Sweety Venus - Chapter 45

Start from the beginning
                                    

Semoga saja...

Tapi dua orang reporter tadi berdiri dan mendekati meja mereka.

"Rachel?"

Rachel menoleh lalu tersenyum. "Terima kasih tidak mendeskripsikan tempat kami di beritamu."

"Aku masih membutuhkan pekerjaan ini, Rachel," ujar satunya tersenyum hangat seakan mereka teman lama lalu menatap Diana. "Ms. Stefanidi?"

Diana mengangguk.

"Apa kami mengganggu?"

"Kami butuh privasi." Rachel berkata mewakili Diana.

"Tidak lama. Kau mengenalku bukan? Aku hanya perlu beberapa kalimat dari Diana."

Rachel melirik Diana.

Dan Diana berdeham. "Duduklah."

"Luca." Pria tadi berjabat tangan dengan Diana.

"Zac," ujar satunya lagi saat berjabat tangan dengan Diana.

"Begini, kami hanya bertanya 5 pertanyaan setelah itu kami akan pergi."

Diana mengangguk dengan senyuman sopan. "Silahkan."

Luca dan Zac bertanya tentang keseharian Diana sebelum bertemu Ethan, setelah bertemu Ethan, dan beberapa pertanyaan ringan. Hingga diakhir mereka akhiri dengan tertawa.

"Terima kasih, Ms. Stefanidi."

"Nevermind. Aku senang bisa membantu kalian."

"Mungkin kami bisa menghubungimu lagi? Kapan-kapan, maksudku."

"Kau bisa menghubungiku, Zac." Rachel kembali angkat bicara.

"Oke, Rachel. Dan maaf mengganggu waktu makan kalian." Luca dan Zac mengangguk lalu pamit diri dari sana.

Setelah kepergian mereka, Rachel dan Diana mulai memakan makanan mereka yang mulai dingin.

"Sepertinya kau mengenal mereka?"

"Dimasing-masing dunia pekerjaan, kau akan mendapatkan banyak teman dan juga musuh. Dan aku harus menerima mereka untuk menjaga tidak ada kebocoran yang cukup besar dengan tingkah laku buruk Ethan." Rachel menjelaskan dan Diana mengangguk paham.

"Apa Ethan sudah melihatnya?" tanyanya setelah menelan makanannya. "Beritanya."

Rachel menggeleng lalu mengedikkan bahunya. "Sepertinya tidak. Mungkin(?) Karena segala hal yang menyangkut media sosialnya aku yang pegang. Dan dia juga tidak ambil pusing dengan masalah itu."

Rachel mengunyah makanannya sebelum kembali bercerita. "Dia memang terlalu cuek dengan sikapnya yang tidak peduli. Tapi di sifat cueknya, ia memiliki sisi pengertian. Kau tahu, secara tidak langsung dia sebenarnya sangat romantis. Namun ia tidak menyadari akan hal itu."

Diana mengangguk setuju. Tidak bisa ia pungkiri jika dirinya tengah tersenyum saat ini. Pikirannya berkelana saat-saat dimana Ethan dan dirinya hanya sedang berdua, berhubungan badan, dan Ya Tuhan...

"Coba lihat siapa yang sedang senyam-senyum sendiri..." desis Rachel membuat Diana mengerjapkan matanya.

"Apa yang kau katakan. Aku tidak tersenyum." Tapi ia tidak bisa melepaskan senyuman di wajahnya.

Dan Rachel memandangnya dengan jahil.

"Hey! Berhentilah seperti itu."

"Apa? Aku tidak mengatakan apapun," ujar Rachel dengan masih memasang senyum jahilnya.

"Demi Tuhan. Berhenti pasang senyum bodohmu itu. Jangan menggodaku."

Dan akhirnya mereka terkikik geli hingga Ethan datang. Ethan mengecup pipi Rachel dan bibir Diana -yang langsung memerah- sebelum duduk di tengah-tengah Rachel dan Diana.

Sungguh, Diana masih belum terbiasa dengan sikap Ethan yang seperti itu. Apalagi ini di negara asing, yang Diana takutkan budaya negara mereka berbeda.

"Apa yang kulewatkan?" tanya Ethan seraya memesan air mineral kepada pelayan yang mendekatinya.

"Banyak," ujar Rachel dan Diana bersamaan. Setelah itu mereka kembali terkikik.

Ethan menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adiknya dan Diana yang terlihat kompak. Ia melirik 3 piring sarapan Diana yang bersih lalu melirik 2 piring adiknya yang satunya sudah bersih dan satunya masih banyak.

"Ckck... Kau sangat rakus, sugar."

Diana menatap Ethan dengan bingung membuat Ethan menghela nafas dalam. "Lihatlah piringmu. Apa perlu aku pesankan lagi untukmu?"

Refleks Diana menatap piring-piring sarapannya dan sedikit tersentak melihat semua piringnya sangat bersih. Ia melirik piring Rachel yang masih banyak lalu menatap piringnya kembali yang bersih dan licin. Astaga...

"Ya, astaga," ujar Ethan yang seperti biasanya bisa membaca pikiran Diana. Atau Diana tidak sengaja mengatakan hal itu? Entahlah...

"Aku lapar, Ethan."

Jujur saja, walaupun ia sudah sarapan yang banyak tapi sepertinya ia perlu sesuatu yang gurih, manis, dan segar untuk menutupi sarapannya. Bukan Diana namanya jika tidak makan lebih dari porsi wanita biasa makan.

Mata Diana menangkap pohon kelapa yang berjejer rapi di tepi laut. "Ethan?"

Ethan menjawab dengan gumaman karena mulutnya penuh dengan sarapan Rachel.

"Kau bisa membantuku?"

"Kau butuh kapal pesiar? Aku bisa mengabulkannya," kata Ethan menebak-nebak seraya berperan seperti Aladin. Rachel terkekeh.

Diana menggeleng sebelum menunjuk pohon kelapa. "Aku mau itu!"

SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now