Bab 7: Jangan Harap Lo Selamat Dari Gue.

5.9K 206 20
                                    

Hari ini hari dimana Melody berdiam diri di dalam kamarnya. Dirinya tidak mau keluar kamarnya, bahkan hanya untuk mengambil makan, dirinya sangat malas.

Kemarin sore tepat dirinya ke rumah fathan dirinya dikejutkan oleh pernyataan Arif. Melody tidak percaya itu akan terjadi. Masa lalu yang kelam kini kembali ke pikirannya.

Diluar sana Azni sudah mencoba membujuk Melody agar keluar dari kamarnya sejak tadi pagi, tetapi hasilnya nihil. Melody tidak keluar kamarnya, menyahutnya saja tidak.

Melody kini bingung entah apa yang harus diperbuatnya kini. Dia, kini akan kembali. Masa lalunya akan kembali.

Melody mengeratkan pelukan pada gulingnya. "Kenapa lo selalu bikin gue kaya gini?"

"Kenapa lo datang disaat gue udah mulai lupa sama lo."

"Kenapa lo buat gue kaya gini lagi?"

Tangis Melody pecah seketika. Melody tidak tau apa yang harus dirinya lakukan saat ini. Lelaki bejat itu membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Sudah satu tahun lamanya dia meninggalkan Melody dengan keadaan tidak peduli pada Melody. Tidak peduli apa yang rasakan Melody. Tidak peduli dengan keadaannya.

"Melody! Lo gapapa? Biarin gue masuk!"

Melody tidak mau membuka pintu kamarnya. Dirinya butuh waktu sendiri.

"Mel plis jangan kaya gini!"

Melody meraih ponselnya dan membuka aplikasi line dan mengetik sebuah pesan.

Melody: Jangan ganggu gue dulu.

Melody: Gue butuh waktu sendiri.

Melody kembali memeluk gulingnya dan mencoba menahan rasa sakit ini.

"Gue tau Mel, tapi seengaknya lo keluar buat makan."

"Lo belum makan dari pagi, sekarang udah malem."

Melody hanya tersenyum miris. "Lo gak tau gimana rasanya ditinggal orang terus terusan Ni."

***

Fathan saat ini sedang berdiam diri dan memikirkan sesuatu. Dirinya mencoba mengingat apa saja yang dilakukannya saat mabuk kemarin.

"Udahlah Than lo mabok juga percuma gak bakal inget."

"Diem lo setan!"

Ya, dari kemarin saat Fathan mabuk Arif dan Farel memutuskan untuk menginap dirumah Fathan. Tidak mungkin juga jika Mereka meninggalkan Fathan disaat Lelaki ini tidak bisa mengontrol emosinya.

Dari celah pintu Fathin mengintip kamar Fathan, tetapi kegiatan itu diketahui oleh Fathan.

Fathan tersenyum."Kamu ngapain disitu sih?"

Fathin yang merasa tertangkap basah oleh Fathan hanya menunduk dan membuka pintu kamar Fathan.

"Ada apa?" Tanya Fathan pada adiknya.

"Fathin mau marah sama abang." Ucapnya seraya menundukan kepalanya dan memeluk erat boneka beruang kesayangannya.

Fathan mengerutkan dahinya."Marah kenapa?"

Fathin semakin mengeratkan pelukannya kepada bonekanya."Abang ingkar lagi."

Fathan baru ingat sekarang. Dirinya berjanji akan makan malam bersama adiknya waktu itu.

Fathan menggaruk lehernya yang tak gatal."Maaf abang lupa, malam ini deh kita makan oke? Bareng Kak Farel sama Kak Arif, mau?"

Fathin langsung merubah ekspresi wajahnya."Serius?!"

Different.Where stories live. Discover now