[07] After wedding

928K 50.8K 1.1K
                                    

Hufthhh..... Mika lagi-lagi menghembuskan napas lelahnya. Kini Ia berdiri bosan mendengarkan guru Bknya yang tengah memberikan nasihat pada murid-murid yang terlambat.

"Sutt sutt." Repleks Mika menoleh. Dan Ia mendapati Sela tengah memberi kode dengan memonyong-monyongkan bibirnya sehingga menimbulan suara desisian.

"Gila!! Lo juga telat." Ujar Mika dengan berbisik.

Sela mengacungkan telapak tangannya dan mengajak highfive, Mika yang mengerti langsung menyambarkan sebelah tangannya.

"Sweet nggak sih kita." Ujar Sela senyum-senyum nggak jelas. Mika tahu bahwa Ia merasa lega karena ada teman yang akan bersamanya ketika menjalani hukuman.

"Kenapa Lo telat?" Tanya Mika yang sudah menggeser posisi berdirinya dekat dengan Sela.

"Biasalah alesan klasik. Gue bangun kesiangan." Mika mengangguk. "Lah, Lo?"

Mika nyengir. "Sama kayak Lo."

"Uuuhhhh Kok samaan mulu deh. Jadi Pengen meluk." Sela merentangkan kedua tangannya dan diterima oleh Mika alhasil keduanya berpelukan nggak jelas.

"Di hukum apaan ya kita?" Tanga Sela ketika selesai berpelukan.

Mika mengedikan kedua bahunya. "Paling mentok ngepel wc."

Sela manggut-manggut.

"Eh, Si Fikri nanyain Lo mulu tuh." Ujar Sela.

"Lo bilang apa?"

"Mana Gue tau. Kan Lo nggak bilang apa-apa. Hape Lo mati kayak orangnya bangke." Rutuknya kesal.

"Sel kancing Lo buka tuh." Tunjuk Mika pada kancing baju Sela.

Sela menunduk dan membenarkan letak kancingnya. Kalo Mamanya tau pasti bakalan bilang "suruh siapa pake baju ketat ke sekolah bla bla bla...." dan barulah ceramahnya akan berakhir kalo Sela udah bilang mau ngerjain pr. Padahal aslinya Ia molor dikamarnya. Memang hidup selucu itu.

"Seksi kan Gue hari ini?" Ujar Sela dengan menaikan dagunya.

"Dasar cabe."

"Cabe kok bilang cabe."

Keduanya tertawa.

"Itu yang dibelakang." Karena suara tersebut, sontak semua barisan menoleh ke belakang lebih tepatnya ke arah Sela dan Mika yang tengah ketawa ketiwi nggak jelas. Mampus keduanya jadi kecyduk gini.

"Lagi ngobrolin apa'an kalian?" Tanya Bapak Bk yang tadi. Sebutlah Bapak Kanda.

Mika menggaruk belakang kepalanya. "Anu Pak... Nggak ada kok Pak."

Pak Kanda menghela napas dan kembali melanjutkan lagi ceramahnya.

Baik Mika atau Sela menghela napas lega. "Lo sih."

Sela tak terima. "Kok nyalahin Gue gini."

"Diem deh diem. Dengerin dalang dulu." Ujar Mika dan pandangannya kembali fokus ke depan.

"Mengerti anak-anak?"

"Iya Pak." Ujar Mika paling keras. Seolah-olah Ia lah yang paling mendengarkan.

"Caper mulu idup Lo." Ujar Sela.

"Biarin yang penting nggak baper." Mika menjulurkan lidahnya pada Sela.

Sela berdecak kesal.

"Eh Ban hukumannya apaan?" Tanya Mika pada Bani teman satu angkatannya ketika barisan sudah pada bubar.

Bani menoleh. "Nggak dihukum apa-apa."

Dan dapat Mika dengar Sela menggumamkan kata yes.

"Tapi minta surat keterlambatan ke Ketos." Ujarnya lalu berlalu.

Married With SeniorWhere stories live. Discover now