Part 5

2.7K 137 2
                                    

Sekolah sudah ramai seperti biasanya. Mira dan Zizi pun juga sudah berada dikelas masing - masing. Tetapi tidak dengan Aji cs yang masih berkumpul di pinggir lapangan basket.

"Apa rencana lo selanjutnya Ji?" tanya David serius.

"Ah ah ah bitch..." ujar Hendri pada David.

"Ngapa lo oon. Mendesah kayak diperkosa aja sih aelah." ceplos David pada Hendri, melihat kelakuannya itu.

"Mendesah mata lu. Ini tangan gue lo injek dodol.." jawab Hendri sambil mengeluarkan nada bicara polos.

"Oh sorry bro, selo ae ya. Gue ga liat tadi, hehe.." jawab David cengengesan tidak jelas.

"Jadi rencana lo selanjutnya apa Ji? Masa cewek kek Namira susah banget ditaklukin? Emang dia ga baper apa?." tanya Genta serius dan Aji masih juga berpikir.

"Entah gue ga ngerti gimana lagi, setau gue sih dia masih jutek banget. Gilaaa, cewek satu ae bikin gue depresi.." ujar Aji curhat.

"Woe berarti tandanya Namira itu susah didapetin, dan sekali didapetin jangan disia siain bro." kata David bijak, dan itu membuat Aji semakin bingung.

***

Mira dan Zizi sudah berada di kantin, lelah memang berkutat di depan buku pelajaran yang berhalaman ratusan, emang ga capek apa penerbitnya? Kurang kerjaan banget, elah.

"Itu Mira sama Zizi, Ji. Lo samperin gih, ntar Zizi biar gue yang urus.." ujar Hendri sambil menunjuk meja pojok Mira dan Zizi.

"Gilaa, lo mau berurusan sama babon mak lampir Ndri? Gue ga ikutan ya, ogah gue.." kata David sambil bergidik ngeri.

"Elah calm down gaes, Zizi mah gampang ditaklukan.." percaya diri Hendri.

"Mata lu itu taklukan. Dia rupanya belum tau Zizi, Vid." kata Genta kali ini mendukung David.

"Kayak lu tau ae sih Gen.." jawab David menjitak Genta.

"Udah kalian diem. Gue deketin Namira sekarang, dan Zizi gue ga mau tau. Lo mau bawa dia kepohon mangga kek, ke pohon cemara kek. Gue ga peduli.." ujar Aji angkuh.

"Ke pohon Mangga aja Ji. Ntar kita kasih semut nangkrang, biar tuh mulut bengkak.. Buhahahahahaha" tawa David meledak.

"Dua aje ya Vid, ga tega gue. Cewek macem Zizi kesakitan.. Wkwkwk" ujar Hendri membela.

"Dua buat apa? Sedrum kalo bisa.." ujar Genta sekarang.

"Udah gue mau kesana, ngeladenin lo pada gabakal selesai." ujar Aji meninggalkan sahabatnya itu, dan pergi ke meja Mira dan Zizi.

Setelah percaya diri, Aji mencoba menyapa Mira terlebih dahulu. Dan David juga mengekori Aji dari belakang untuk menaklukan Zizi. Walaupun sedikit sebal, tapi tak apalah demi sahabatnya Aji.

"Hai Nam.." kata Aji pertama kali, dan dipandang aneh oleh Namira.

"Oh hai." jawab Mira singkat dan sambil menyantap baksonya dan sesekali menyeruput es jeruknya.

"Eh Zi tadi lo dipanggil guru BK tuh. Tadi kan lo belum numpuk bukunya.." alibi David, dan kali ini Zizi tersingkirkan.

"Yang bener lo setan?" jawab Zizi cemas.

"Eh amir, gue pergi dulu yaa. Ntar gue balik, gawat nih guru BK!" sambung Zizi lagi dengan nada panik, dan pergi ditemani oleh David. Aji dan David tersenyum bahagia akan kemenangan ini.

"Ehemm..." alibi Aji membuka suasana yang baru, sehingga tidak awkward banget.

Dan masih saja Mira tak menghiraukan dan masih santai menyantap baksonya.

"Emm emang baksonya lebih menarik ya Nam, daripada gue?" celetuk Aji yang rupanya harus sabar.

"Kenapa?!" tatap Mira judes pada Aji.

"Ya ngobrol gitu Nam, masa gue dicuekin?" ujar Aji lagi.

"Gue lagi makan, ga baik makan sambil bicara.." jawab Mira dengan jutek dan tak peduli.

Sabar ji sabar, ni cewek emang songong.. Batin Aji.

"Udah selese makannya?" tanya Aji lagi yang mengetahui bahwa bakso dimangkok Mira sudah habis.

"Belum. Gue masih laper.." kata Mira sambil memesan satu mangkok bakso lagi, demi apa perut Mira sebenarnya sudah kenyang, tapi disisi lain dia juga tak ingin meladeni Aji.

"Hah buset? Kantung semar. Lo makan banyak banget nam, eh sorry.." kata Aji sambil menutup mulutnya tak sengaja keceplosan.

"Masalah?" Mira menjawab dengan santai, ia tau bahwa ini membuatnya ingin muntah sekarang juga. Dua mangkok bakso jumbo, bayangkan.

"Eh yaudah kalo gitu Nam. Gue balik kekelas dulu hehe.. Lagian lo masih sibuk makan." kata Aji tak kuat melihat Namira segitu liarnya.

Setelah Aji pergi, Mira bernafas lega. Coba saja tadi tak ada Aji, pasti dia tak mungkin makan dua mangkok bakso sekaligus. Mana Zizi belum balik lagi. Siapa yang bayar coba kalau bukan Mira semua.

"Aduhhhh pake acara sakit perut segala lagi.." gerutu Mira setelah membayar uang bakso dan segera pergi kekamar mandi.

Merasa perut Mira tak enak, dia pergi ke UKS.

Uhh gara gara Aji sialan itu nih.

Mira sejenak menutup mata, perutnya masih sedikit demo karena dicekoki dua mangkok bakso jumbo. Masih terlihat istirahat dikasur UKS.

Lahh? Itu kan Namira? Ngapain dia ke UKS?. Batin Aji bingung, ia memang sedang mencari udara segar, dan tak sengaja lewat UKS menemukan Mira tergeletak lemas di atas kasur UKS.

"Namira?" ujar Aji bingung.

Mira membuka mata dan mecoba mengkondisikan semuanya, "Aji? Ngapain lo disini?"

"Lo ngapain disini? Tadi gue liat lo lemes banget.." tanya Aji.

Mampus gue, ini semua kan gara gara bakso tadi. Ntar kalau gue bilang malah diketawain.

"Heii? Kenapa Nam? Lo sakit? Apa mau pulang aja? Ayo gue anter.." ujar Aji bingung menatap Namira yang benar benar pucat.

"Hah apa? Gak, gue ga sakit. Cuman pusing biasa.." jawab Mira mengelak dari Aji.

"Jangan bilang gara - gara bakso tadi ya?" selidik Aji menatap Mira.

"Hah? Ap....aan.." jawab Mira gugup.

"Lah gausah boong. Makanya jadi cewek tuh yang anggun sedikit, gausah jutek, cuek, galak lagi.." tawa Aji sambil melihat Mira dengan muka polos dan malu.

Dan dibalas Mira dengan ber 'oh' ria.

"Yaudah pulang aja ya Nam. Yuk gue anter kerumah lo.." tawar Aji pada Mira.

"Gak gue gapapa Ji.." apa muka gue mengenaskan banget? Sampe sampe dibujuk buat balik kerumah? Siall. Batinku pada diri sendiri.

"Bawel," kata Aji sambil menggendong Mira ala bridal style.

"Nanti biar gue urus surat ijin lo di BK. Gausah bawel.." sambung Aji lagi, ia tau pemikiran Mira rupanya.

"Turunin gue Ji! Gue malu! Apa - apaan sih lo!" teriak Mira sambil mengayun ayunkan kaki, minta turun.

Dan Aji masih tak menggubris perkataan Mira. Lalu Aji mendudukan Mira dijok belakang langsung.

"Eh Ji, lo gila apa?" teriak Mira tak terima.

"Udah diem sih Nam. Gue ga mau lo sakit.." kata Aji sambil memakai helm, dan menyuruh Mira juga memakai helm.

Degg...

Degg...

Deggg...

Buyar ngga tuh jantung lo?






***









See you soon!.
Gutbey.

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang