Part 6

3K 150 2
                                    

"Lo mau kemana Mir? Gue ikut dongg.." ucap Zizi melihat Mira yang sedang menata rambutnya.

"Bawel banget ah lo. Gue mau muter - muter perumahan, lo disini aja.." jawab Mira singkat, merasa suntuk dirumah, akhirnya Mira memutuskan untuk berkeliling area perumahannya, bukan rutinitas setiap sore sih. Kalau lagi badmood atau suntuk saja dirumah.

"Yee, gue ikut dongg Mir.." Zizi merengek seperti anak kecil yang ditatap tajam oleh orang dewasa.

"Ya ampun zi, sepedah gue kan cuman satu. Gue ga akan lama kok zi, udah disini aja.." jawab Mira tajam pada Zizi.

Dan dibalas anggukan pelan dan pasrah oleh Zizi.

"Gue berangkat ya Zi. Udah gausah marah gitu, muka lo udah jelek, jangan dibikin tambah jelek lagi. Elahh" goda Mira pada Zizi yang merajuk.

"Ih songong emang lo Mir. Udah sana pergi, gausah pulang sekalian.." kata Zizi sambil merajuk.

"Hehh, ini rumah gue ya oon"

-Aku menghirup suasana sore yang begitu hangat, cuaca yang memungkinkan untuk mencuci pikiran. Kubawa ponselku untuk sekedar memotret saja. Bahkan isi Instagramku tak ada yang menarik, mengingat hanya ada 18 post saja, dan itupun juga bersama Zizi.

Aku terus mengayuh sepedaku, menikmati suasana sore lagi.

Dan tiba tiba Brukkk....

"Aduh sial..." Mira mendesah kesal, siapa juga yang sengaja seperti ini?

"Aduh sorry... Hahh?!! Namira?" kaget Mira saat namanya dipanggil oleh seseorang yang menyerempet dirinya.

"Aji?!" jawab Mira kaget, dan berusaha mengangkat sepedanya yang terjatuh.

"Aduh sorry banget Nam, tadi gue ga liat lo.. Naik ke motor gue Nam, sepedanya biar disini aja, nanti biar dibawa sama Genta, kebetulan rumahnya deketan sini.." kata Aji sambil menuntun Mira ke motornya.

"Udah gausah Ji, gue mau pulang aja." Mira masih mengaduh dalam hati sambil menepuk celananya.

"Naik Nam, udah ikut gue ayo.." ujar Aji memaksa, dan Mira pun menurutinya.

Jantung Mira sudah tak seperti biasanya, dua kali lari marathon lebih cepat.

"Yuk Nam.." ajak Aji kesebuah cafe yang lumayan sepi.

"Hah? Cafe Ji? Udah gue pulang aja kali.." Mira agak sedikit tak enak, ini tempat untuk mengobati atau pendekatan?

Aji langsung menuntun Mira masuk, tak perduli Mira di belakangnya yang sedang menggerutu kesal tak karuan.

"Duduk Nam.. Sini gue obatin.." ujar Aji sambil melihat luka Mira di tangan.

"Ngapain lo ngajak gue kesini?"

"Gapapa lah, kesempatan aja buat bisa deket sama lo, walaupun caranya kayak gini. Hehe.." tawa jail Aji -dan ini sudah Mira duga, dimintanya kotak P3K dari pelayan cafe.

Setelah memesan makanan dan mengobati luka Mira, mereka mengobrol sebentar. Dan saat ini, Aji mulai mencari cara untuk kenal lebih dekat lagi dengan Mira.

"Hm Nam.." ujar Aji sambil menatap Mira.

"Apa?!" jawab Mira tegas dan masih menyantap hidangan yang baru datang.

"Lo jutek banget sih, sabar gue.." ujarnya pasrah.

"Ya emang lo harus sabar.."

"Oya Nam, lo mau kemana tadi? Kok bawa bawa sepeda?" tanya Aji sambil melanjutkan makannya.

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang