan mendekati ponselnya kemudian mengakat telfon di tempat.

"Halo."

"Lama banget sih lo angkatnya!"

"Maaf lagi latihan buat parents day. Ada apa?"

"Lo harus ijin latihan sekarang!"

"Kasih tau gue alesannya biar gampang ijinnya."

"Kita ditawarin masuk agensi ternama Mel, buruan ini lagi pada rapat. Semuanya udah ada, tinggal lo."

Melody tersenyum lebar. Perasaaan Melody benar benar bagaikan kembang api. Hingga akhirnya Melody berteriak kegirangan.

"SERIUS LO? BAKAL DEBUT?"

"Makanya cepetan, kak andreas nyari lo."

"OKE OTW!"

"Gue kirim alamatnya lewat line."

"OKE!"

Melody bergegas membereskan barang barangnya dan meminta ijin pada Windy untuk pergi karna urusan penting. Windy pun mengijinkannya dan dengan cepat gadis berambut panjang itu berlari dan memesan ojek online.

'Akhirnya impian gue terwujud.'

***

"Kembaliannya buat bapak aja."

"Makasih neng."

Melody tersenyum dan dengan segera memasuki gedung agensi bergengsi itu. Melody pun sempat kebingungan karna Naufal hanya memberi alamat gedung saja, tidak dengan ruangannya. Sampai wanita sekitar tiga puluh lima tahun menghampiri Melody dan bertanya.

"Melody ya?"

Melody menganggukan kepalanya.

"Ikut saya."

Melody hanya menurut dan mengikuti kemana sang wanita ini pergi. Hingga akhirnya mereka berhenti di satu ruangan yang terlihat, ya... seperti kantor utamanya.

"Permisi pak."

Saat Melody melihat sang CEO ia hanya bisa melongo.

'WHAT THE HELL?! IS THAT THE BOSS OF THIS AGENCY?'

Wajahnya tidak bisa dibilang tua, ayolah dia tampak seperti anak kuliah yang baru lulus tepat waktu. Sudah tua saja setampan ini, bagaimana waktu saat ia muda? Mungkin akan lebih tampan dari ini.

Different.Where stories live. Discover now