Buku Diary Papah

12.7K 469 32
                                    

"Gue balik ya Cas,jangan kangen sama gue hehehe"ucap Kak Alex yang mula membereskan dirinya dengan rambutnya yang kembali ditata rapi walaupun bajunya sedikit kusut karena tiduran sebentar tadi.

Gue tertawa seraya mengangguk,lalu jari jemari ini membentuk sebuah simbol yang mengartikan sebagai tanda oke.

"Kenapa semua orang yang pamit sama gue rata rata bilang jangan kangen sih? Kan gue yang harusnya ngangenin,bukan kalian"ucap gue yang bertanya tanya pada diri sendiri dengan tampang yang terlalu percaya diri.

Kak Alex mendecih mendengar kata kata yang keluar dari mulut gue,kemudian ia tertawa kecil.

"Idi idi idi idii pede banget,tapi emang fakta sih kalo dipikir pikir"ucap Kak Alex yang sekarang berjalan mendekat ke arah gue yang sedang berdiri sambil tertawa tawa,ia memegang kedua pipi ini dengan telapaknya yang hangat.

Ia menunjukkan wajah cerianya seraya memainkan kedua pipi ini seperti adonan kue,lalu kedua tangannya memeluk badan gue yang rasanya ingin tumbang sekarang juga.

Pelukan hangat ini lagi,hal ini yang selalu membuat diri ini seakan tidak bisa berpisah dengannya. Detik ini juga,seorang Johan Alexean telah berhasil membuat rasa cinta yang ada dihati gue berkali lipat.

"Makasih yaa buat hari ini,jangan lupa nanti kalo cape langsung tidur,kalo laper langsung makan. Aku gamau kamu sakit lagi,janji sama aku gaakan sakit lagi?"

Gue menggeleng dengan cepat.

"Kenapa geleng?"tanya Kak Alex dengan bingung,lalu ia mempererat pelukannya.

"Ya karena gue gabisa mastiin takdir,bisa aja gue jatuh sakit lagi walaupun gue udah makan tidur teratur"jawab gue yang membuat Kak Alex memegang kepala gue dengan wajahnya yang sekarang ada dihadapan gue,dia ketawa.

Satu hal yang harus kalian tau,diwaktu ini juga gue pengen mukul wajah Kak Alex biar jadi jelek. Tapi sayangnya gabisa,kalaupun gue mukul mukul wajahnya sampe jelek kayaknya tetep aja ganteng.

Dan sekarang gue mulai merasakan sebuah karma,karma karena dulu gue bilang Kak Alex adalah cowo yang sok ganteng dan hal itu selalu bikin gue benci pas ketemu sama dia disekolah. Mungkin ini akan menjadi suatu sejarah bagi gue,gue yang benci malah jadi cinta.

Lupain,mending gue fokus sama kenyataan yang sekarang. Kenyataan bahwa kita berdua saling mencintai.

                   

"Maksudnya ya kamu jaga kesehatan,jangan sampe sakit lagi"ucap Kak Alex yang sekarang tersenyum,gue pun sedikit mengerucutkan bibir lalu mengangguk.

"Iyaa iyaa,tau kok. Gue bakalan nurutin apa kata lo,udah sana balik ntar dicariin sama Mamah malah gue yang dikira nyulik anak ganteng kea lo nanti"ucap gue,Kak Alex mengacak rambut gue sama halnya dengan Devin yang pamitan dari rumah gue kemarin.

Rasanya waktu ini udah terjadi kemarin juga,tapi sekarang bukan Devin yang ada dihadapan gue,melainkan Kak Alex. Rasanya lebih berbeda dibanding apa yang dilakukan oleh Devin sebelum pergi dari rumah gue.

                   

"Dih ngakuin kalo gue ganteng. Yaudah,gue balik dulu yaaa"ucap Kak Alex yang lagi lagi mengacak pelan rambut gue,lalu ia keluar dari kamar gue. Dia melambai lambaikan tangannya.

"Dadaaah cantiik"ucap Kak Alex,gue tersenyum sambil membalas melambai lambaikan tangan ke arah Kak Alex yang tertawa sedikit keras. Setelah itu Kak Alex turun melewati tangga yang ada dirumah gue,lalu ia pergi.

"Aish,dasar bikin jantungan seharian"tawa gue yang kembali masuk ke kamar,selang beberapa waktu kemudian gue pun kembali tertawa dengan tawa iseng karena baru saja sebuah ide muncul dikepala ini.

Ketua OsisWhere stories live. Discover now