Part 12

2.1K 92 0
                                    

Mira berangkat sekolah seperti biasa, bahkan tidak seperti biasanya waktu seada Zizi, dan juga sudah seperti biasa kalau Aji datang untuk menjemput.

"Ma, Lia berangkat ya." ucap Mira pada mama-nya yang sedang menata sarapan di meja makan.

"Hei sini dulu sarapan," tatap mamanya pada saat Mira ingin keluar sekarang juga.

Mira sekilas melirik jam di pergelangan tangannya. "Nanggung ma, pasti Aji udah perjalanan"

Mamanya menghela nafas panjang. "Yaudah kalau gitu, tapi kamu di sekolah harus sarapan"

Mira mengangguk mantap dan langsung membuka pintu depan, lalu ia berbalik lagi di mana mamanya menyiapkan sarapan di meja makan.

"Mama sakit?"

"Sakit apanya?"

Mira berbalik sepenuhnya dan berjalan ke arah mamanya. "Itu pucet,"

"Ah apa, engga ish, yaudah sana, katanya Aji udah perjalanan?"

Mira mengangguk pasrah. "Yaudah, Lia berangkat dulu ya. Assalamualaikum"

Setelah sampai di sekolah bersama Aji, Mira langsung turun dan tangannya langsung di genggam oleh Aji, kebiasaan pertama adalah seperti ini, ya walau banyak yang menatapnya tak suka atau meremehkan.

Aji menggandeng Mira masuk area sekolah. "Kamu udah sarapan?"

"Belum, kenapa?" jawab Mira sambil melihat sekeliling sekolah yang masih sepi belum banyak siswa yang datang.

"Yaudah ayo sarapan, aku cuman mau mastiin kesehatan kamu biar ngga sakit" dan disambut senyuman oleh Mira.

Pesanan mereka sudah siap, dan langsung di santap oleh mereka berdua, ya untuk hari ini ia tak melihat Zizi sama sekali, ya mungkin Zizi memang ada di kelas atau belum datang.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Aji pada Mira.

Sejauh ini masih biasa saja,

"Ah engga kok Ji."

Bel masuk berbunyi, Mira dan Aji langsung berpisah di kelas masing - masing, mengingat juga mereka beda kelas, dan yang pasti selalu berbeda beda di antara mereka.

Mendengarkan bu Rosa hari ini adalah kutukan bagi Mira, mengapa setiap hari, menit, jam dan detik, selalu saja ada pelajaran bu Rosa, walau menit atau jam sesekali di selipkan. Ya walau sebenarnya Mira masih belajar dengan Aji dan Naufal.

Jam istirahat sudah berbunyi yang artinya ia harus menemui Zizi untuk ke kantin, membayar rasa rindunya tidak bertemu Zizi hari ini.

"Eh eh Rin, lo liat Zizi nggak?" tanya Mira sambil menyetop teman sekelas Zizi yang bernama Ririn, yah walau ia baru tau nama itu dari nama-tag yang di tempel di atas sakunya.

"Eh eh gue?" jawab Ririn sambil gelagapan.

"Iyalah elo, siapa lagi nama Ririn kalau bukan lo?"

Ririn mengangguk mengerti. "Ya ada apa?"

"Zizi ada di kelas nggak?"

"Nggak, nggak ada, tadi dia nggak masuk"

Mira melamun sebentar lalu mengangguk. "Kemana dia?"

"Katanya sih dia izin ikut nenek kakeknya ke New York, walau mungkin ada salah satu keluarganya keturunan sana, selebihnya gue nggak terlalu tau"

"Oh yaudah kalo gitu, thanks ya"

Mira masih terpatung di tempat, Zizi? Pergi ke New york? Untuk apa? Ah paling paling urusan bisnis. Tapi mengapa ia tak memberitahukan semuanya pada Mira terlebih dahulu?

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang