Sweety Venus - Chapter 39

Start from the beginning
                                    

"Sialan kau, Ethan..." bisik Diana geram.

Butuh waktu lama Diana di kamar mandi. Berharap jika Ethan pergi dari kamarnya secepat mungkin. Tak lama dari dalam kamar mandi ia bisa mendengar suara pintu kamarnya tertutup membuat ia berfikir jika pria itu sudah pergi.

Dengan santai ia membuka pintu dan terkejut bukan main saat melihat Ethan tengah berdiri di hadapannya. satu detik, dua detik barulah otaknya mulai berfungsi membuat ia mencoba menutup kembali pintu kamar mandi yang langsung ditahan Ethan. Dengan kekuatan Ethan, Diana bukan apa-apa. Buktinya pintu tersebut sudah terbuka lebar.

"A-Apa yang kau lakukan!?"

"Apa yang aku lakukan? Seharusnya aku yang bertanya, sugar. Apa yang tengah kau lakukan?"

Diana menggelengkan kepalanya kuat. "Tidak... Aku hanya- God! Lupakan!" Diana beranjak dari sana. Berjalan cepat menuju pintu kamar yang langsung dihalang Ethan.

"Kenapa kau lakukan itu?" tanya Ethan dengan tangan bersedekap, bersandar di pintu.

Diana mulai berang. "Aku bilang lupakan! Bisakah kau minggir!"

"Kau ingin kemana?"

"Kemanapun asal bukan satu ruang denganmu!"

"Dengan pakaian seperti itu?"

Diana menatap gaun tidur merahnya yang ia pinjam dari Helena yang semakin membuatnya marah semarahnya. Ingatkan ia untuk membakar 1 set apa yang ia kenakan dari atas hingga bawah milik Helena, si dewi ular itu.

"Ini bukan urusanmu! Mau aku pakai bikini atau tidak sekalipun bukan urusanmu! Kau tidak berhak bertanya seakan kau— damn it! Apa kau kira aku baik-baik saja setelah kau tinggalkan aku begitu saja?! Dengar, jika aku memberimu lampu hijau berarti aku memperbolehkan. Dan kau... Apa yang kau lakukan? Meninggalkan aku yang masih berdarah... Bajingan sialan... Kau—"

Racauan Diana berhenti saat dengan tiba-tibanya Ehan mencium bibir Diana. Melumat selembut yang Ethan bisa membuat Diana melayang. Cukup lama Ethan mencium Diana hingga diakhir memberi sapuan manis di bibir wanita itu menggunakan bibirnya.

Ethan memberikan hembusan nafas yang tajam. Dan menatap tepat di manik mata Diana. "Seharusnya kau bilang dari awal. Sial, aku menahannya," bisik Ethan lalu kembali melumat bibir Diana.

Dengan pelan Ethan membawa Diana, membaringkan Diana seakan wanita itu lebih berharga dari berlian termahal sekalipun. Ia kembali mencium Diana seraya membuka gaun tidur minim Diana serta dalaman wanita itu. Setelah itu Ethan menarik kaosnya melalui kepala dan kembali mencium bibir Diana. Ciumannya mulai turun ke leher Diana yang mengerang dan semakin turun di antara payudara. Memberi kecupan basah di sana sini menuju perut wanita itu hingga ke daerah intim Diana.

Ethan memejamkan matanya menghirup aroma Diana. "Sangat manis..."

Diana memerah dengan nafas terengah-engah. Sungguh entah kenapa ruangan itu sangat panas belum lagi bisikan Ethan di pusatnya. Diana bisa merasakan hembusan nafas tajam Ethan di sana. Ingin sekali ia memanggil Ethan namun tidak sepatah katapun yang keluar dari bibir mungilnya. Yang ada hanya erangan dan desahan frustasi.

Ethan membawa jemari Diana untuk ia cium sepenuh hati. "Biarkan aku mengajarimu, Diana. Perbolehkan aku menjadikanmu wanita seutuhnya."

Diana menangkup wajah Ethan membawa pria itu ke wajahnya dan memberi kecupan basah di bibir pria itu. "Do it."

Ethan memundurkan pinggulnya lalu memasuki diri Diana dengan sangat pelan. Diana mengerang merasakan bagaimana tubuh Ethan sangat berpengaruh terhadap dirinya. Pria itu melakukannya dengan lambat. Pelan. Dan manis. Membiarkan Diana merasakannya.

"Ya Tuhan..." bisik Diana frustasi.

"Sentuh aku, Diana. Sentuh aku dimanapun kau mau."

Dan Ethan benar-benar mengajarinya. Diana membawa tangannya di atas dada Ethan dan berpindah ke bisep pria itu. Benar-benar menyentuh pria itu seakan ingin mengenal Ethan luar dan dalam.

Disela gerakan Ethan yang masih mempertahankan tempo dan wajah frustasinya butuh pelepasan, pria itu menyentuh sepanjang lengan Diana lalu membawa tangan Diana untuk mengalungkan ke lehernya. Diana melakukannya, ia menarik kepala Ethan, mendekat ke wajahnya dan Diana membuka bibirnya untuk Ethan. Hanya untuk Ethan. Tak lupa juga ia mengalungkan kakinya di pinggang Ethan.

Diana bisa merasakan apa yang selama ini para wanita nantikan. Yang mana bisa membuat seorang gadis merasakan bagaimana menjadi seorang wanita.

"Oh Tuhan, Ethan... Faster."

Ethan menggeram seraya menenggelamkan wajahnya di leher Diana. Ia bergerak cepat dan cepat dan keras hingga Diana berteriak. Tubuh Diana bergetar hebat hingga ke ujung jari kakinya saat ia mencapai puncak kenikmatannya. Dan Ethan menyusulnya setelah beberapa dorongan keras. Pria itu menggigit kecil leher Diana, memberikan tanda untuk menyamarkan geramannya.

Tubuh Ethan mengkilap karena peluh. Dengan nafas memburu Ethan membawa Diana ke dalam pelukannya lalu mencium Puncak kepala Diana yang memejamkan matanya. Ethan menatap jendela yang sedang turun hujan.

"Apa kau letih, Diana?"

Diana membuka matanya perlahan lalu mendongak. "Kenapa?"

Diana tanpa riasan dan telanjang di pelukannya. Ethan benci ini. Ia benci bagaimana mata hitam besar itu menatapnya seolah mengatakan 'Aku sangat puas. Apa kau mau lagi?'

Damn... Ethan bajingan sebentar lagi akan menguasainya. Bagaimana bisa dia memiliki pemikiran seperti itu disaat Diana kelelahan karena praktek pertama kalinya.

"Apa kau lapar? Aku akan memasak untukmu."

Ethan menahan Diana di tempat tidur saat dia ingin beranjak dari ranjang.

"Apa kau ingin melakukannya lagi?" tanya Ethan menatap lekat Diana yang memerah.

"Apa... Kau ingin melakukannya lagi?"

Ethan mengangguk mantap. Ia melarikan anak rambut Diana ke belakang telinga wanita itu lalu kembali menatap Diana seraya memposisikan tubuhnya diatas Diana. Menguasai Diana. "Aku ingin melakukannya lagi. Dan aku berjanji ini yang terakhir."

SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now