Sweety Venus - Chapter 52

6.8K 770 70
                                    

Di sepanjang perjalanan pulang tidak henti-hentinya Diana menoleh ke belakang. Ia merasa jika dirinya sedang di ikuti. Padahal ini sudah hari ke tiga ia minggat dari rumah Ethan tapi kenapa masih saja ia diikuti reporter. Astaga... Dulu juga begitu. Ia pernah diikuti di Indonesia. Bahkan di Eropa juga.

Sampai di kediaman Maria, dengan cepat Diana masuk lalu mengambil tempat duduk di pinggir kaca. Melepaskan topi, kacamata, dan syal yang melekat di tubuhnya sebelum bernafas.

"Bagaimana?" Tanya Maria yang sudah duduk di hadapannya dengan satu cangkir teh dan satu cangkir coklat panas.

"Sampai di tujuan, kapten!" jawab Diana antusias membuat Maria terkekeh. "Mereka menyukai bungamu."

Maria mengangguk. Ia menatap keluar jendela dimana pelanggan tengah memilih bunga sebelum menatap Diana. "Apa kalian bertengkar hebat?"

Diana menatap cangkirnya. Sudah 3 hari ia menutupi masalah ini dari Maria. Dan selama tiga hari juga toko bunga Maria sangat ramai. Dari media masa hingga masyarakat yang ingin tahu Diana. Mungkin ini waktu yang tepat untuk ia berbagi.

"Dia meninggalkanku."

"Dia mengatakannya?"

Diana menggeleng. "Dari awal dia tidak mencintaiku, Ma."

"Dan kau meninggalkannya, begitu?"

"Dia yang meninggalkanku, oke?"

Maria menyeruput tehnya sebelum menatap Diana dengan senyum hangatnya. "Tahu dari mana dia tidak mencintaimu?"

"Dia tidak pernah mengatakannya."

"Papa-mu juga tidak pernah mengatakan kata cinta padaku."

Dengan cepat Diana menatap Maria.

"Tapi dia mengatakannya dengan perbuatan. Dia selalu menunjukkan rasa cintanya dengan melakukan sesuatu yang selalu membuat Ibumu ini terbang."

Diana mengulang kembali masa-masa dirinya bersama Ethan. Ya, Ethan juga begitu... Pria itu selalu bisa membuat hati Diana berbunga dengan sikapnya.

"Tapi kenapa Papa meninggalkan kita?" bisik Diana.

Maria menggenggam tangan anaknya membuat Diana menatap jemari Ibunya.

"Itu hal wajar, darling. Mengingat jika aku yang masuk di tengah keluarganya."

Diana tahu itu. Dengan cepat dirinya mengedipkan mata berkali-kali berharap air matanya tidak tumpah. Ia sudah tahu hal itu semenjak sekolah. Diana masih ingat pertengkaran hebat orang tuanya dan ia mendengar dengan jelas bagaimana Ibunya mengatakan hal itu. Padahal Diana ada di ruangan yang sama dengan mereka.

"Apa kau malu kepada Ibumu, Nak?"

Diana menggeleng. "Aku malu pada diriku yang tidak bisa melakukan apapun saat itu. Seharusnya kalian bisa bersama..."

Maria tersenyum. "Kau tahu, kau itu benar-benar keturunanku. Selalu berfikir positif untuk hal apapun."

Maria kembali menyeruput minumannya. "Padahal Papamu ingin mengajakku kembali tapi aku menolaknya. Mengingat jika hubungan kami tidak pernah sama sekali terdaftar. Dan juga melihat jika ia sudah memiliki keluarga yang bahagia."

Kebenaran yang lain... Siapa bilang Diana memiliki ayah yang sah? Dirinya lahir tanpa ada ikatan antara ibu dan ayahnya.

"Apa dia sering menelpon akhir-akhir ini?"

Maria mengangguk. "Tadi malam saja ia harus berbisik menelponku. Takut ketahuan Irina."

Diana tersenyum. Irina merupakan istri dari Papanya, Mike Michaels.

SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now