Pembunuh x Percaya

13.2K 495 11
                                    

Lelaki yang bernama Janson itu pun langsung menghapus darahnya yang baru saja mengalir dari sudut bibir yang terkena tinjuan keras dari wanita gila yang ada dihadapannya sekarang.

Janson menatap kedua mata wanita itu dengan matanya yang berair,tetapi ia mengurungkan niatnya secara tiba tiba untuk membalas perlakuan dari wanita itu.

"Saya gamau ngelawan perempuan,sekalipun itu perempuan bajingan seperti anda"ucap Janson dengan cara bicara khas Koreanya. Wanita itu terdiam sebentar untuk mengeluarkan senyuman miringnya.

"Kembalikan nyawa kakak saya"ucap wanita itu yang berusaha untuk tidak menggunakan nada tingginya.

Janson tertawa mendengar permintaan wanita muda yang semakin dibuat geram olehnya.

"Maaf,saya bukan Tuhan yang bisa mengembalikan nyawa seseorang dari kematian"jawab Janson,wanita itu pun semakin mempererat gepalan tangannya sendiri.

"Om itu bener bener nyari mati sama saya atau gimana? Huh?"tanya wanita itu yang ternyata tidak bisa menahan emosinya selama dua tahun ini.

Janson yang merasa diancam pun hanya bisa menatap wanita itu dengan tatapannya yang benar benar tidak bisa dimengerti antara benci,bingung,dan ingin melawan.

"JAWAB!"seru wanita itu dengan matanya yang penuh kebencian akan kematian kakaknya itu,matanya mulai berkaca kaca untuk menghadapi orang seperti Janson.

Janson menyeringai sambil berjalan mendekati wanita itu dengan langkah yang sedikit tergopoh gopoh,ia menaruh tangannya diatas bahu wanita itu.

"Hey,lebih baik ikhlaskan saja kematian kakakmu itu dan fokuslah dengan masa depanmu,biar dia disana bisa tenang dan gaada tangisan tangisan pengecut lagi dari perempuan yang masih belum tau apa apa kayak kamu"ucap Janson dengan gaya bicara yang terdengar santai,tetapi kata kata itu malah semakin memperkuat rasa benci yang ada pada wanita itu.

Gaya bicara yang terdengar sangat santai dan seperti orang mabuk yang Janson ucapkan pun langsung membuat wanita itu muak sampai sampai akhirnya wanita itu meninju tulang pipi Janson sekeras mungkin.

BUG!

Ia benar benar melakukannya,tanpa merasa gentar sekalipun.

"Ajalmu sudah dekat,Janson!"serunya dengan raut muka yang benar benar muak akan semuanya  Janson sungguh menyesal akan yang dilakukannya dua tahun yang lalu,rasanya hal itu benar benar menjadi pembawa sial baginya.

Ingin rasanya ia memutar ulang waktu dan memulai kembali semuanya,tetapi semua itu hanyalah angan belaka.

"Kembalikan kakak saya atau anda dan satu persatu keluarga anda akan saya bunuh!"seru wanita itu tanpa ampun,Janson merentangkan kedua tangannya lalu mengangguk.

"Silahkan bunuh saya,tapi jangan bunuh keluarga saya hanya karena kematian kakakmu yang benar benar secara tidak sengaja saya lakukan!"

Wanita itu berteriak sekencang mungkin seraya memegangi kepalanya yang rasanya hampir pecah detik ini juga.

"Oh shit!"serunya setelah berteriak kencang,ia mulai mengacak rambutnya frustasi kemudian ia kembali menatap Janson dengan tatapannya yang tajam.

Setelah itu,wanita itu mengeluarkan sebuah benda tajam dari saku jaketnya. Dan ia mencoba untuk membunuh Jason dengan benda itu tetapi Jason berusaha untuk melawannya.

"Maaf"ucap Janson yang langsung pergi setelah menghabisi wanita muda itu yang sudah berdarah darah karena dirinya.

Janson berlari dengan kencang lalu ia memasuki mobilnya,dengan gerakan cepatnya ia pun langsung melajukan mobilnya untuk pergi dari tempat menyeramkan itu.

Ketua OsisWhere stories live. Discover now