5. Pengakuan

3.4K 390 8
                                    

"Jadi apa yang akan kau rencanakan selanjutnya? Oh Sehun?"

Kini Oh Sehun tidak tahu harus berbuat apa lagi. Ia terpaksa merencanakan sesuatu yang jahat dengan Tiffany karena yang hanya ia butuhkan adalah uang. Adiknya Oh Sooyeon sekarang terbaring di rumah sakit dengan kondisi yang lemah.

Sooyeon harus menjalani sebuah operasi agar ia sembuh dan itu sangat membutuhkan uang yang banyak. Dari awal ia memang tidak mengenal Bae Irene siapa hingga akhirnya ia bertemu dengan Tiffany yang datang tiba-tiba memberikan tugas. Tugas untuk menyingkirkan Irene. Sehun awalnya tidak menerima tetapi saat itu Sooyeon mendadak kritis dan ia sangat membutuhkan uang.

Pria itu hanya mempunyai seorang ibu yang sekarang bekerja di Salon dan Sehun tidak bisa hanya mengandalkan ibunya. Ia rela melakukan apapun demi adiknya.

"Aku tidak bisa melakukan ini lagi," ucap pria itu sambil menggelengkan kepalanya.

"Pikirkan adikmu sekarang bodoh."

"Aku tidak akan membunuh manusia hanya karena uang."

"Aku tidak menyuruhmu membunuh Irene. Kau hanya perlu mendekatinya saja setelah hari itu datang."

Pria itu bergeming. Sebenarnya ia sangat tidak menyukai ni.

"Jadi bagaimana? Apa rencanamu?" sambung gadis itu.

"Kenapa kau sangat ingin menyingkirkan Irene? Dia perempuan yang baik. Bukankah kau adalah kakaknya?"

"Dia bukan adikku. Dia anak dari ibu tiriku yang sudah meninggal dan sekarang ia ingin mengusai hartaku" Tiffany tertawa miris. "Dia tidak berhak untuk itu," sambungnya.

Oh Sehun memijatkan pelipisnya karena merasa pusing memikirkan itu semua.

"Aku hanya perlu mendekatinya saja bukan?" tanyanya memastikan dan membuat Tiffany menganggukan kepala.

"Baiklah. Kau hanya menunggu hari itu akan tiba."

===


Bae Irene menoleh ke kanan dan kiri mencari-mencari seseorang. Di balkon sekolah ia berdiri memandangi orang-orang yang berjalan melewati dirinya tetapi orang yang ia cari tidak ada di sana. Ia menghela napas dengan raut wajah yang terlihat sedih. Gadis itu pun memutuskan untuk pergi ke tempat yang biasa ia tempati.

Di atap sekolah ia duduk di meja yang sudah rusak sambil meminum susu rasa pisang cokelat kesukaannya. Meja dan kursi yang sudah rusak atau patah memang dibuang di atap sekolah ini. Irene biasanya duduk di sana sambil mendengarkan lagu tanpa earphone dan menyalakannya dengan volume yang besar.

Tiba-tiba pandangan matanya terlihat gelap dan hitam semua karena seseorang menutup mata Irene dengan tangan besarnya. Buru-buru Irene melepaskan tangan itu dan menoleh ke arah pemilik tangan itu. Sialan, Detak jantungnya berdegup lebih cepat kembali.

"Apa yang kau lakukan?" tanya gadis itu. Ia ingin tersenyum tetapi memaksa untuk tidak tersenyum karena menurutnya aneh jika tiba-tiba tersenyum melihatnya.

"Sedang apa kau di sini?"

Oh Sehun duduk di sampingnya dan pertama kalinya ia duduk dengan jarak yang sangat dekat.

"Hanya duduk saja sambil melihat pemandangan," balas gadis itu kembali menyeruput minumannya.

"Kau sering ke sini?"

"Iya. Lalu kenapa kau di sini?"

Pria itu berdeham sesekali menggarukan kepala. "Ingin menemuimu."

Bae Irene merasa panas padahal di sana terasa dingin. Detak jantungnya tidak terkontrol seperti ingin meloncat saja.

"Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Irene.

Bad LiarWhere stories live. Discover now