13. Pertemuan (lagi)

2.8K 314 8
                                    

Orang buta memang tidak bisa melihat tetapi bukan berarti dia bodoh karena tidak bisa melihat. Orang buta bisa mendengar, orang buta tidak tuli. Telinganya sangat peka untuk mendengar karena ia melihat melalui telinga bukan melalui mata. Ketika Irene merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang sekarang.

Awalnya dia ingin ke toilet, karena merasakan nyeri di perutnya namun dia sudah tidak sakit lagi. Jadi, gadis itu memutuskan untuk pergi mencari Bogum.

Langkah kakinya berjalan entah menuju ke mana, kakinya terus melangkah. Siapa tahu Bogum melihatnya lalu memanggil gadis itu karena Irene merasa tempat ini sangat kecil.

Mungkin dia sekarang berada di suatu ruangan, hotel mungkin.

Perkiraan Irene memang benar, Acara pernikahaannya memang berada di hotel tetapi kakinya sepertinya menuju keluar dari tempat ini.

Dengan hanya dibantu oleh tongkat dia bisa berjalan dengan mudah, dan sekarang gadis itu merasa ada yang mengikutinya dari belakang.

Irene kembali teringat akan sesuatu, dia pernah merasakan seperti ini. Diikuti dalam kegelapan, gadis itu mulai takut sekarang. Semakin dia berjalan, semakin sepi terdengar di telinganya.

Tempat yang ia injak sepi, tidak terdengar suara-suara berisik apapun itu. Hanya terdengar suara jejak kaki dia dan kaki orang yang sekarang mengikutinya dari belakang. Irene mulai takut, dia pun mulai menyesal karena pergi sendirian tanpa ditemani siapa pun.
Irene menyesal, gadis itu pun berjalan lebih cepat. Dia tidak peduli dengan tongkatnya sekarang, yang penting dia sudah menjauh dari orang itu.

Namun, itu membuat dirinya ceroboh. Irene hampir terjatuh karena kesandung oleh batu yang besar sebelum orang itu menangkapnya dan memeluknya dengan erat. Napas Irene tercekat, pupil matanya membulat lebar karena terkejut.

Seseorang memeluknya dengan erat hingga dia susah untuk bernapas. Siapa pun yang memeluknya , gadis itu tahu bahwa yang memeluknya adalah seorang laki-laki. Karena Irene merasakan bahwa dadanya bidang mendatar. Dengan cepat Irene meronta melepaskan pelukannya.

Pria itu pun melepaskan pelukannya.

"Kau siapa?" dengan napas yang memburu Irene bertanya.

Pria itu tidak menjawab.

"Apa kau Bogum?" tanya Irene sekali lagi walaupun ia tidak yakin kalau itu Bogum karena aroma tubuhnya berbeda.

Berharap kalau yang dihadapannya memang Bogum tetapi sepertinya tidak. Pria itu tidak menjawab juga dan tetap diam. Irene mulai takut sekarang, gadis itu pun kembali berjalan dan mengabaikannya.
Namun, ia mendengar ketukan kaki yang berjalan lagi. Dengan secepat kilat Irene mengayunkan tongkatnya ke arah pria tersebut. Irene bisa menebak kalau pria itu terkena pukulan tongkat itu karena dia meringis kesakitan.

"Kau siapa? Kenapa kau mengikutiku?!" dengan nada yang cukup tinggi Irene berbicara agar semua orang mendengar kalau ada seorang gadis buta yang sedang diganggu oleh seorang pria.

"Kau-" ucap pria itu.

Untuk sekian kalinya, Irene terus mencerna suara pria itu. Irene mengenal suara itu.

"Apa kau butuh bantuan?" sambung orang itu.

Irene tahu suara itu, Irene sangat mengenal suara itu. Suara yang tidak berubah dari dulu.

"Tidak." Gadis itu mencoba lebih tenang. Dia pun kembali berjalan dan mengabaikan orang itu.

Dadanya mulai sesak sekarang, Irene berpikir bagaimana bisa dia datang juga ke tempat ini.

"Hei, kau akan jatuh ke kolam renang jika terus berjalan lurus," ucap orang itu.

Irene pun menghentikan langkah kakinya. Ternyata kakinya membawa dirinya di taman hotel ini.
Pria itu pun menghampiri Irene lagi dan berdiri dihadapannya.

Bad LiarWhere stories live. Discover now