Bab 23: Ternyata Dilan, Nathan Atau Alvaro Itu Nyata.

4.4K 177 30
                                    

tadi ditagihin wkwkwk. harusnya bab ini buat senin tapi udah ditagih. gak tega wkwkwk. dah langsung aja. maaf banyak typo ehe. queen of typo. jangan lupa vote, share dan komen kritik saran.

HAPPY READING!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

           

Melody menangis sendirian di halaman sekolah. Hampir setengah jam Melody hanya menangis dan menangis. Melody menangisi hidupnya yang menurutnya sangat tidak bahagia. Melody tidak percaya cinta pada masa sma itu bagaikan sebuah novel. Dimana benci bisa menjadi cinta.

Itu semua omong kosong belakang. Seharusnya ia tidak sebodoh itu. Tidak ada seorang Nathan di dalam dunia nyata. Tidak ada Dilan di dunia nyata. Tidak ada Alvaro dalam dunia nyata. Semua itu hanya bullshit belaka.

Melody sangat bodoh telah menganggap kehidupannya akan seperti sebuah novel yang terlihat menarik saat dibaca. Tidak ada Cinderella di dalam istana yang akhirnya menikahi sang pangeran.

Kehidupan Melody hanyalah seorang Cinderella yang tidak akan pernah tinggal di istana dan tidak akan menikahi seorang pangeran tampan. Kehidupan Melody sangat berantakan.

Sudah ribuan tetesan air keluar dari mata cantik seorang Melody. Yang ia butuhkan saat ini hanya sebatang coklat. Ya walaupun itu tidak menyelesaikan masalah, setidaknya ia akan merasa lebih baik.

Dari belakang tiba tiba sebatang coklat muncul. Melody menatap sebatang coklat yang ada di pinggirnya.

"Coklat kesukaan kamu. Jangan nangis, aku gak suka kamu nangis."

"Cantiknya jadi ilang."

Melody mengambil coklat itu dan menatapnya. Dirga pun duduk tepat di sebelah Melody. Dirga menggenggam tangan Melody mencoba menenangkan Melody yang tidak berhenti menangis sedaritadi.

"Makasih." Ucap Melody dengan sisa isakannya.

Dirga tersenyum kemudian menganggukan kepalanya. Rencana Dirga berhasil. Dengan begini rencanya akan berjalan dengan lancar. Renca yang akan membuat Fathan dan Melody menjauh.

"Kenapa nangis?"

"Gapapa, cuman ingin nangis aja."

"Kamu bisa cerita sama aku, aku janji bakal nyimpen rahasia kamu."

Melody mentap Dirga. Entah mengapa rasa bencinya pada Dirga hilang begitu saja disaat saat seperti ini. Melody berpikir, memang hanya Dirga yang bisa mengertinya. Walaupun kejadian satu tahun yang lalu Melody tidak bisa lupa hingga sekarang.

"Gue rasa hidup gue bener bener hancur. Gue kaya orang paling menyedihkan di dunia ini."

Dirga menyimak sengan seksama. Ia harus terlihat gentle dihadapan Melody, aktingnya harus terlihat meyakinkan.

"Jangan merasa lebih rendah. Ada banyak orang lain yang lebih susah dari kamu. Aku ingin ngeliat Melody yang energik lagi, yang selalu manja minta ini itu." Ucap Dirga saraya terkekeh mengingat masa lalunya bersama Melody.

Melody kini mulai tersenyum lagi. "lo mau gue manja lagi sama lo? Lo mau gue bawa naik rollercoaster lagi? Turun turun muntah muntah?"

Melody tertawa terbahak bahak mengingat kejadian itu.

"Ayolah naik sekali." Pinta Melody pada Dirga.

"Enggak ah, takut. Kamu mau buat aku muntah muntah?" Dirga bergidik ngeri saat mendengar teriakan orang orang saat menaiki rollercoaster dihadapannya.

Different.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang