Ryan menghentikan tawanya. Lalu baru tersadar bahwa Cewek dihadapannya mengenakan ransel di saat jam pelajaran masih berlangsung.

"Lo mau kemana?"

Mika menepuk jidatnya. "Ya ampun Gue lupa. Gue ada urusan. Gue duluan ya Kak." Barulah setelah berucap demikian Mika memacu larinya dengan sekuat tenaga. Yang membuat Ryan memgerutkan dahi tanda tak mengerti.

○ ○ ○

"Ma, Papa kenapa?" Tanya Mika ketika baru saja menginjakan kaki ke dalam ruang rawat Papanya.

Peni menunduk jelas tergambar raut kesedihan di wajahnya.

"Papa tadi kena serangan jantung." Ujar Peni lantas mengeluarkan kembai air matanya.

Mika syok bukan main. Bukannya Papanya sebelumnya belum pernah terserang penyakit demikian. Dan selama ini terlihat bahwa Papanya baik-baik saja.

"Kok bisa Ma?" Mika menatap nanar pada sosok pria paruh baya yang tengah terlelap diatas ranjang rumah sakit dengan bantuan selang oksigen dihidungnya.

Peni semakin terisak oleh karena itu Mika berinisiatip dengan memeluknya lalu mengelus pundaknya berusah menenangkan sang Mama. Senakal apapun Mika diluaran sana Ia akan jadi anjing penurut ketika berada dirumah atau masih berada dijangkauan orang tuanya.

"Papa ditipu dan mengalami kerugian besar yang menyebabkan perusahaan Papa hampir bangkrut."

Mata Mika melebar. Ia teramat terkejut akan penjelasan Mamanya barusan.

-uhuk...uhuk...-

Pelukan Mika terlepas. Dan segera saja Ia menghampiri Papanya. Mika duduk disamping Papanya. Lalu menggenggam lengannya berusah menguatkan.

"Papa mau minum?" Tanya Mika lembut.

Papanya menggeleng samar. Tampaknya Ia ingin berucap namun agak susah sebab terhalang oleh alat pernapasan yang menempel diantara mulut dan hidungnya.

Dengan inisiatif Mika membantu Papanya untuk membuka alat pernapasan tersebut.

"Mika." Ujar Papanya lirih.

"Iya Pa." Senakal-nakalnya Mika Ia tak akan pernah berani berkata kasar pada orang tuanya.

"Papa mau minta tolong sama Kamu."

"Minta tolong apa Pa. Kalo bisa Mika bakal tolong."

"Temuin temen Papa dan tolong tagih janjinya."

Alis Mika bertaut. Teman Papanya kan banyak.

"Namanya Wirawan."

Mika mengangguk dan bersiap mendengarkan apa yang akan Papanya ucapkan selanjutnya.

"Tolong tagih janjinya." Ujar Papanya semakin lirih.

"Janji apa Pa?"

Pandu tak berucap Ia hanya tersenyum lirih semakin lama matanya kian menutup. Mika syok akan apa yang terjadi.

"Ma. Papa Ma. Papa kenapa?" Tanya Mika histeris.

Peni dengan segera menekan tombol pagiilan yang ada diruangan tersebut. Dan tak menunggu lama dokter dan para suster memasuki ruangan.

Mika tak bisa berbuat apa selain keluar dari ruangan ini bersama sang Mama.

○ ○ ○

"Pak Pandu tidak Papa. Beliu kembali tertidur karena efek obat yang telah kami berikan." Ujar Dokter yang barusan Memeriksa keadaan Pandu.

Baik Mika ataupun Peni sama-sama bernapas lega.

"Makasih dok."

○ ○ ○

"Kamu anaknya Pandu?" Tanya seorang pria paruh baya yang Mika ketahui bernama Wirawan. Setelah mencari kesana-kemari akhirnya Mika mengetahui perusahaan milik Wirawan dan tanpa fikir panjang Ia lantas menghampirinya.

"Iya Om." Jawabnya dengan harap-harap cemas.

Wirawan mengelus dagunya pelan. "Sudah lama Saya tidak bertemu dengan Dia. Bagaimana kabarnya?"

Mika menunduk memandang rok span abunya yang teramat pendek. "Ma.. maksud Saya kesini... Sa... Saya mm__

Wirawan tersenyum lembut. "Katakan saja jangan ragu, nak."

Mika mengangguk. "Saya ditugaskan oleh Papa untuk menagih janji Om." Ujar Mika lantang.

Wirawan tertegun. Ia diam sejenak Mika jadi harap-harap cemas.

Wirawan menghela napas. "Memangnya Kamu sudah siap?" Tanyanya penuh empati.

Mika yang tak berpikiran panjang lantas Ia mengangguki saja. Makin cepat makin baik fikirnya.

Wirawan berdiri. "Oke kalo begitu. Satu minggu lagi Saya akan kerumah keluarga kamu dan merundingkan semua ini."

Lagi-lagi Mika mengangguk. "Terima kasih Om."

Wirawan tersenyum senang. "Saya sangat bahagia mendengar kabar ini. Sejak dulu Papamu yang selalu jual mahal pada Saya." Wirawan terkekeh.

"Jangan lupa sampaikan pada Papamu persiapkan dirinya untuk bertemu Saya."

Mika mengangguk.



Married With SeniorΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα