Bab 24: Untuk Terakhir kalinya.

4.4K 178 29
                                    

hayo terakhir apanya? Terakhir bab kah? eaa, enggak lah masih ada beberapa part kok :3 tenang aja. makasih udah support wattpad ini dari awal sampe sekarang. aku bahagia karna gak nyangka different bakal banyak yang baca. maafin kalo ada typo dan beberapa hal yang tidak nyambung dan dengan segera akan aku revisi :3 maaf buat give away aku tunda dulu karna sang ilustrator sedang sibuk :v mohon kesabarannya oke? jangan lupa vote,s share dan komen kritik saran :3. dan maaf juga aku bakal sedikit mulai lamban update karna sedang sibuk dengan menonton film dan mencari cari inspirasi dari sebuah film. lagi demen Harry Potter padahal aku gak suka fantasi :v

HAPPY READING!!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Sesampainya dirumah, Arif beregas mengganti pakaiannya kemudian melangkah menuju halaman belakang rumahnya. Tempat dimana ayahnya selalu berdiam diri.

Dan benar saja, ayahnya sudah pulang dan sedang memainkan gitarnya. Melvin tersenyum saat melihat Arif sedang mendekatinya.

"Udah pulang anak ayah?" sambut Melvin seraya tersenyum lebar.

Arif hanya menganggukan kepalanya dan duduk tepat disebelah Melvin. Melvin melanjutkan memetik gitarnya memaikan satu lagu, yang ia ingat lagu terakhir kali ia nyanyikan untuk anak perempuannya saat itu.

"Ayah kenal sama Melody?"

Rahang Melvin mengeras, tubuhnya kaku seketika. Itu nama anak perempuannya. Melody. Anak perempuannya yang tangguh, pemberani layak dirinya.

Melvin menatap Arif. Arif sedang menundukan kepalanya. Hari ini ia harus tau apakah benar ayahnya adalah ayah kandung Melody yang selama ini Melody cari?

"Kayana Melody Aldari." Perjelas Arif.

Kini Melvin benar benar bergeming. Rasa rindunya kepada anak perempuannya kini membucah. Ia rindu dengan kedua anaknya. Kayana Adelia Kanaya dan Kanaya Melody Aldari. Anak perempuannya yang sudah lama ia tidak lihat.

"Apa Melody anak kandung ayah? Kenapa ayah gak bilang sama Arif?"

Melvin kini menunduk. Ia merasa bersalah tidak memberitahu Arif tentang Melody sedikitpun atau tentang anak anak kandungnya.

"Lody, nama kesayangan dari ayah. Dia anak perempuan ayah. Anaknya energik, tangguh dan pemberani. Seperti ayah. Dia benar-benar mewarisi sifat ayah. Ayah meninggalkannya saat ia masih umur 10 tahun."

Hati Melvin terasa teriris bila ia menceritakan kejadi ini. Tenggorokannya tercekat tidak bisa mengungkapkan lagi kata kata, tapi hari ini ia harus menceritakan semuanya pada Arif.

"Sekarang ayah enggak tahu dia dimana. Ayah mencoba untuk mencari, tapi percuma, ayah gak bisa nemuin dia. Ibu Lody bawa dia pergi entah kemana. Ayah sempet kasih dia gitar-"

"Gitar pink dengan corak daun di gitarnya?" potong Arif.

Melvin menganggukan kepalanya. "Itu ayah yang buat sendiri."

Arif sekarang mengerti mengapa itu sangat sangat berarti buat Melody. Pantas saja Melody berubah saat gitarnya hancur.

"Ayah gak tau dia masih nyimpen gitar yang ayah buat."

"Masih, cuman gitarnya hancur."

Melvin menatap kembali Arif. Keningnya mengerut tanda tidak mengerti.

"Kamu tau dari mana? Dia masih simpen gitar ayah? Hancur? Hancur kenapa?" tanya Melvin beruntun.

"Melody dulu sahabat kecil Arif, Arif ketemu dia di sekolah dan tau itu Melody temen Arif karna dia bawa gitar dan ada coretan AM love dibawahnya. Dulu Arif sering nyanyi bareng dia, dia yang main gitar Arif yang nyanyi sampe akhirnya Melody nulis AM love di bawah. Katanya Arif sama Melody gak bakal pernah ke pisah. Kalaupun kepisah dia bakal bawa gitar itu buat ngeyakinin Arif itu temen kecilnya."

Different.Where stories live. Discover now