Sweety Venus - Chapter 58

7K 855 154
                                    

Sedangkan Diana mati-matian menarik rambutnya dari genggaman Nate. Ia sudah mencoba berpegangan pada ranting-ranting pohon hingga telapak tangannya berdarah. Sampai memeluk pohon dengan tangannya yang bebas. Tapi jika dibandingkan dengan kekuatan Nate, dirinya kelihatan lemah.

'Oh tidak...'

Diana mulai melihat mobil Nate membuat ia menggelengkan kepalanya. Ia menarik tangan Nate -yang masih menjambak rambutnya- lalu menggigit lengan pria itu hingga menimbulkan bekam. Bayangkan betapa sakitnya yang Nate dapat. Di tengah teriakan Nate, Diana mengambil kesempatan dengan mengeluarkan jurus temurun dari Hera. Ia mencoba berdiri lalu menendang alat vital Jeremy dengan kuat. Kembali Nate menyumpah seraya berlutut memegang miliknya. Tidak hanya itu, tanpa sadar Diana sudah memegang ranting kecil dan menusuknya ke mata kiri Nate. Sontak saja pria itu berteriak kesakitan.

Tanpa menunggu lagi Diana kembali berlari dan terus berlari dan baru sadar setengah jalan bahwa ini bukan menuju ke jalan raya... Tapi kembali ke rumah tua tempat penyekapannya. Diana menitikkan air mata tanpa merengek. Ia gamang sekarang. Di depannya samar-samar ia mendengar teriakan Lily dan di belakangnya teriakan Jeremy.

"Oh Tuhan... Apa yang harus kulakukan?"

***

"Diana!!!"

"Lily, kau terlalu berisik."

Lily menolehkan kepalanya, menatap Lucy tidak suka. "Aku hampir saja berfikir jika kau hendak membawa Diana kabur saat menelpon."

Sebelum Diana kabur, Lucy tengah menelpon Ethan dengan mengatakan ingin memesan pizza dan mengirimnya di hutan belantara ini, memberi kode kepada pria itu. Entah apakah Ethan paham atau tidak. "Aku sedang memesan pizza."

Lily hanya mendengus. "Jujur padaku, apa kau ada hubungannya dengan kaburnya Diana?"

Lucy tersentak mendengar suara dingin Lily. "Lily..."

"Keluarlah, Diana. Aku tahu kau ada di sini... Jangan sampai aku menarikmu keluar!"

Diana yang berada di dalam lubang yang jaraknya hanya beberapa kaki dari tempat berdirinya Lily dan Lucy hanya bisa memejamkan mata dan menutup mulutnya.

Ia berharap keberuntungan berpihak padanya mengingat kondisi gelapnya malam tidak memungkinkan dirinya dilihat.

"Diana tidak ada di sini. Lebih baik kita kembali berjalan. Nate pasti telah membawanya kembali."

Diana merasakan keheningan tapi ia tidak langsung berdiri. Ia masih setia di tempatnya. Mungkin akan seperti itu sampai pagi. Sungguh ia ketakutan jika harus melawan 2 orang yang membencinya. Hal pertama yang akan Diana lakukan adalah tidur dengan berjongkok di sana dan membiarkan mentari pagi menyambutnya. Diana sibuk dengan pemikiran hingga tidak sadar bahwa seseorang mendekatinya.

"Halo, Diana."

Diana menahan nafas dengan wajah pucat lalu dengan perlahan melirik ke atas.

Lily menatapnya dengan kepala miring. "Mau sampai kapan kau di situ?"

Baru saja Diana ingin kembali kabur, Lily dengan sigapnya sudah menahannya.

"Lepaskan!"

"Kau berteriak padaku?!"

"Lily, lepaskan dia."

Lily langsung terdiam tapi masih menahan Diana. Ia mendenguskan tawa miris. "Seharusnya dari awal aku sadar jika kau memang berada di pihaknya."

Lucy mendekat, membiarkan mereka saling berhadapan. "Mau berapa kali harus kubilang, bahwa Diana tidak bersalah di sini? Kau hanya salah paham, Lily."

Lily menggeleng. "Maria yang salah di sini."

SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now