17. Luka

2K 268 3
                                    

"Aku tahu siapa kau, pria berengsek," ucap Irene dengan dingin. Gadis itu menghapus air matanya, dia mencoba tenang.

Oh Sehun tidak tahu harus berbuat apa sekarang, ia menghela napas dengan berat . wajahnya yang awalnya terkejut itu dia tutup dengan tangannya lalu diusap dengan kasar, dia tidak menoleh ke arah Irene karena tidak tahan melihat ekspresi Irene yang begitu sedih.

"Sudah berapa lama kau mengetahuinya?" tanya pria itu.

"Sejak di pesta itu."

"Kenapa kau berbohong?" ujar Sehun dengan pelan dan masih tanpa menatap Irene melainkan melihat ke bawah.

"Karena kau juga berbohong."

Sehun diam , merasa frustasi, merasa bahwa dirinya begitu bodoh, dan merasa kalau kali ini dia masih menyakiti Irene. Pria itu menyesal, karena bertemu dengannya. Dia melewatkan janjinya untuk menjauhi Irene.

"Aku terkejut ketika kita bertemu di pesta malam itu." Sehun mulai menjelaskan maksudnya. Dia mencoba tenang lalu menoleh ke arah Irene. "Aku terkejut melihat kau yang berbeda dari sebelumnya," sambungnya, mata pria itu mulai perih.

"Ini semua karenamu..."

"Aku tahu."

Malam yang sangat gelap. Suara gemuruh terdengar , langit telah murka seperti perasaan mereka yang sekarang begitu sedih. Sepertinya langit ingin menangis sekarang.

Bagaikan terkena pukulan yang hebat, gadis itu merasa sakit. Dadanya begitu sesak. Seperti tidak bisa bernafas. Matanya sangat perih dan juga panas, karena dia menahannya. Menahannya agar air mata itu tidak keluar kembali.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Sehun dengan mata yang tidak terlepas menatap Irene.

"Aku...," Dia ingin berbicara untuk melanjutkannya. Namun, dia tidak sanggup. Suaranya bergetar , matanya sudah banjir. Gadis itu diam. Mengigit bibir bawahnya dengan keras agar dia tidak menangis. Sambil menepuk dadanya yang begitu kencang.
Dan terus bergumam dalam hati.
Bertahanlah ...
Bertahanlah ...
Kau tidak boleh lemah Irene ...
Dia terus menepuk dadanya agar rasa sakitnya menghilang.

Sehun memegang tangan Irene untuk menghentikan agar dia tidak memukuli dadanya. Sehun tahu perasaan Irene.

"Aku merindukanmu," ucap pria itu.

Irene tidak bisa menahannya lagi, dia menangis kencang dan terisak. Tangannya sangat dingin, dia mengenggam erat tangan Sehun yang hangat. Isakan tangisnya bergema di taman yang sepi.

"Aku takut," lirihnya dengan suara yang bergetar. Air mata yang terus jatuh. Gadis itu gemetar. "Aku takut Sehun," sambungnya masih dengan tangisannya. Menumpahkan semua kesedihannya.

Terus mengulangi kata-katanya kalau dia takut. Takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Aku benar-benar takut. Tolong aku Sehun."

Sehun memeluknya, mengusapkan rambutnya dengan lembut, menepuk bahunya dengan pelan, dan menitikan air mata. Hanya sedikit karena dia tidak bisa menahannya, melihat Irene yang begitu sedih.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bad LiarWhere stories live. Discover now