Part 30 [Ending~]

4.7K 148 27
                                    

Penyesalan memang datang di akhir, tetapi jika kau berpikir, tak ada salahnya untuk memperbaiki semuanya-

***

"HAHA bisa aja lo. Tapi btw, kenapa lo ribut sama Naufal?" pertanyaan ini membuat Aji tercekik dan enggan menelan ludahnya.

"Ada saatnya nanti gue ceritain sama lo nam," jujur Aji.

Dan hanya ditanggapi Mira dengan ber-oh ria.

"Kenapa lo ga ngambek?" sambung Aji sambil menaikan satu alisnya.

"Ya gue mah selalu siap denger, gue ga maksa sih. Lagian kan itu urusan lo, kalau lo cerita ya gue dengerin, kalau ga ya engga. Gue ngga maksa ya sekali lagi"

Aji tersenyum dalam hatinya, perempuan ini benar benar tulus padanya. Apakah suatu saat nanti Mira akan terima jika ini adalah taruhan?.

Kata kata itu terus terngiang di kepala Mira, ia ingat pernah mengatakan hal itu pada Aji. Dan ternyata, urusan itu yang membuat Aji dan Naufal berdebat?. Apa ini saatnya Aji menceritakan semuanya?. Waktu itu Mira juga bilang bahwa ia akan selalu siap untuk mendengarkan keluh kesah Aji, tapi mengapa? Di saat Aji rapuh, Mira tak pernah ada?. Malah Mira yang membuat masalah itu menambah.

Jadi ini semuanya? Jadi ini masalah lo sama Naufal?. Gue pernah bilang kalau gue selalu siap denger keluh kesah lo, tapi kenapa justru gue malah ngejauh dan ngga mau dengar?. Maafin gue ji....

Selesai mengganti bajunya, Mira, langsung melesat ke apartemen Aji. Ia tak perduli rasa sakitnya, selama ini ia terlalu egois karena Aji, selesai sudah semuanya. Kini, saatnya Mira harus berani melakukan hal yang membuat Aji tersenyum bangga padanya.

Perasaan Mira tak karuan, sudah beberapa kali ia memencet bel apartemen Aji. Tetapi, tak ada sahutan. Dan lihatlah, ada dua pasang sandal perempuan, apa jangan jangan? Ah tidak, pasti mereka sedang kerja kelompok. Berpikir positif saja.

"Yaaaa,, wait meee...." teriak Hendri dari dalam, Mira sudah hafal akan kelakuan teman temannya.

Klekk....

"Astagfirullah, Mira? Masuk mir masuk..." kata Hendri sambil mempersilahkan Mira masuk.

Ada Gea dan Zizi di sana, mereka langsung menoleh ke arah Hendri. Aji yang sibuk akan stik PSnya langsung menghentikan semua, David dan Genta yang sedang seru seruan juga menoleh kaget.

Ada sedikit perasaan cemburu pada Mira, seakan ia sudah tak di anggap oleh mereka lagi. Malahan sekarang, Gea yang santai keluar masuk apartemen Aji. Tapi, Mira tak mempermasalahkan semuanya.

Aji langsung beranjak dari duduknya, lalu menggeret Mira ke atap apartemennya, teman temannya bingung sendiri. "Ikut gue.."

Dengan pelan, Aji melepaskan genggamannya dari tangan Mira. "Lo, mau apa kesini?"

Mira tertegun mendengarnya. "Gue minta maaf ji, selama ini gue terlalu egois untuk diri sendiri. Sehingga, gue ngga pernah dengerin penjelasan lo.."

Aji memasukkan tangannya dalam saku, lalu memandang rendah ke bawah. "Sekarang, kita mau gimana?"

"Gue... Minta maaf..." kata Mira sambil terisak pelan.

Aji tersenyum, lalu berbalik dan memeluk Mira. "Nyatanya nam, aku ngga pernah bisa buat marah sama kamu. Aku capek sama semuanya, aku bingung harus gimana.. Emang bener kata Genta, kalau kamu emang susah di dapetin, dan kalau udah di dapetin, harus dijaga sepenuh hati..."

Mira mengeratkan pelukannya. "Tapi, kenapa kamu ngga pernah bilang? Kamu mau buat aku sakit hati kedua kalinya?...hikss..."

"Sssttt.... Bukan gitu, waktunya aja yang belum tepat, dan kamu tau kan? Kalau aku emang bener bener cinta dan sayang sama kamu. Taruhan itu, lupain aja, seakan ngga pernah terjadi apa apa. Aku cinta sama kamu, selamanya begitu, dan ngga ada yang bisa ngelak.."

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang