Bab 13: Apa Aku Mulai Jatuh Cinta Padanya?

4.8K 198 4
                                    


Note: maaf kali ini part palig pendek karna  aku gak ada ide lagi. Jadi dari pada gak update update mending aku update sedikit dari pada gak sama sekali. Jangan lupa Vote sebelum membaca!!!! jangan lupa komen saran dan kritik:3 ayo diskusi tentang nulis!  jangan lupa share ke temen temen kalian dan doain wattpad ini cepet selesai dan pas udah selesaiin terus di bukuin wkwkwk. ngayal dulu boleh kali. Mulai sekarang aku bakal taro note di awal jadi jangan lupa baca notenya dulu sebelum baca! dan jangan lupa check cerita sebelah gak kalah rame kok :3 mohon bantuannya!


Happy Reading!

_______________________________________________________________________________


Melody saat ini sedang berjalan jalan ditaman rumahnya. Dirinya bosan. Tidak ada teman yang menemaninya, bahkan Azni pun sekarang sibuk dengan alat lukisnya dan mencoba menyelesaikan pesanan orang lain dirumahnya. Kakaknya? O ayolah kalian tau seberapa sibuk mahasiswa jurusan kedokteran.

Melody sekarang tidak tau apa yang harus dirinya lakukan saat ini. Melody hanya berjalan mengelilingin taman tanpa adanya pekerjaan.

"Azni sibuk, kakak kuliah, waktu gue gak ada kerjaan aja semuanya sibuk." Gumam Melody kesal.

Tiba tiba ponsel Melody bergetar. Dengan cepat Melody membuka notifikasi tersebut.

Ariq: Sibuk?

Melody: Lagi freeee banget, temenin gue dong.

Ariq: Bego mana bisa? Sebentar lagi latihan di tempat biasa.

Ariq: jangan bilang lo lupa?

Melody berpikir sejenak. 'Emangnya sekarang ada latihan?'

Melody: Kan hari ini kata kak Andreas libur

Ariq: Kok gue gak tau?

Melody: Lonya aja yang bego.

Ariq: Yaudah kalo gitu jalan aja kuy

Ariq: Gue bosen di rumah.

Melody: OKE! Jemput gue jam 7 oke?

Ariq: Siap!

Melody pun bergegas ke kamarya dan segera mandi. Akhirnya tidak ada lagi kejenuhan hari ini.

***

Fathan terus milirik ponselnya. Bosan. Tidak ada hal yang harus dilakukannya saat ini. Biasanya Farel atau Arif akan mengajaknya keluar jika saat seperti ini.

"Abang?"

Fathan langsung melirik ke arah Fathin. "Kenapa cantik?" Tanya Fathan.

Fathin terlihat malu malu dan menggoyangkan lengannya. Fathan mengerti bahwa saat ini adiknya ingin sesuatu. Fathan hanya terkekeh melihat kelakuan Fathin yang menggemaskan ini.

"Mau es krim." Ucap Fathin terlihat malu malu mengucapkan keinginannya.

Fathan tersenyum."Mandi gih, habis itu kita beli es krim sekalian jalan jalan, mau?"

Mata Fathin langsung berbinar binar. "FATHIN MANDI DULU BANG!" Ucap Fathin bersemangat. Dan berlari ke arah kamar mandi.

"BI! DEDE MAU MANDI BIAR BISA JALAN SAMA BANG FATHAN! MANDIIN DEDE!"

Teriakan Fathin membuat Fathan terkekeh.. lucu sekali adiknya ini. Sepertinya ia juga perlu mandi dan bersiap siap untuk pergi dengan Fathin. Fathan pun mengambil handuk dan bergegas mandi.

***

"Abang beliin Fathin boneka beluang!" Rengek Fathin kepada Fathan.

"Iya abang beliin." Ucap Fathan seraya mengambil boneka yang dimaksud fathin dan membayarnya.

Sembari menunggu antrian yang agak panjang Fathan melihat sekitar. Dan tatapan Fathan terhenti pada satu orang wanita sedang tertawa lepas dengan seorang laki laki. Fathan menajamkan tatapannya kepada wajah sang wanita tersebut.

'Melody bukan sih itu?' batin Fathan.

Oh benar saja itu Melody. Dan lelaki yang disampingnya adalah Ariq. Hati Fathan terasa panas. Fathan mengepal tangannya dan menahan semua rasa cemburunya ini. Dengan cepat Fathan membayar boneka beruangnya dan segera pergi dari took itu.

"Pulang yuk!" ajak Fathan yang sebenarnya ia muak melihat Melody tertawa dengan orang lain.

Memang benar Fathan tidak ada hak untuk memarahi Melody atau pun memaki makinya. Dia sadar bahwa dirinya bukan lah siapa siapa Melody. Bahkan hanya sekedar teman pun tidak. Dekat? Sangatlah tidak. Ia dan Melody bagaikan kucing dan anjing. Air dan minyak. Tidak akan pernah menyatu.

Tidak akan pernah.

***

"Dy!"

Melody langsung tersadar dari lamunannya dan menegok Azni yang ada di sebelahnya. "Apa?"

Azni menghela napasnya."Kenapa sih lo ngelamun terus dari tadi? Untung sekarang lagi gak ada guru, kalo ada gimana coba?" Azni menegur Melody yang sedari tadi ia lihat hanya melamun saja.

"Kata lo Fathan ada rasa gak sih sama gue?" Ucap Melody to the point.

Azni yang mendengar itu menelan ludahnya dengan susah payah. "Gue gak tau!" Dustanya.

Melody menyipitkan matanya. "Masa? Bukannya lo deket sama dia? Masa sih gak tau?"

Lagi lagi Azni harus berbohong pada Melody. "Sumpah gue gak tau! Lagian dia selalu ketutup sama gue kalo soal cewe."

"Kenapa emang? Lo suka ya?" Tanya Azni seraya memasang muka jail.

Kali ini Melody yang harus menelan ludahnya dengan susah payah. "E-enggak! Siapa yang suka sama dia? Idih najis gue suka sama dia!"

Azni hanya terkekeh melihat kegugupan Melody. "Kalo lo dah siap bilang ke gue, cerita aja." Ucap Azni tersenyum dan mulai fokus pada sketchbooknya.

Melody hanya diam dan ikut memperhatikan tangan Azni yang lihai mencoret coret sketchbooknya dan menghasilkan gambaran yang bentuknya sedikit aneh tetapi sangatlah bagus.

"Gak bosen gambar?" Tanya Melody.

"Gak bosen nyanyi?" Tanya Azni.

Melody langsung mengerucutkan bibirnya. "Kemarin lo kerja buat pesenan orang dan ninggalin gue, sekarang lo fokus gambar lagi."

Azni berhenti sejenak dan menengok ke arah Melody.

"Ya maaf, gue nunggak kerja soalnya kemarin gue gak enak badan jadi kerjaan ketunda dan baru beres kemarin." Jelas Azni.

"Tapi kan bisa sambil videocall atau freecall." Ucap Melody masih dengan mengerucutkan bibirnya.

"Gue takut gak konsen dan malah ikut ngobrol sama lo, lagian kalo freecall lo bakal bawel jadi mending gue fokus."

"Jadi kata lo gue bawel?"

"Iya."

"Ngaca kampret, lo juga kadang bawelin hal yang gue gak ngerti sama sekali."

"Setidaknya gue kan membahas ilmu pengetahuan dari pada lo gibahin orang."

Melody diam. Ia selalu kalah bila berdebat dengan Azni. Akhirnya Melody pun memutuskan untuk tidur.

Different.Where stories live. Discover now