Sweety Venus - Chapter 16

Start from the beginning
                                    

Apa yang dikatakan Ethan memang benar. Tapi sekarang ini emosi Diana lah yang lebih dominan dari pada kerja otaknya. Dengan cepat Diana berdiri mencubit pinggang Ethan yang mengadu kesakitan.

"Panggil aku pendek lagi!"

"Pendek."

Wajah Diana merah padam. Saat Diana ingin kembali mencubit, tiba-tiba saja Ethan mengangkat satu tangannya menghentikan pergerakan Diana.

"Kau tahu, aku ini seorang aktor. Aku lebih jago berakting daripada kau."

"Terus?" tanya Diana ketus, menatapnya dengan bingung.

"Hanya mengetes sebodoh apa dirimu."

Butuh beberapa detik bagi Diana untuk mengerti apa yang dikatakan Ethan. Setelah sadar, kembali Diana mencubit pinggang Ethan. Kali ini lebih kuat dari yang tadi. Entah berapa lama Diana begitu, yang jelas ia berhenti saat mendapati Ethan tidak bergerak. Mata pria itu tertutup membuat Diana hampir panik.

"Hei... Ethan... Jangan bercanda." Diana masih berdiri di tempatnya, tegang.

Diana merasakan nafas dari hidung Ethan dengan jemarinya dan dapat ia pastikan Ethan pingsan atau pura-pura pingsan. Hanya itu spekulasinya.

"Ethan?" Diana menyenggol kaki Ethan tapi Ethan tetap tidak sadar. Dan jautuhnya tangan Ethan ke bawah semakin membuat ia panik.

"Oh Tuhan..." Diana menatap horor jemari tangannya. "Aku memiliki kekuatan super," desisnya berbisik.

Tidak lucu bukan seorang wanita lembut bak malaikat mencubit seseorang hingga jatuh pingsan? Pria pula!

Diana mencondongkan tubuhnya menepuk pelan pipi Ethan berusaha menyadarkan pria itu. "Ethan sadarlah. Kumohon... Aku tidak ingin mati konyol di kurung Mama," rengeknya berbisik.

Mendengar itu tanpa sadar Ethan mendenguskan tawa membuat Diana menjadi patung. Ethan sadar...

What?! Dia mempermainkanku?

Diana memukul-mukul dada Ethan dengan kasar. "Hei pencuri selangkangan! Bangun kau, aku tahu kau tidak pingsan. Sial, Ethan! Aku akan membunuhmu!"

Pukulan, cacian, umpatan keluar begitu saja dari mulut Diana. Sedangkan Ethan masih mengejamkan mata, mengulum senyum, dan menggigit bibir supaya tawanya tidak keluar.

"Demi Tuhan, apa yang kau lakukan Diana!!!"

Teriakan menggema dari Maria membuat Diana hampir terlonjak. Maria menghampiri mereka dengan menatap Diana marah.

"Oh my God! Kau apakan Ethan hingga pingsan seperti ini?!"

"Dia tidak pingsan, Ma. Dia pura-pura!" teriak Diana membela diri. Peduli setan jika banyak orang yang tengah menikmati pemandangan memuakkan itu.

"Seharusnya kau meminta maaf bukannya memukul dia sampai pingsan!"

"Mama!"

Maria tidak menggubris Diana. "Ethan sayang... Bangun nak." ujarnya lembut menepuk pipi Ethan.

Apa-apaan ini?! Bicara dengan Diana harus berteriak. Sedangkan dengan Ethan -yang jelas bukan anaknya- berbicara lembut lebih lembut dari sutra Paris Hilton. Entah berapa kali Diana melebarkan matanya karena tak percaya dengan kelakuan Ibunya. Tapi yang jelas ia ingin mencekik siapapun yang bersedia secara suka rela saat ini.

"Jika kau menggunakan nada seperti itu, dia malah ingin tidur, Ma."

Maria menatap tajam. "Kau harus menjaganya sampai ia bangun. Kalau perlu bawa ia ke atas. Istirahatkan dia dengan nyaman. Sepertinya dia kelelahan."

"Tapi bagaimana caranya aku membawa raksasa ini ke atas? Lagipula mau simpan di mana?"

"Dia bukan barang, Diana. Seenak jidat kau bilang simpan. Kau bisa menyuruh Sir Bernett membantu. Dan bawa saja ke kamarmu yang lama karena kamar yang lain sudah di penuhi karyawan."

"Apa?! Kamarku?! Tidak!"

"Kalau begitu kamarku saja."

"Ma!"

"Terserah kau ingin membawanya kemana. Aku sedang sibuk sekarang. Dan jangan tinggalkan dia!" Maria pergi begitu saja memasang kembali sarung tangan plastik.

Diana menyilangkan tangannya menatap Ethan dengan kesal. "Okay, fine. Berhenti berakting, buddy. Kau menang dan Ibuku sudah pergi, puas?"

"Bawa aku ke atas," bisik Ethan lemah.

"Mau berapa kali aku katakan, jangan berakting lagi!"

"Diana!" teriakan Maria dari jauh membuat Diana ingin menginjak selangkangan Ethan.

"Aku serius, aku merasa seluruh ruangan berputar," ujar Ethan kembali berbisik lemah.

Raut wajah Diana kembali panik melihat Ethan tidak menampilkan senyum menyebalkannya itu. "Ka-kau tidak bercanda?"

"Pandanganku mulai buram..." suara Ethan semakin tercekik semakin membuat Diana takut.

Saat Diana ingin keluar menemui Mr. Bernett, tukang penjual koran di dekat toko, tiba-tiba saja tangannya ditahan Ethan.

"Cukup kau saja yang membopongku."

"Apa?! Aku mana bisa membawamu!"

"Kumohon Diana..." bisik Ethan putus asa.


SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now