Part 16 [Harus Apa?]

2.1K 97 3
                                    

Jika kamu tak bisa menghargai orang lain, setidaknya jangan memberi penghargaan itu. Kalau kamu tau sakitnya diabaikan, maka jangan pernah mengabaikan orang lain-

***

Cek mulmed.

Mira terdiam sejenak, ia harus bagaimana? Zizi? Ternyata dia waktu itu berpura pura senang dan bahagia ketika Mira berpacaran dengan Aji?. Sungguh, sahabat apa aku ini? Demi cinta aku rela mengorbankan sahabatku sendiri? Tetapi aku mencintai Aji dan mencoba membuka semua dengan yang baru. Aku harus apa?

Mira tau kalau perasaan Zizi begitu hancur, ia juga bingung, ia juga mencintai Aji, kini ia bimbang harus apa. Dan kini persahabatan mereka diambang kehancuran, salah satu harus ada yang mengalah, bagaimanapun juga caranya.

Mira membuka ponselnya, berbagai chat dikirim oleh Aji, ia hanya tersenyum nanar menatap ponselnya sambil membacanya. Ia tau, bahwa cinta akan berujung perpisahan dan kehancuran, ia tau, tapi... Lagi lagi otanya masih melakukan penolakkan, bahwa ia cinta Aji, tetapi ia juga cinta Zizi lebih dari apapun.

Aji yang dilanda bingung pun langsung meluncur kerumah Mira, melihat keadaan pacarnya yang hanya membaca pesan pesannya itu. Entah apa yang terjadi, semakin kesini Mira semakin tertutup dan aneh, dan juga lebih suka melamun.

Tokk.. Tokk.. Tokk..

"Ya? Siapa?" ujar seorang perempuan dari dalam rumah, sepertinya Aji baru tau suara asing ini.

Klekkk...

"Emmm, bi? Lia nya ada?" tanya Aji, oh rupanya pembantu yang dikirim tantenya Mira sudah datang.

"Iya ada didalam, silahkan masuk" tanpa berbasa basi, Aji langsung masuk dan menuju ke arah kamar Mira.

Mira tersentak kaget saat pintu kamarnya ada yang mengetuk, ia langsung menetralkan semua dan membuka pintu kamarnya.

"Eh Aji? Kenapa kesini? Mau nganter makanan ya? Maaf ya, pembantu yang dikirim tante udah datang" Mira tau bahwa jalan yang terbaik adalah ini.

Aji mengernyitkan dahinya, mengapa Mira berubah seformal ini?. "Ha? Engga kok, mau ketemu kamu aja, ngga boleh ya?"

Mira tersenyum lalu menuju kearah ruang tamu dan disusul oleh Aji. "Jadi?"

"Jadi kenapa Nam?"

Ini jalan terbaik Ji, aku ngga akan pernah bisa buat lanjut dan ngebiarin sahabat aku terluka. Zizi jauh lebih berharga daripada Harta dunia, dia seperti berlian bagiku, dan saat ini kamu bukan apa-apa.

"Ya, ada yang mau di omongin ya Ji?"

"Eh? Enggak kok sayang, kenapa ngga bales chat? Sibuk ya?"

"Yah hm. Iya sibuk akhir - akhir ini, banyak tugas"

Aji tersenyum memaklumi. "Oh gitu, yaudah ngga papa. Lain kali bales sebentar kan bisa?"

"Iya Ji, maaf" Mira menunduk lesu, ia tau bahwa kalau begini ia akan membuat Aji sakit.

Ia tak mau membuat kedua orang yang disayangnya sakit karenanya.

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang