26. Bukti

1.7K 215 2
                                    


Tiffany dan Bogum fokus melihat layar laptop dihadapannya ketika flashdisk berbentuk pemantik api itu di sambungkan ke laptop. Netra Bogum mencerling untuk memastikan keadaan, apa ada orang  yang mungkin menguping di ruangan kantor milik Bogum.
Kosong, karena hari itu masih pagi. Masih belum ada yang datang di kantornya.

"Perasaanku memang benar, Taehyung tidak sebodoh itu hanya meninggalkan berkas catatan dokter saja," ucap Bogum ketika netranya melihat sebuah video di layar laptop itu.
Tiffany hanya antap dengan wajahnya yang serius.

Ternyata video itu adalah video ketika Bogum mendatangi Tiffany dengan marah. Taehyung tidak langsung pergi ketika selesai bertengkar dengan Bogum, pria itu membuntuti Bogum karena Taehyung tahu kalau Bogum akan mendatangi kantor Tiffany saat itu juga.

Ketika video itu usai. Bogum menghela napas sambil memijat pelipisnya yang  terasa pusing, "Aku tidak percaya, aku terlibat dengan semua ini."

"Tenang saja." Tiffany hanya mencerap dengan santai, Bogum menoleh ke arahnya dengan tatapan tidak percaya. Terlibat dengan urusan pembunuhan? Dan wanita itu menyuruhnya untuk tenang? Wah, rasanya Bogum tidak curiga lagi kalau wanita itu memang gila.

"Bagaimana bisa aku tenang? Awalnya kau bilang akan bertanggung jawab. Tetapi sekarang, kau menipuku."

Tiffany tersenyum tenang. "Tuan Bogum, jangan terlalu dibawa emosi. Kita bisa menyelesaikannya sekarang. Karena yang memegang bukti sudah tidak ada."

"Aku tidak menyangka, setelah kau membunuh Taehyung. Tidak ada rasa bersalah pun sedikit, aku bahkan tidak bisa tidur semalaman!"

Bogum marah, ia mengacakan rambutnya dengan kesal.

"Aku tidak membunuhnya! Aku hanya memberi pelajaran saja dengan suruhanku . Pria itu terlalu lemah karena mati dengan cepat," elak Tiffany tidak mau kalah.

Bogum tertawa kosong mendengarnya. Bogum tahu jelas kronologinya karena dia mengikuti Taehyung malam itu dengan mobilnya . Awalnya dia ingin mengambil dokumen itu dengan perlahan tetapi tiba-tiba ada mobil lain selain Bogum yang ikut mengejar Taehyung juga.

"Semoga tuhan mengampunimu," lirih Bogum dengan pelan dan nyaris tidak terdengar.


=====


Berkali-kali Irene memasang wajah cantiknya itu dengan asam. Bibirnya yang cantik tidak tersenyum ramah pada ayahnya yang sekarang menatap tajam putrinya.

"Malam itu kau ke mana?" tanya pria bermarga Bae itu menginterograsi Irene.

"Kenapa ayah malah menanyakan hal itu? Yang harus ayah tanyakan adalah tentang penyusup yang datang ke rumah kita."

"Tidak ada penyusup. Penjagaan di rumah kita sangat ketat. Penyusupnya itu adalah kau . Menipu penjaga karena ingin mencari udara segar lalu pergi dengan seorang pria."

"Setidaknya aku baik-baik saja bukan sekarang? Ayah harus tahu, Taehyung benar-benar di bunuh! Pembunuhnya datang mengambil bukti yang ada di tanganku."

Bae Dojin cukup muak dengan Irene yang terus-terusan berkata kalau ada penyusup malam itu. Padahal ayahnya tidak melihat siapa-siapa kecuali Tiffany yang datang untuk mengambil barangnya yang tertinggal.

"Siapa pria itu? Bagaimana bisa kau pergi tengah malam dengan mata yang tidak bisa melihat!" Ayahnya menanyakan hal yang lain, dia tidak perduli dengan omong kosong Irene sebelumnya karena menurutnya adalah itu hanyalah kekonyolan gadis buta yang mengalami depresi.

Irene merasa lara ketika ayahnya mengias dirinya yang buta. Dia sangat tidak suka kalau ayahnya bertindak eksesif hanya karena dia buta. Irene tidak ingin di kasihani, dia tidak ingin di anggap lemah oleh siapa pun.

Bad LiarМесто, где живут истории. Откройте их для себя