Sweety Venus - Chapter 9

Start from the beginning
                                    

Dan Diana benar-benar terdiam dengan senyum malaikatnya. Tepukan tangannya juga ikut berhenti saat Ethan meletakknya di samping tubuh Diana

Ethan menghela nafas lelah. Saat ia ingin keluar kamar, Diana langsung menangis membuat Ethan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Apalagi sekarang?"

"Hiks... Hiks... Mama? Mana Lily? Aku tidak bisa tidur, Hiks..."

Ethan duduk di pinggir ranjang menatap Diana yang masih menangis dalam tidurnya sambil menyebutkan nama Lily. Entah kenapa saat melihat Diana seperti ini membuat hatinya terenyuh. Ethan mendaratkan jemarinya menyentuh pipi Diana yang basah karena air mata. Sedangkan Diana langsung berhenti menangis saat merasakan sesuatu yang hangat di pipinya.

Diana membuka matanya sendu menatap Ethan tepat di manik matanya. "Bisakah kau tidur di sampingku?" tanyanya lembut.

Bagai dihipnotis dengan suara selembut sutra milik Diana, Ethan dengan cepat ikut berbaring di sebelah Diana. Diana tersenyum lalu mengalungkan tangannya di leher Ethan. Lebih tepatnya, memainkan jemarinya di rambut pendek Ethan. Kemudian meletakkan kepalanya di dada bidang Ethan.

"Rambutmu sangat pendek," gumam Diana.

"Karena aku pria, Sugar..."

Diana terkekeh. "Ya. Kau memang pria... I miss you, Papa..."

Hening..

Rupanya wanita itu sedari tadi membayangkan papanya. Hanya deru nafas yang teratur mengisi kamar tersebut membuat Ethan menghela nafas. "Ya, selamat tidur, sugar." Ethan mencium dahi Diana sekilas, memeluk Diana dan ikut tertidur karena kelelahan. Kelelahan mengahadapi tingkah Diana kurang lebih empat jam yang lalu.


***

Diana membuka matanya secara perlahan dan mendapati dinding berwarna putih yang asing tidak seperti dinding kamarnya yang berwarna soft pink. Bau maskulin yang sedikit familiar dengan cepat masuk di indera penciuman Diana lengkap dengan lengan kiri yang kekar sebagai bantal Diana sedangkan lengan satunya memeluk pinggang Diana posesif. Diana juga dapat merasakan hembusan nafas yang teratur si pria di tengkuknya.

Diana mengingat kembali kejadian tadi malam mulai dari ia yang nekat masuk ke bar sendirian, minum, sedikit menari nakal, mungkin? Hanya itu yang ia ingat. Sisanya ia serahkan kepada si pria yang masih tertidur itu.

Diana menghela nafasnya menertawakan dirinya dalam hati. Selamat Diana... Kau sudah menjadi jalang...

Rasa penasaran dengan si pria yang sudah mengambil keperawanannya timbul tiba-tiba. Dengan perlahan Diana membalikkan tubuhnya dan spontan ia memekik kaget saat tahu siapa yang tidur dengannya.

Mendengar teriakan Diana yang nyaring membuat Ethan langsung sadar terduduk. "Ada apa?!"

What!?

Ethan!?

Tanpa pakaian...!?

Bukannya menjawab, Diana malah kembali berteriak lebih kencang lalu mendorong tubuh Ethan hingga pria itu jatuh dari ranjang dengan bunyi 'bhuk' cukup keras dan di susul dengan segala umpatan yang Ethan tahu.

Ethan berdiri meringis kesakitan yang hanya memakai boxer ketat. Demi Tuhan itu boxer ketat! Dan junior-nya sangat jelas tercetak membuat sekujur tubuh Diana merinding dengan wajah merah.

"Kau—" Diana melihat tubuhnya yang hanya memakai dalaman membuat ia dengan cepat menarik selimut tipis untuk menutupi tubuhnya. "Apa yang kau lakukan?!"

"Memangnya aku melakukan apa?! Seharusnya kau bertanya pada dirimu sendiri." Ethan balik tanya dengan nada kesal masih meringis kesakitan mengusap bokong kanannya yang kesakitan.

Jujur saja bukan hanya bokongnya yang sakit, kepalanya juga saat ini sangatlah pusing. Ia memijit pelipisnya dan mengernyit saat melihat di kaca rias di dekatnya ada goresan kecil di dahi. Ia mengingat kembali kejadian semalam saat di mobil bagaimana Diana memukul, menjambak, menendang, dan memaki Ethan seperti orang barbar. Mungkin karena itu...

Diana memandang liar ke segala penjuru kamar tersebut. "Di mana pakaianku?" tanya Diana dengan suara yang mulai tenang.

Ethan mengangkat alisnya. "Kau tidak tahu di mana pakaianmu?"

"Jika aku tahu aku tidak akan bertanya denganmu," gerutu Diana jengkel.

Tanpa sadar Ethan mengukir senyum masih berdiri yang hanya memakai boxer dengan santai membuat Diana kembali memerah.

"Aku rasa pakaianmu— tidak... Maksudku pakaian kita tidak akan bisa digunakan lagi mengingat kejadian tadi malam."

Ethan tersenyum jahil berbeda dengan Diana yang menatap Ethan dengan mata lebar dan mulut terbuka. Setelah itu dengan cepat Diana berdeham mengatur jantungnya yang terpompa sangat cepat seperti sedang lari marathon.

Apa mungkin ia melakukannya dengan Ethan?


SWEETY VENUS [#2 VENUS SERIES]Where stories live. Discover now