Hakim

10.8K 412 28
                                    

Hari kedua,hari ketiga,dan hari keempat orang orang terus tiada hentinya mendatangi Cassie yang masih saja tergeletak lemah dengan wajah pucatnya dan suhu badannya yang dingin.

Mereka yang datang pun sekarang merasakan kekhawatiran yang semakin parah karena badan Cassie yang terlihat sudah seperti mayat yang benafas,Alex pun juga terlihat sama seperti Cassie.

Bukan hanya karena keadaan Cassie dan Alex saja yang semakin membuat khawatir,tapi juga dengan kasus pembunuhan yang Janson lakukan dua tahun silam.

Terlebih lagi karena Anastesya Geordine,selaku orang yang menjadi pelaku kasus pembunuhan karena dendam yang disebabkan oleh Janson baru baru ini yang menyebabkan dua korban yaitu Cassie dan Alex.

Sampai sekarang Anastesya Geordine tetap diam membeku saat ditanyai oleh polisi,maupun jaksa jaksa yang tak punya ampun sama sekali.

Saat ditanyai ataupun diancam,ia hanya bisa memasang raut wajahnya yang membeku dan membisu,entah apa yang sedang ia pikirkan didalam otak psikopatnya itu.

Hanya ada satu patah kalimat yang ia ucapkan dan ia ulang ulang saat ditanya,seperti bukan aku atau malah aku tidak tahu yang terlontarkan dari mulutnya.

Sampai dihari ini,jaksa yang sangat terkenal dikalangan perhakiman pun mengunjungi tempat Anastesya Geordine dimana ia dikurung sendirian didalam penjara,ia digiring untuk kembali ke tempat wawancara pelaku kekerasan.

Dan sekaranglah waktunya seorang psikopat bernama Anastesya Geordine tersebut berbicara sejelas jelasnya kepada jaksa yang tehormat,di hari terakhir wawancara yang pihak perhakiman berikan.

"Nama?"

"Anastesya Geordine."

"Tempat,tanggal lahir?"

"Jakarta,6 November 2001."

"Kasus?"

"Pembunuhan."

Jaksa itu menatap kedua bola mata Anastesya Geordine sedikit lama,lalu ia kembali menulis data yang ia isi tentang Anastesya Geordine.

"Sebelumnya sudah pernah terkena kasus pembunuhan ya atas pelaku bernama Janson Tanderson pada 2 tahun yang lalu,benar?"tanya Jaksa tersebut,dengan mata Anastesya yang memicing ke arah bawah meja ia pun mengangguk.

"Kemaren mainan pistol nembakin dua orang tujuan utamanya apa Tesya?"tanya Jaksa Alicia Mahendra dengan gaya santainya,Anastesya tertawa pedih mendengar pertanyaan yang menurutnya tak penting dari jaksa itu.

Lalu ia menggeleng.

"Saya ga niat nembakin dua orang itu kok perasaan,mereka aja yang pengen mati kali ya haha"jawab Anastesya dengan santainya,ia tertawa kecil dengan wajah sengitnya.

Jaksa Alicia pun mengeluarkan ekspresinya yang sok kaget karena jawaban dari seorang Anatesya Geordine yang tak mengaku bersalah didepannya.

"Hah? Beneran ya kayak gitu? Aduh ibu malah gatau kalo sebenernya kamu ga salah hahahaha,padahal kasus aja udah banyak banget ya."

Jaksa Alicia mulai memicingkan matanya ke sepasang indera pengelihatan milik Anastesya yang terlihat sedikit berair,menurutnya kata kata pedasnya berhasil membuat emosi Anastesya menaik walaupun hanya beberapa persen.

"Jadi gimana? Kamu punya dendam ke pelaku yang nyoba mbunuh kamu kemaren? Janson? Kabarnya gimana kok kamu bisa hidup lagi trus nyoba mbunuh Janson kayak gitu? Pihak rumah sakit katanya sih bilang kamu kabur dari ruang mayat,bener ga sih?"tanya Jaksa Alicia,mata Anastesya pun sedikit terbelalak mendengar apa yang dikatakan oleh orang yang ada dihadapannya barusan.

Ketua OsisWhere stories live. Discover now