Sweety Venus - Chapter 42

7.4K 890 106
                                    

Diana menatap Ethan yang memejamkan matanya, masih memeluk Diana. Setelah memberikan Ethan sarapan seks, pria itu tidak pernah melepaskan Diana untuk turun dari ranjang. Bahkan Diana harus dikawal Ethan saat dia ingin buang air kecil.

"Ethan?" panggil Diana seraya memelintirkan jarinya di rambut Ethan. Dan Ethan menjawab dengan gumaman.

Diana menggigit bibirnya tidak ingin menyuarakan hatinya tapi otaknya ingin sekali menyuarakan hal itu. Dan akhirnya ia berkata walaupun dengan suara pelan dan canggung. "Aku rasa kita sudah lama tidak melihat berita. Kau tahu, mungkin beberapa acara gosip sudah berhenti membicarakan kita."

Memang benar. Semenjak terakhir kali Rachel menyalakan TV saat mereka bertiga berkumpul di ruang keluarga, hampir semua saluran TV membahas perbincangan hangat tentang hubungan Ethan dan Diana. Dan Ethan terlihat seakan tidak ambil pusing akan hal itu. Dan bukan hanya menonton, Rachel juga melarang Ethan dan Diana menggunakan media sosial untuk sementara waktu. Dan Diana rasa sudah lama ia tidak menggunakan media sosial miliknya.

Ethan membuka matanya seketika. "Jangan. Mereka pasti masih membahas kita. Dan pemberitaan mereka itu tidak penting. Bukankah tadi malam kita sudah menonton televisi."

Diana memutar kedua bola matanya. "Kita menonton film, bukan berita."

Ethan hanya memeluk Diana lebih erat hingga wajahnya terkubur di sela-sela leher Diana.

"Ethan, aku takut mereka akan mengataiku pemeras harta. Atau lebih parahnya lagi mereka memanggilku jalang. Kau tahu bukan, saat ini aku seorang pengangguran. Mereka pasti berfikir buruk tentangku."

Ethan menghela nafas dalam sebelum memiringkan tubuhnya menatap Diana. Dan Diana pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua saling berhadapan.

"Dengar, menurutku apapun yang dikatakan mereka di berita itu tidak penting untukku dan dirimu. Aku bekerja menjadi pemain bintang film, dan menjadi terkenal itu hanya point plus untukku, padahal aku tidak terlalu suka dengan kata terkenal. Biarkan mereka memuja atau menjelekkan kita walau mereka tidak tahu apa yang tengah kita lakukan. Lagipula berhentinya dirimu juga karena aku."

Diana mengerjapkan mata dua kali lalu berkata dengan gugup. "A-Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika seandainya mereka..." Diana tidak tahu bagaimana membuat kata-kata untuk mewakili hatinya yang sedang gundah saat ini.

Ethan menangkup wajah Diana. Memberikan kecupan singkat di bibir wanita itu. Dan Diana memerah. "Kita cukup melakukan hal yang biasa kita lakukan mau itu di anggap baik atau buruk oleh mereka."

Perkataan Ethan membuat Diana memerah berkali-kali lipat. Cukup melakukan hal yang biasa mereka lakukan... Memangnya hal apa yang biasa mereka lakukan? Jika waktu diundur beberapa hari ini, yeah... Mereka melakukan hal yang sangat intim. Oh Tuhan...

Decakan Ethan membuat Diana tersadar dengan pemikirannya sendiri. "Kau wanita yang nakal rupanya, sugar."

Rupanya memang benar apa yang ia yakini selama ini. Selain Pencuri Selangkangan, Ethan bisa membaca pikiran orang lain!

Diana berdeham. "Aku- aku... Aku akan buat sarapan."

Diana bergegas turun dari ranjang, memakai kaos Ethan -karena tidak mungkin ia memakai gaun tidur kebanggaan Helena- dan langsung keluar dari kamar membuat Ethan tertawa terbahak-bahak.

***

Diana tengah menyiapkan sarapan untuk mereka saat Ethan memasuki ruang makan dengan skrip yang ia baca. Tidak lupa juga ia memberika Goldie makanan di mangkuk hijaunya dengan tulisan G.

Diana melirik sekilas sebelum duduk di kursinya, mengisi piringnya dan piring Ethan. "Cerita tentang apa itu?"

Ethan melarikan pandangannya dari skrip menatap Diana sebelum menatap skripnya lagi. "Tentang seorang pria yang mempunyai banyak teman bukannya banyak anak buah. Sekuel film yang pernah di bintangi aku juga tahun lalu."

Diana mengerutkan dahinya mendengar penjelasan Ethan yang sangat singkat, padat, tapi tidak jelas. "Cerita anak remaja?"

"Serius Diana. Di umurku sekarang, apa pernah aku berperan seperti anak remaja yang ingusan? Tentu saja bukan. Genre film ini action, sci-fi, dan sedikit comedy dan romance. Dan banyak orang dewasa yang bermain."

"Sedikit romance?"

Ethan mengangkat satu alisnya, "Kenapa, kau cemburu?"

"Makan saja makananmu," gerutu Diana.

Diana hanya diam memperhatikan Ethan yang bukannya makan, malah fokus mengulang kalimat di skrip dengan intonasi berbeda. Sampai-sampai pria itu tidak menyentuh makanannya secuilpun. Melihat itu Diana tersenyum, pria itu sangat mencintai pekerjaannya hingga lupa di mana pria itu berada.

"Ethan?"

Ethan langsung berhenti. Ia menatap Diana.

"Kau belum makan sesuap-pun."

Ethan menatap piringnya lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa bersalah. Ia meletakkan skripnya di kursi kosong sebelum memimpin do'a untuk kegiatan makan mereka.

"Kapan kau akan memulai syuting?" tanya Diana sebelum menyuapi dirinya.

Ethan meneguk air mineralnya sebelum menjawab. "Karena pengerjaan scene yang di New York telah selesai, kami akan berangkat dua minggu lagi. Seminggu setelah pemotretan iklan."

Diana kelihatan tampak berfikir sebelum mengangguk. "Berapa lama?"

"1 bulan jika lancar. Atau bisa saja sampai 2 bulan di sana."

Mendengar itu entah kenapa hati Diana terasa banyak lubang. Berarti kemungkinan Ethan tidak akan menemaninya tidur selama 2 bulan. Memikirkan itu membuat Diana murung. Diana berharap selama 2 bulan nanti ia bisa tidur nyenyak tanpa rambut Ethan.

Ethan mengulum senyumnya. Ia dapat melihat wajah lesu Diana. "Tapi sepertinya aku akan mengajakmu juga."

Dengan cepat Diana mengangkat kepalanya menatap Ethan, dengan wajah penuh harap. "Apa?"

"Bagaimana bisa aku meninggalkan wanita yang tidak bisa tidur tanpaku?" ujar Ethan dengan senyum sombongnya membuat Diana mendengus dongkol.

Tapi tak dapat di pungkiri Diana bahwa dirinya sangat gembira. Bukankah itu pertanda baik bagi dirinya? Mungkin saja dengan ikutnya ia bersama Ethan dapat membuat hubungan mereka lebih erat... Dan lebih intim...

Dan itu akan menjadi misi Diana sekarang!

"Oh ya. Memangnya dimana kau akan syuting?" Diana akui jika nada bicara terlewat gembira saat ia mengatakan itu, tapi siapa peduli. Siapa yang tidak gembira jika kau akan berpergian bersama seseorang yang kau cintai selama satu sampai dua bulan?

Butuh waktu lama bagi Diana menunggu Ethan menjawab. Karena pria itu masih mengunyah makanannya membuat jantung Diana berdegup kencang.

Jangan bilang Jepang, atau meksiko... Oh atau ke Miami... Batin Diana menjerit hampir seperti anak remaja.

Ethan membuka mulutnya dan...

"Indonesia."

SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن