Bab 3: Mengingatkan Pada Masa Lalu Dan Pada Seseorang.

7.3K 263 13
                                    

"Kalian udah sarapan kan sebelum lomba?"

"Udah dong."

"Udah lah kak, kalo enggak sarapan entar gak gila di panggungnya."

"Udah kok kak."

"Mel, lo gapapa?"

Melody yang sedang melamun pun tersadar. "Ah, gapapa kok Fal."

"Melody suaramu aman?" Tanya Andreas -Pelatih band Melody-

"Aman kok kak."

Hari ini hari yang sangat menegangkan. Hari ini hari mereka tampil di publik. Oh ayolah mereka sudah tampil dimana mana, tetapi rasa tegang dan nervous itu masih saja muncul.

"Jangan tegang gitu dong, kalian waktu itu udah ngelakuin kaya gini, masa masih tegang?"

"Bukan itu kak masalahnya kalo kita gak juara bakal kecewa 7 hari 7 malem." Ucap Zahra.

Andreas tersenyum. "Kakak gak peduli kalian menang atau kalah, kalian tetep nomer satu di mata kakak."

"Sekarang kita tampilkan band nomer urut 45!" Suara sang MC pun terdengar. Kini giliran mereka untuk maju ke depan.

"Good luck!" Ucap Andreas menyemangati mereka.

Dengan langkah ragu mereka pun menuju panggung.

 'Mel lo harus fokus, buktiin ke ayah kalo lo bisa jadi penerusnya.'

***

Pagi hari ini rencana Fathan hanya berdiam diri dibalik selimutnya yang hangat. Fathan harap tidak ada mengganggunya hari ini.

Ponsel Fathan bergetar menandakan ada panggilan masuk. "Shit, siapa sih yang nelfon pagi pagi gini? Ganggu banget sih." Tanpa minat Fathan pun mengangkat panggilan itu.

"Halo Than."

"Ganggu banget lo Rif."

"Than, lo kagak pergi ke festival musik di balkot?"

"Ngapain dah? gak penting banget."

"Gebetan lo manggung disana."

"Gebetan gue? Gue gak punya gebetan."

"Jangan so pura pura lo, gue tau dari kelas sepuluh lo ngincar Melody tapi gak dapet akhirnya lo lampiasin pake cara ngejailin dia kan."

Seketika mata Fathan terbuka lebar. 'Anjir, sejak kapan Arif tau gue pernah gebet si Melody?'

"Than lo masih disitu kan?"

"Ah, masih kok. Yodah gue kesana, si Farel ikut?"

"Mana dia kagak ikut sih? Azni gebetannya nonton sahabatnya ya pasti ikut lah."

"Iya juga ye, yaudah gue mandi dulu."

Fathan pun menutup telfonnya. Fathan masih tidak menyangka Arif mengetahui bahwa dirinya pernah menyimpan rasa pada Melody. Sebegitukah terlihat bahwa Fathan pernah menyimpan rasa pada Melody?

Dengan cepat Fathan menggelengkan kepalanya. 'Sekarang beda Than, lo udah gak naksir sama si Melody itu. Itu cuman masa lalu.'

"Abang udah bangun?" Tanya Fathin entah sejak kapan sudah ada di depan pintu kamar Fathan seraya memegang boneka tedy bearnya.

Fathan tersenyum melihat adiknya."Hai cantik." Ucap Fathan seraya Berdiri menghampiri adik kecilnya.

Fathin tersenyum."Abang temenin Fathin hari ini ya."

Fathan menggigit bibirnya."Em, maaf abang ada janji sama orang lain."

Fathin langsung mengerucutkan bibirnya, ketika mengetahui Fathan tidak bisa menemaninya hari ini.

Different.Where stories live. Discover now