Sweety Venus - Chapter 33

Start from the beginning
                                    

Ethan mengusap pipi Diana. "Jangan memasang wajah sedih. Perlihatkan jika kau tidak menyesal keluar dari sini. Banyak orang yang tengah memperhatikan kita." Disusul dengan kecupan singkat di dahi Diana.

Diana tersenyum malu. Bukan hanya perkataan Ethan tapi juga kelakuan Ethan yang sedikit romantis. Ethan mengapit jemari mereka berdua, mengecup tangan Diana lalu berjalan di lorong tersebut. Diana maupun Ethan memasang wajah sumringah mereka seakan pemecatan Diana tidak berarti apa-apa. Dan ini bukan akting bagi Diana, senyum dan tawanya benar-benar senyum alaminya. Hanya karena perkataan dan perbuatan Ethan-lah yang membuatnya seperti ini.

***

Hari pertama menjadi pengangguran tidak membuat Diana sedih. Malah wanita itu memfokuskan dirinya mencari beberapa pekerjaan yang layak di beberapa situs internet menggunakan notebook dengan posisi baring tengkurap di ranjang.

"Babysitter... Umm artinya aku hanya mengurus satu anak... Dan... Koki..." Diana termenung sebentar, "Aku pandai memasak," Diana melihat nama restoran yang cukup terkenal di New York.

Entah berapa lama Diana berbaring tengkurap menatap notebook-nya. Yang jelas posisinya itu sangatlah pegal. Diana mencoba duduk, sesekali meringis dan mulai meregangkan ototnya. Ia melihat sekali lagi kertas yang ia coret dengan 5 nama toko atau perusahaan dan nomor telpon.

"Diana!" seru Ethan dari luar. Pria itu menggedor pintu kamar yang terkunci dengan tidak sabaran.

Diana membuka pintu dengan menggerutu. "Ada apa?!"

"Aku lapar."

Diana terperangah. Bisa-bisanya pria itu mengganggu aktifitasnya hanya ingin bilang bahwa diri pria itu lapar. Tanpa banyak kata Diana ingin menutup pintu kembali tapi di tahan Ethan.

"Dengar. Aku lapar, Diana. Jadi angkat bokong indahmu ke dapur dan memasaklah yang banyak untukku. Anggap saja imbalan telah mengantarmu ke sekolah tadi pagi," ujar Ethan dengan senyum manisnya.

Diana menghela nafas mencoba tidak mencabik wajah polos pria itu. "Dengar, lebih baik kau delivery saja karena aku sedang sibuk mencari pekerjaan sebelum aku benar-benar menjadi gelandangan. Dan kuminta jangan pernah menggangguku hingga aku keluar dari kamar. Bisakah?"

"Oh ya?" tanya Ethan dan Diana mengangguk. Tanpa izin Ethan langsung masuk ke kamar membuat Diana menggeram.

Diana membalikkan tubuhnya menatap Ethan yang berbaring di ranjang. "Siapa kau berani memerintahku, sugar? Ingat, ini rumahku. Dan kamar ini, aku setiap hari tidur di sini untuk menemani dirimu tidur. Jadi aku minta dengan segenap jiwa dan raga jangan pernah mengunci pintu."

"Bagaimana bila aku sedang bertelanjang saat kau masuk?" tanya Diana berkacak pinggang.

Ethan menyeringai. "Berarti itu merupakan hari keberuntunganku."

Wajah Diana memerah karena menahan amarah. Dia berjalan cepat menaiki ranjang dan mulai menarik lengan Ethan. "Keluar dari sini!" hardiknya.

Ethan bersiul. "Akhirnya kau memakai dalaman selain warna merah muda."

Diana dengan cepat terduduk lalu memukul bahu Ethan. "Dasar mesum. Mati saja kau!"

Ethan bangkit berdiri seraya tertawa. "Tenang saja. Kau tidak termasuk ke dalam tipeku," ujarnya dengan tangan seperti mengukur tinggi badan Diana membuat wanita itu makin meradang.

Tiba-tiba saja Diana melompat di punggung Ethan dengan kedua kaki melingkar di pinggang pria itu dan mulai menggigit telinga, bahu, atau apapun yang bisa wanita itu gigit tepat saat bunyi bel terdengar. Ethan pikir itu pasti Rachel dan ia pun berjalan sedikit oleng akibat Diana yang masih berada di punggungnya menuju pintu dan membuka pintu itu lebar-lebar dan Ethan sedikit tersentak saat melihat siapa yang datang.

Venus...

Ya... Pintu terbuka menampakkan Hera, Inanna, dan Helena.

Venus terkejut bukan main saat pintu terbuka dan di suguhkan pemandangan Diana yang digendong di belakang dengan mulut berada di leher Ethan.

Ethan menggoyangkan bahunya mencoba membuat Diana sadar. Namun wanita itu masih mencoba menggigit leher Ethan yang tidak mungkin bisa wanita itu lakukan. Dan akhirnya Etha mencubit bokong Diana.

Diana menjerit tertahan lalu menatap Ethan garang. "Kau mencubit bokongku?!" teriaknya masih belum sadar jika Venus berada di depannya.

"Emm. Sayang... Kita kedatangan tamu," ujar Ethan dengan senyum manis membuat Diana mendengus.

"Sejak kapan kau memanggil—"

"Ladies, masuklah, anggap rumah sendiri!" sapa Ethan sedikit berteriak membuat Diana menolehkan kepalanya ke depan. Dan membeku.

"Venus..." bisik Diana untuk dirinya sendiri.


SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now