Pria Paruh Baya

13.4K 477 16
                                    

Sepasang mata indah yang dimiliki oleh gue pun terbuka secara cepat,dengan mata yang benar benar semakin membulat,tubuh ini pun bangun dari tidur,atau bisa dibilang sekarang pantat gue udah berhasil mendarat diatas kasur,alias duduk.

Terlintas di otak suatu nama orang yang ada dialam mimpi gue,yang bahkan gue ga ngerti siapa dia dan kalo diinget inget suara yang gue denger dialam mimpi itu bener bener ga inget dan ga familiar.

Tetapi entah kenapa mimpi itu bagi gue adalah firasat buruk,bukannya apa apa,gue cuma takut aja terjadi sesuatu sama Papah,sebenci bencinya gue sama Papah,tapi entah darimana sebuah ketukan mengetuk hati ini untuk mencaritau apa benernya dari mimpi gue ini.

Dengan waktu beberapa detik,handphone gue yang gue tinggal diatas meja kamar beberapa jam yang lalu pun akhirnya kini berada ditangan gue kembali. Dilihatnya jam yang ada dihandphone rosegold gue ini,dan ternyata ini jam setengah empat lebih. Dengan tampang ketakutan sekaligus menandakan kalo didalem otak gue lagi banyak mencerna kalimat kalimat yang gue inget dialam mimpi,gue pun memencet tombol hijau yang ada dilayar handphone.

"Plis ini kedua kalinya lo ngebangunin gue sepagi ini,bahkan ini lebih pagi dari kemaren"ucap Sarah yang terdengar dari ujung handphone yang gue genggam saat ini,suaranya bener bener khas orang bangun tidur.

"Sar,gue pengen ngomong sesuatu"ucap gue dengan suara yang pelan,takutnya orang orang yang diluar pada denger percakapan gue sama Sarah,walaupun dikamar cuma ada gue.

"Ha? Iya ngomong apaan cepet cepet cepet,ini gue dengerin kok ga tidur ya walaupun ini weekend,dasar temen brenges lo Cas telfon gue pagipagi weekend"cerocos Sarah.

Perlahan lahan gue mengambil nafas lalu membuangnya.

"Tadi gue mimpi,aneh banget,gue aja gabisa nyerna apa maksut dari mimpi gue. Apa garagara gue kebanyakan nontonin drama korea ya Sar?"ucap gue perlahan dengan tampang polos dan tidak berdosanya gue,Sarah pun ketawa tawa denger pertanyaan gue yang kedengerannya kek bayi baru lahir tapi lahirannya pas udah gede,alias bayi kawak.

"Hahahahah apaan si lo cas gajelas,kalo tau gini mending gue gausah bangun aja yakin,musnah ae lo sono drakor drakor mulu"jawab Sarah yang bener bener ketawa lepas sekaligus greget garagara pertanyaan gue dan penjelasan gue yang ga masuk akal itu,gue pun hanya bisa mendengus dengerin suara ketawa Sarah.

"Gue serius,Sar"ucap gue yang berusaha membuat Sarah juga ikutan serius,seketika tawa Sarah pun menyurut.

"Emang lo mimpi apan?"tanya Sarah yang terdengar mulai berbicara serius.

"Tadi gue mimpi ada disebuah ruangan yang kumuh,dan intinya udah tua,dan gaada siapa siapa disana. Dilantai banyak kertas yang jatuh berantakan,karena gue pengen tau jadinya gue ngambil salah satu dari kertas yang ada dilantai"ucap gue yang sesudah itu menghela nafas perlahan.

"Trus lo nemu apa dikertas?"tanya Sarah.

Tangan ini pun mengeratkan genggaman pada handphone yang berlapis rosegold ini.

"Catetan kematian"

**

Author pov


Seorang gadis bertubuh kurus dan sedikit mungil pun menggerak gerakkan kedua tangan dan kakinya,jari jemarinya pun juga perlahan lahan digerakkan.

Setetes air mata yang bersumber dari mata hazelnya yang terlihat bersinar kembali pun membasahi pipinya,ia menangis sesenggukan melihat keadaannya yang begitu miris saat matanya menatap cermin besar yang sekarang ada dihadapannya. Terlihat badannya yang teramat kurus dan pucat,sedang menduduki sebuah kursi roda,ia terlihat sangat tidak berdaya.

Ketua OsisWhere stories live. Discover now