1. Pertemuan

13.8K 681 75
                                    

1 Januari 2015.
Seoul, Korea Selatan.

Terlambat. Itu jarang dilakukan oleh gadis itu. Seharusnya dia tidak masuk saja hari ini. Karena dia tidak akan berlarian dan berusaha dengan keras seperti sekarang.

Gadis itu adalah Bae Irene. Ia berlari begitu tergesa. Seragamnya yang jika dilihat masih berantakan.
Rambut yang masih belum disisir meskipun ia masih terlihat cantik, kemeja yang tidak dimasukan karena belum sempat ia rapikan. Lalu dasi yang masih menggantung tidak beraturan. Sesekali ia melihat jam kecil yang terbalut di tangan kirinya.
Tungkai itu terus berlari menaiki anak tangga untuk menuju kelas.

Ya . Ia terlambat walaupun hanya beberapa menit dan beruntung sebelum gerbang sekolah tertutup dengan rapat,  gadis itu sudah memohon untuk masuk ke sekolah kepada OSIS yang selalu berdiri di gerbang sekolah jika di pagi hari.
Mereka mengizinkannya,  mungkin karena gadis itu cantik.
Omong-omong ketua OSIS-nya seorang pria asal kau tahu.

Di kehidupan Irene, ia mempunyai segalanya. Sebagai salah satu anak konglomerat di Korea. 
Ayahnya yang selalu bekerja mendambakan perusahaannya. Seolah hidup pria tua itu hanya untuk didedikasikan kepada, Golden Time—Perusahaan yang terbilang besar di Korea.
Kakak perempuannya bernama Tiffany Bae yang masih berusaha mengejar mimpi agar golden time menjadi miliknya.
Bae Irene hanya bisa bermain bebas asalkan tidak mencemarkan nama baik keluarga.

Tungkainya pun terhenti ketika ia sampai di tempat tujuan. Rupanya pemikiran gadis itu tidak sesuai dari ekspetasinya. Gadis itu berpikir bahwa ia akan dihukum karena terlambat, tapi nyatanya ia tidak melihat seorang pun di kelas. Kosong.

"Ke mana semua orang?" 

Gadis berambut panjang itu menerka-nerka. Apa hari ini adalah hari minggu? Namun ia membuang pikirannya itu jauh-jauh. Karena itu sangat tidak masuk akal. Kelas ini memang sepi tapi masih ada beberapa tas dan buku yang berserakan di masing-masing meja. Terlihat jelas kalau penghuni tempat ini baru saja pergi meninggalkan kelas.

Irene pun memutuskan untuk pergi dari kelas. Dia bingung, mungkin hari ini ada event di sekolah. Hingga ia melewatkannya.

Ketika kakinya baru saja keluar dari kelas. Ia menghentikannya lagi tungkai itu.
Netra gadis itu melihat seorang pria yang berdiri di samping ruang kelasnya.
Pria itu terlihat aneh. Ketika ia melihat Irene, pria itu langsung terkesiap. Seolah ingin berbicara sesuatu padanya. "Kau kelas 3-2?" kata pria itu.

Irene mengernyit. "Iya."

"Mereka sedang berolahraga di lapangan."

Sial. Irene melupakan sesuatu yang sangat penting. Kalau sekarang adalah jam pelajaran olahraga. Pantas saja di kelas sepi dan jika dia datang ke lapangan untuk menyusul mereka, bisa-bisa Irene kena hukum.

"Sehun, ayo pergi."

Seorang wanita sekitar umur 30-an tiba-tiba datang menghampiri Irene. Irene kenal wanita itu, dia adalah guru yang biasanya mengajar pelajaran sastra Korea. Namun, sepertinya guru itu tidak berbicara pada Irene. Iya, wanita itu sekarang menatap Sehun.

Belum sempat Irene mengucapkan terima kasih. Guru itu pergi bersama dengan pria yang sepertinya bernama Sehun.
Irene tidak mengenal pria itu bahkan hari ini adalah hari pertama kali ia melihatnya. Sampai akhirnya Irene memutuskan untuk tetap berada di kelas sampai pelajaran olahraga selesai.

===


Cuaca hari ini lumayan cerah namun berangin. Angin berhembus dengan perlahan hingga membawa rambut panjang hitam nan lurus gadis itu ikut terbawa oleh angin. Irene berdiri di rooftop sekolah sambil meminum susu rasa pisang kesukaannya.
Di sini ia bisa memandang langit yang sangat dekat, ia bisa merasakan angin yang cukup kuat menghantam tubuhnya, dan ia juga bisa melihat seluruh sekolah dari atas sini.
Bisa dibilang ini tempat rahasianya jika ia ingin sendiri tanpa diganggu oleh siapapun.

Bad LiarWhere stories live. Discover now