"Maaf." Lirih Mika.

Angkasa menolehkan pandangannya pada Mika. "Udah yak jangan mulai lagi."

"Tapi Lo jadi nggak bisa masuk seleksi."

Angkasa tersenyum. "Gue jadi mikir. Kalo Gue ikutan seleksi tim nasional Gue bakalan nggak punya banyak waktu bareng Lo. Jadi Gue bersyukur karena nggak jadi ikutan." Ujar Angkasa.

"Toh Gue ikutanpun belum tentu Gue lolos seleksi."

"Udah ah ayok Gue laper." Ujar Angkasa berjalan terlebih dahulu meninggalkan Mika.

Sontak Mika mengejarnya dan kembali memapah Angkasa.

"Menurut Lo mending makan siomay atau bakso yak?" Tanya Angkasa.

"Bakso enak tuh panas-panas gini."

"Tapi Gue pengennya siomay."

"Yak ngapain nanya, maman."

Angkasa terkekeh.

Setelah keduanya sampai dikantin ternyata gengannya Angkasa juga sudah ada disana. Tanpa fikir panjang keduanya langsung menghampiri.

"Gue kira Lo nggak bakalan ke kantin makannya Gue tinggal." Ujar Boby.

"Makannya jan dikira-kira, kalo punya mulut tanya." Ujar Surya.

"Kok Lo ngegas nyet."

Surya mengedikan kedua bahunya.

"Kalian belum pada mesen?" Tanya Mika.

"Lagi. Tuh si Kevin sama Ridwan lagi pesenin."

Mika mengangguk. "Sa Lo jadi makan siomay?"

"Ngga jadi deh. Pengen jus mangga aja."

"Huanjirrr Lo ngidam Sa. Dek Mika Lo udah bunting?" Celetuk Boby.

"Mulutnya minta disobek yak Kak." Ujar Mika sarkastik.

Boby malah tertawa-tawa.

"Yaudah Gue pesenin dulu." Ujar Mika.

Angkasa mengangguk.

Mika melangkahkan kakinya menuju stand jus.

"Bi Jus mangga 1 yak." Ujar Mika pada sipenjaga stand.

"Siap."

5 menit kemuadian pesanan sudah siap.

"Berapa Bi?"

"8 ribu aja neng."

Mika merogoh saku rok dan kemejanya mencari selembaran uang dan begitu Ia ingat, Ia kan tak memiliki uang. Angkasa belum memberinya.

"Bi Saya lupa bawa uang, Saya   ambil dulu yak."

"Iya neng gak papa. Sok ambil aja dulu jusnya, uangnya mah belakangan."

Mika nyengir. "Makasih Bi."

Mika kembali ke tempat duduk dimana Angkasa berada dan meletakan jus mangga tersebut tepat dihadapan Angkasa.

"Lo pesen apa?"

"Gue belom pesen. Gue lupa kalo Gue nggak punya duit." Mika nyengir tiga jari.

Angkasa berdecak lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan selembar uang berwarna biru.

"Boros banget sih baru juga kemaren dikasih duit."

Mika mengambil uang tersebut dan memasukannya kedalam saku lalu duduk disamping Angkasa.

"Loh Lo nggak jajan?"

Mika menggeleng. "Nggak nafsu ah."

"Tadi siapa coba yang sok-sokan nyuruh makan." Sindir Angkasa.

"Gue mah tadi udah makan dari Raina."

"Jangan minta mulu. Lo bukan gembel." Angkasa menyeruput jus mangganya.

"Ih orang sama temen sendiri mah harus saling berbagi."

"Betul itu dek Mika." Celetuk Boby mengacungkan kedua jempol tangannya.

"Nyaut ae Lu cem kabel." Oceh Kevin dengan mulut penuh dengan makananan.

"Serah Guelah." Sahut Bobg tak mau kalah.

"Kalo mau duel di ring sana jan dikantin." Ujar Ridwan kesal.

"Berisik." Ujar Angkasa.

Semuanya kembali diam. Bukan diam sih, lebih ke menikmati makanan yang tersedia.

"Nanti pulang langsung pulang kan?" Tanya Angkasa.

Mika mengangguk.

"Lo duluan aja. Atau enggak nebeng sama Satya atau Ibay atau engga Firdan."

"Lah emang kenapa?"

"Gue mau pulang bareng yang laen."

"Oke. Tapi nggak janji pulang cepet." Ujar Mika.

"Mau kemana dulu?"

"Tadi suruh pulang bareng Satya, dono kalo enggak Ibay yak pasti jatohnya bakalan maen dululah kalo bergaul sama mereka mah."

"Nggak papa. Jangan pulang malem."

Mika mengacungkan sebelah jempolnya.

"Tapi duitnya kurang."

Angkasa menghela napas. "Yang lain mah punya uang ditabung. Lo boros banget sih."

"Gue juga nabung Sa. Cuma beda tempatnga aja. Kalo yang lain nabung di bank atau disimpen sendiri kalo Gue nabungnya di mall." Mika nyengir.

Angkasa berdecak tapi Ia merogoh saku celananya dan kembali mengeluarkan dompetnya.

"Lagian kenapa Gue nggak dikasih atm aja sih. Biar kalo ada apa-apa nggak minta ke Lo."

"Yak fikir sendiri. Minta sama Gue aja boros banget apalagi nyimpen atm sendiri."

"Nih." Angkasa menyodorkan beberapa lembar uang lima puluh ribuan.

Dengan antusiasme tinggi Mika menggapai uang tersebut.

"Inget. Jangan boros."

"Oke."

Angkasa menyodorkan jus tersebut ke mulut Mika.

"Kenapa nih?"

"Minum."

Dengan menurut Mika meminum jus dengan sedotan yang sama dengan Angkasa. Mika tak harus bersikap lebay seperti cewek-cewek polos diluaran sana. Sebab jangankan bekas minumnya, bibirnya saja sudah sering Mika rasakan hehe...

"Enak." Ujar Mika.

"Yaudah abisin."

"Lo udah nggak mau?"

"Nggak."

"Kere sama romantis beda tipis yak bro." Celetuk Surya.

"Bacot." Sahut Mika dan Angkasa barengan





*kalo Vomentnya banyak bakal cepet di next;)

Kalo dikit, yak aku tunggu sampe banyak. Makannya kalo suka  voment jan jadi sider.

Pengen ngetarget ah.
Like min 10+coment min 5 aku next cepet.

Married With SeniorDonde viven las historias. Descúbrelo ahora