Part 7

3K 140 0
                                    

Aku memang belum pernah merasakan jatuh cinta, tapi suatu saat aku akan menjadi orang yang terbahagia ketika merasakan jatuh cinta. -Namira-

Suasana sekolah bahkan sangat sepi, tidak seperti biasanya. Entah ada halangan apa hari ini, membuat kedua sahabat itupun menganga lebar.

"Ebusyet, ini sekolah sejak kapan jadi kuburan?!" Zizi membelalak kaget melihat sekolahnya yang masih sepi.

"Sepi banget zi, lo ulang tahun ya zi?!" Mira menatap Zizi penuh dengan tanda tanya.

"Lah? kok jadi gue sih mir.." Zizi menjitak Mira yang asal nyeplos. Mereka berdua masih asik berjalan melewati koridor kelasnya.

"Ya siapa tau ini surprise ala dedek dedek alay, hahaha.." Mira tertawa mengejek Zizi yang mulutnya sudah menganga.

"Sabar gue, songong emang punya sahabat kek lo.." Zizi menatap tajam ke arah Mira.

"Hei..." seorang Kakak kelas berdiri di sampingnya, tetapi masih agak jauh.

"Siniii......" sambungnya lagi dan berteriak lebih kencang.

"Iya kak? Ada apa?" Zizi menatap bingung kakak kelas perempuan itu.

"Lo masuk kelas duluan aja ya. Hari ini emang telat masuknya, soalnya ada urusan mendadak oleh semua guru.." senyumnya mengembang.

"Kok kita gak tau ya kak?" Mira menganga lebar, bingung apa yang terjadi. Sepertinya dia selalu stay di ponselnya.

"Hehe soalnya baru aja diumumin. Dan kalian ternyata udah disini, sorry yaa..." kata kakak kelas itu yang bernama Friska. Dia menjabat sebagai Ketua Osis disini.

"Jam berapa kak emang masuknya?" kali ini Mira membuka suara.

"Jam delapan pagi.."

Zizi membulatkan bibirnya dan ber 'oh' ria. "Yaudah kak, kita kekelas dulu, thanks ya udah ngasih tau.." lanjut Zizi sambil mengembangkan senyum.

Dan akhirnya Mira dan Zizi pergi kekantin, lumayanlah buat ganjel perut, karena tadi belum sempat sarapan. Jam masih menunjukan pukul 06.15 pagi, tidak terlalu pagi untuk anak yang rajin.

"Untung gue di ciptain sabar, coba aja kalo ngga sabar, udah gue bakar nih sekolahan.." omel Zizi sambil menggertakan giginya.

"Yelaahh terima apa adanya zi.." Mira tertawa, lalu duduk di kursi kantin.

Setelah memesan, mereka bercengkrama. Seakan hanya dua orang ini yang sekolah.

"Gileee, sepi banget tcoy..." Zizi membelalakan mata dan mencari seorang manusia berseragam Garuda Bangsa, tapi tak menemukannya satupun, kecuali pengurus Osis.

"Kemana gitu mir, gila aja kita disini sampe jam delapan. Mati gaya kita.." Zizi terus saja mengoceh bak burung beo tak dikasih makan.

"Stop zi, gue lagi makan. Gue ga mau mati muda gara gara mulut lo itu.." Mira berdecak kesal karena tingkah Zizi yang selalu bicara.

Mira dan Zizi menghabiskan waktunya dikantin, mumpung masih sepi. Jadi ya leluasa untuk bergaya apapun.

Zidan Aji.
Selamat pagi Nam,

Notifikasi Line di ponsel Mira muncul, ia segera melihat dan mengeceknya. Ternyata Aji.

Namira.
Pagi juga.

Setelah tak lama menunggu, Aji membalasnya.

Zidan Aji.
Jangan lupa sekolah,

Secepat kilat Mira menjawab, untung saja Zizi sedang asik bermain game di ponselnya. Sehingga dia tak kepo.

Namira.
Bahkan gue udah sampe sekolah,

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang