Sweety Venus - Chapter 18

7.6K 789 66
                                    

Diana mematung sebentar setelah menyadari kebodohannya, lalu memerutuki dirinya sendiri. "Ja-Jadi kau tidak perlu menemuiku. Kita sudah berpisah, Jeremy."

Mendengar itu Jeremy kalap. Diana yang melihatnya langsung pucat. Diana langsung mengingat wajah Matthew saat memasuki apartemennya, dulu. Dan itu menimbulkan trauma yang sangat mendalam bagi Diana. Dan sekarang ia sangat takut, lebih takut dari saat Matthew memukul tengkuknya yang membuat ia pingsan. Terbukti dari tubuhnya yang bergegar. Ethan dapat merasakan perbedaan aura Diana. Dengan terlatih, ia langsung mengikuti peran yang di rancang Diana.

"Kau dengar, bung? Dia saja bisa melanjutkan hidupnya bersamaku. Lebih baik kau juga sama melanjutkan hidupmu di jalanmu. Dan aku harap kau jangan pernah menemuinya lagi atau..." Ethan menatap dingin Jeremy.

"Aku bisa mematahkan kakimu supaya kau tidak dapat berjalan. Bahkan dapat kupastikan kau tidak dapat merangkak," ujar Ethan dengan senyum khasnya saat berjumpa fans atau menghadiri talkshow.

Ethan memeluk Diana yang hampir jatuh karena kakinya sudah seperti jelly, tidak mampu berdiri. Kemudian membawa Diana memasuki mobilnya tanpa menunggu Jeremy kembali bicara. Bahkan Ethan tidak berpamitan dengan Maria yang masih sibuk di belakang toko.

Ethan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia melirik Diana sekilas yang tengah menatap kaca samping dengan tatapan kosong. Ethan tahu Diana pasti sedang menangis. Tanpa sadar Ethan mengambil tangan Diana, memindahkan ke pangkuannya. Diana yang merasakan sesuatu hangat di tangannya, dengan cepat mengelap pipinya yang basah dengan tangan satunya lalu menatap Ethan. Ethan membalas tatapan Diana dengan senyum menenangkan membuat Diana terhanyut dalam senyuman itu.

'Mungkin karena senyuman itu yang membuat para wanita tua seperti Maria mengidolakan Ethan...' batin Diana.

Lebih pada genggaman yang Ethan berikan, pria itu menggenggam tangan Diana dengan erat seakan menyalurkan energi untuk Diana. Seketika Diana tersenyum, kembali menatap keluar jendela dan Ethan kembali menatap jalan di depannya. Mereka hanya diam sepanjang perjalanan, tersenyum dengan pemikiran masing-masing tanpa melepaskan tautan jari mereka.

***

Ethan mengantar Diana dengan selamat di depan gedung apartemen. Tanpa alas kaki, ia menuju ke lift, mengacuhkan orang-orang yang menatap kakinya. Masa bodoh, pikir Diana. Menekan tombol 3 setelah itu bersandar di dinding lift. Memejamkan mata supaya air matanya tidak tumpah. Ia tidak boleh menangis lagi. Sudah cukup air matanya jatuh untuk pria brengsek seperti Jeremy. Dia harus membuka lembaran baru. Tanpa Jeremy. Pintu lift berdenting kembali membawa Diana ke realita.

Diana keluar dari lift dan mendapati Nate yang baru saja ingin keluar dari kamar apartemen.

"Hai, Diana." Sapa Nate setelah mengunci pintu apartemennya.

"Hai." Diana tersenyum lemah seraya berjalan menuju pintu apartemennya yang bersebelahan dengan Nate.

Nate menatap Diana. Biasanya wanita itu akan memasang wajah ceria dan memeluknya. Tapi dalam beberapa hari setelah kejadian Jeremy yang membuat heboh lantai 3 Diana tidak menampakkan batang hidungnya. "Beberapa hari lalu sangat kacau."

Diana mengangguk. "Ya."

"Kau ingin berbagi? Aku bisa menjadi pendengar yang baik. Bagaimana dengan pizza dan soda malam ini? Sungguh aku mengkhawatirkanmu, Diana. Aku tidak habis pikir jika Jeremy akan bermain api dibelakangmu. Apa dia tidak bisa melihat sosok malaikat ini. Bisa-bisanya dia selingkuh dengan wanita jelek."

Diana menatap Nate lalu tersenyum. "Aku hanya perlu tidur, Nate. Tapi terima kasih telah mengkhawatirkanku."

Nate tersenyum. Ia mengusap kepala Diana. "Istirahatlah. Aku harus kerja sekarang."

SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now