36. Danger (1)

1.8K 217 6
                                    


Salah satu polisi sibuk menanyakan tentang kejadian malam itu ketika Sehun diserang, satunya lagi sibuk mengetik pernyataan yang Sehun ucapkan. Sehun menjelaskan semua kejadian malam itu secara detail. Setelah sudah setengah jam , para polisi itu akhirnya selesai. Sehun memanggil Chanyeol untuk membawakan sesuatu dokumen tentang penggelapan dana milik Park Bogum , lalu memberikan dokumen itu pada mereka.

"Aku tidak tahu apa ini penting. Sepertinya aku harus memberikan ini pada kalian." ucap Sehun lalu memberikan dokumen itu pada para polisi. Mereka pun mengecek perlembarnya lalu dibaca dengan teliti.

"Ini sangat penting, bagaimana kau mendapatkan ini?"

"Dari Taehyung. Sebelum dia meninggal, Taehyung sengaja meninggalkan dokumen ini."

"Terima kasih Oh Sehun karena sudah memberikan ini pada kami, secepatnya Park Bogum akan mendapatkan hukumannya. Oh ya, orang yang menyerangmu juga akan segera kami temukan. Kim Jongin, pria itu tidak akan pergi kemana-mana sebelum kami temukan, " jelas Sang polisi terdengar begitu serius. Sehun menganggukan kepalanya mengerti dan mulai mempercayai para polisi itu .

"Baiklah, kumohon segera temukan Kim Jongin."

"Pasti, kami akan berusaha lebih keras lagi."

###

Park Bogum menyalakan lagu klasik sambil menikmati wine yang sudah ada ditangannya. Dia menikmati hari liburnya malam itu. Pria itu tidak menyangka kalau yang membunuh Kim Taehyung adalah Jongin—pria yang berusaha menculik Irene dulu. Dia benar-benar buruk sangka pada Tiffany, besok dia ingin meminta maaf pada wanita itu. Bagaimanapun wanita itu mantan calon kakak iparnya.

Matanya mendelik ketika dia baru saja mendengar seseorang berjalan di depan televisi yang letaknya dibelakang pria itu. Bogum berbalik, mencari sumber suara tersebut. Tidak ada siapa pun, dia yakin kalau ada orang di sana. Pria itu pun berjalan ke arah gorden berwarna cream . Gordennya terlihat aneh, seperti ada seseorang yang bersembunyi di sana. Bogum tambah mendekat ke arah gorden itu tetapi langkahnya terhenti ketika dia mendengar suara pintu.

Beberapa polisi datang membawa surat perintah. Salah satu polisi menunjukan surat itu padanya.

"Park Bogum, kau ditangkap karena kasus korupsi—"

Bogum tertawa kosong. "Apa-apaan ini? Aku baru saja pulang dari kantor polisi dan kau akan menangkapku lagi?"

"Penjelasannya bisa dijelaskan di kantor polisi. Kau berhak memanggil pengacaramu." Para polisi itu memborgol tangan Bogum segera lalu menyeret Bogum keluar dari rumahnya dengan paksa.

Bogum tahu siapa yang membuatnya seperti ini. Seketika rahangnya mengeras, dia mengepalkan tangannya yang sudah diborgol itu dengan begitu kuat.

"Oh Sehun, beraninya kau melakukan ini padaku? Berengsek" desis Bogum marah dengan mata yang tajam.

Setelah para polisi membawa Bogum keluar, seorang pria dengan pakaian serba hitam keluar dari persembunyiannya dibalik gorden. Dia tertawa ketika melihat kejadian tadi yang menurutnya itu adalah kejadian yang lucu.

"Baiklah, sampai ketemu di penjara tuan Park Bogum. Tapi ketika kita bertemu, kau akan mati," ucap Kim Jongin, menyeringai.

###

1 minggu Kemudian.

Irene duduk di ruangan kerja milik ayahnya, dia meneguk secangkir teh hangat hingga tenggorokan gadis itu hangat ketika menelannya. Sudah seminggu semenjak dia ke rumah sakit untuk menjenguk Sehun, selama itu juga Irene tidak keluar dari rumah karena Kim Jongin sampai saat ini masih belum ditemukan. Ayahnya sudah menuntut Tiffany karena berhasil mencelakai Irene dan beberapa hari yang lalu Tiffany sudah masuk penjara karena terbukti membuat Irene menjadi buta. Sebenarnya Irene juga tidak tega, Irene begitu kaget karena ayahnya yang tidak disangka-sangka akan mencebloskan anaknya sendiri di penjara.

Bad LiarWhere stories live. Discover now