Papah

28.4K 1K 23
                                    

Dengan jari yang bergetar penuh keraguan,gue menggeser tombol hijau pertanda kalo gue nerima telefon.

"Hallo?"
**

Gue yang mendengar suara yang bersumber dari speaker gue pun terbungkam

Kak Natasha menatap gue dengan pandangan ga ngerti.

Mata ini terpaku dengan nama yang terpampang jelas dilayar handphone

Pandangan Kak Natasha mengikuti pandangan gue

Terlihat dari ekor mata gue,sekarang Kak Natasha natap gue

"Cassie? Kamu bisa denger suara Papah?"

"Akhirnya kamu mau angkat telefon Papah,Papah disini kangen sama kamu"

Lidah ini kelu

Mulut ini tetep aja membungkam.

"Cassie? Kamu gapapa? Kok daritadi diem terus? Papah lagi ngomong loh"

Kak Natasha nepuk pundak gue

Gue pun tersadar dari lamunan,dan langsung menatap sepasang mata milik kakak gue.

Gue tersenyum tipis begitu tau Kak Natasha tersenyum pedih,lalu pandangan ini beralih ke layar handphone lagi

"Cassie gapapa" ucap gue dengan nada datar.

Sekarang,Kak Natasha berdiri,berjalan menjauh dari gue yang sedang terduduk dengan handphone yang sedang tergenggam.

Kak Natasha keluar.

Hati gue sekarang berasa ditusuk beribu ribu pisau

Sakit,banget.

"Oh yaudah,ngomong ngomong bulan depan Papah pulang loh,Papah juga udah nyediain hadiah buat kamu,kamu pasti seneng"

Terukir sebuah senyuman penuh kebencian dibibir ini.

Pulang? Hahaha.

"Gaperlu" tolak gue.

Sekarang? Apa yang sedang gue denger?

Sebuah tawa.

"Kamu masih berani ya sama Papah? Kamu tau? Papah bela belain kerja jauh disini buat ngebiayain kamu,Papah sibuk itu buat kamu--" ucapnya yang langsung kupotong.

"Bukan buat Mamah?" tanya gue diakhiri dengan tawa dengki.

"Kamu menghina Papah?"

Gue tertawa keras

Gila? Ya,ga masalah kalo semua nganggep gue gila.

Yang penting itu bukan nyata,tapi yang nyata gila cuma satu

Satu? Iya satu

Siapa? Orang yang lagi nelfon gue nih haha.

"Mendingan lo gausah pulang deh,urusin tuh anak anak lo yang lebih membanggakan,because there's nobody want u back,so gausah balik,karena disini juga gaada yang pengen lo balik"ucap gue dengan penuh penekanan.

Terdengar jelas suara decihan dari handphone yang sedang gue genggam

Muka gue tetep aja datar,berusaha menahan susunan kata demi kata yang sudah lama terpendam,yang seratus persen mengandung kebencian.

"Ucapan Papah cuma sekedar buat hiburan kok,lagian ngapain Papah balik lagi? Hadiah? Itu hiburan tambahan buat kamu. Ohiya,barusan Papah transfer duit ke rekening kamu,ambil dan manfaatkan sampe Papah liat kamu jadi orang sukses. Mungkin itu hadiah terakhir dari Papah,selamat menikmati hidup."

Ketua OsisWhere stories live. Discover now