Sweety Venus - Chapter 8

11.4K 1.2K 153
                                    

Belum sempat Ethan menjawab, Diana kembali membuka suara. "Apakah tahun 60an? 80an? Zaman jahiliah? Atau zaman purba? Bagaimana bisa seorang wanita baik-baik sepertiku tidak dibolehkan buang air? Memangnya apa salahku? Padahal aku sudah mengikuti ajaran agamaku hiks... Hiks..." celoteh Diana tidak penting yang didiamkan Ethan. Setelah itu Diana mulai tenang.

Ethan sangat bingung dengan wanita dihadapannya ini, emosinya selalu berganti-ganti dengan cepat. Di dalam bar tadi ia dengan mudahnya berjoget dengan dua orang pria, detik berikutnya ia marah-marah seperti orang kerasukan, lalu detik berikutnya ia jadi seperti anak kecil yang menangis karena tidak dibelikan lolipop. Mungkin karena efek mabuk? Entahlah.

"Ayo aku antar kau pulang." Ethan membantu Diana berdiri. "Di mana mobilmu?"

"Di sana." Diana menunjuk bar dengan mata tertutup membuat Ethan terkekeh.

"Begini saja, berikan aku kunci mobilmu."

Bukannya menjawab, Diana malah memutar tubuhnya hampir menabrak mobil yang tadi ia pukul kalau saja tidak di tahan Ethan. "Kau hampir menyakiti tubuhmu."

Diana mengerjap beberapa kali menghilangkan rasa nyeri di kepalanya. "Oh."

Ia menoleh ke kanan ke kiri sebelum menatap Ethan dengan wajah polosnya. "Di mana mobilku? Aku yakin aku mengendarai mobil sendiri."

Ethan mendenguskan kekehan seraya menggelengkan kepalanya. Wanita ini...

Ethan menghela nafas lalu mengobrak-abrik isi tas Diana.

"Hei apa yang kau lakukan? Pencuri!! Tolong ada pencuri!!! Tolong aku! Ada pria gila yang ingin mencuri selangkanganku...!" teriak Diana histeris.

Ethan sempat terpana sejenak mendengar kata pencuri selangkangan, sebelum berdeham mengalihkan pikirannya dengan mencari mobil Diana. Setelah mendapati mobil Diana, Ethan langsung menyeret tubuh Diana menyuruh wanita itu masuk. Setelah itu ia ikut masuk dan duduk di belakang stir kemudi.

"A-Apa yang kau lakukan? Kau ingin menculikku?! Apa kau ingin memperkosaku?!"

"Aku akan menyetubuhimu di atas kap mobil jika kau tidak berhenti berteriak seperti orang gila, Diana!" teriak Ethan tak kalah kencang. Peduli setan jika ada yang melihat seorang aktor tengah bergulat panas di tempat umum.

Melawan Diana yang mabuk sangat menguras emosi lahir batinnya.

Diana membulatkan mata dan mulutnya lalu bertepuk tangan kegirangan. Ia tertawa. "Itu yang kutunggu! Haha... Kau tidak akan menang— tunggu aku bicara pada siapa? Ya Tuhan... LUCIFER!!! Ada Lucifer di depanku. TOLONGGG!"

"Diam, Diana. Atau aku benar-benar menyetubuhimu sekarang juga!" geram Ethan.

Bukannya teriakan dan pukulan yang di dapatinya, Diana malah mengatakan hal yang membuat Ethan berdesir hingga ke ujung jari kakinya.

"Kalau begitu, setubuhi aku sesuka hatimu," bisik Diana dengan mantap. "Sekarang," lanjutnya seraya mencondongkan tubuhnya ke arah Ethan.

Siapapun akan tergoda jika ada wanita yang memulai bukan? Termasuk Ethan.

Ethan memajukan tubuhnya hendak mencium Diana namun wanita itu malah memundurkan tubuhnya sambil berceloteh.

"Bagaimana cara menggoda? Seharusnya aku belajar dari Helena. Seperti inikah?" Diana menyandar tubuhnya di kaca samping mobil dengan kaku.

"Lalu begini?" lanjutnya seraya mengangkat kedua tangannya di atas kepalanya.

Dengan itu hilang sudah nafsu Ethan. Pria itu hanya memandang Diana dengan jengkel. Wanita itu sudah membuat suasana yang panas menurut Ethan malah dikacaukan dengan sikapnya yang kembali membuat Ethan jengkel.

"Oh lihat apa yang punya. Kau membeli kue." Ethan mencolek jarinya pada cake d dashboard lalu merasakannya. Pas, tidak terlalu manis.

Diana mendengus. "Rencanya aku akan memberikan kepada bajingan Jeremy, Thomas. Tapi jika kau ingin ambilah."

Ethan mengangkat sebelah alisnya. "Thomas?"

Diana memiringkan kepalanya dengan polos. "Bagaimana kau mengenal Thomas?"

Ethan bungkam. Ia menghela nafas dalam sebelum mulai menjalan mobil Diana. "Baiklah. Di mana rumahmu?"

Bukannya menjawab, Diana malah memasang wajah takut di campur marah. "Ini mobilku... Siapa kau? Oh my God, do you want to steal my fucking car?!"

Ethan hanya menghela nafas, mencoba mendiamkan Diana yang masih sibuk berceloteh.

"Help me! Someone steal my car!!!" Diana menjambak rambut Ethan hampir membuat Ethan menabrak tiang listrik.

"Oh stop it, Diana! Kita bisa mati konyol jika kau berperilaku seperti itu!"

"Oh Tuhan, tolonggggg!!! Ada pria tampan yang menculikku! Tolongggg!!!" teriak Diana kembali seraya memukul wajah Ethan tanpa mempedulikan omongan pria itu.

Sepanjang perjalanan Diana tidak henti-hentinya menjambak seraya berteriak histeris meminta tolong. Sedangkan Ethan berusaha menjalankan mobil yang ia kendarai agar tidak oleng walaupun harus menahan sakit akibat jambakan dan pukulan bertubi-tubi dari Diana yang hampir saja menabrak pengendara lain.

Mobil mereka berhenti saat lampu merah. Diana membiarkan kepalanya bersandar di pintu mobil dengan kaca terbuka sepenuhnya, dan merana. Bergumam sendiri dengan sejuta ekspresinya.

"Aku sama sekali tidak tahu jika kau akan memilih batang daripada labiaku. Bukankah kau memilikinya juga? Jadi untuk apa menginginkan batang lagi?!"

"Diana, berapa kali kubilang tutup jendelanya."

Perkataan Ethan hanya dianggap Diana angin lalu. Detik kemudian sebuah mobil ikut berhenti di sebelah Diana. Diana memposisikan kepalanya keluar jendela membuat Ethan kembali memperingatinya.

"Hai," panggil Diana pada pengendara mobil tersebut. Seorang pria yang sudah lanjut usia.

Setelah mendapat perhatian penuh kakek itu Diana kembali berkata dengan wajah serius, "Kau tahu, aku mempunyai sesuatu. Sesuatu yang tidak dimiliki siapapun. Hanya aku yang mempunyai itu."

Kakek it menatap Diana penasaran.

"Aku akan mengatakannya padamu tapi kumohon jangan memberitahukan siapapun. Kau berjanji?"

Kakek itu mengangguk tidak yakin. Diana menjulurkan badannya keluar dari jendela, semakin mendekati dirinya ke mobil kakek itu lalu berbisik dengan suara nyaring. "Aku memiliki vagina."

Krikk... Krikk...

Baik Kakek itu maupun Ethan hanya mematung. Tidak ada yang merasa itu lucu, hanya Diana.

Terdengar suara kikikan Diana. "Kau tidak punya, bukan? Hanya aku yang punya."

"Duduk, Diana." Ethan menarik Diana kembali ke kursinya.

Diana menolehkan kepalanya. "Siapa kau? Oh aku baru ingat... Kau si pencuri selangkangan!" Diana kembali menatap Kakek itu lalu berteriak, "Perkenalkan bung, ini temanku, si pencuri selangkangan!" Dan diakhir kalimat Diana tertawa terbahak-bahak.

"Wait, wait... Don't goHey, my daddy sugar!" teriak Diana saat kakek itu melajukan mobilnya. Ia lalu menatap Ethan sebal. "Kau lihat? Ini semua karena salahmu yang menyukai batang!"

Ethan hanya bisa menggelengkan kepalanya menatap ke depan dan mulai menyetir kembali.

SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now