Part 23 [Out]

2K 103 0
                                    

Kita akan merasakan kehilangan yang amat dalam, dan kita tak pernah sadar bahwa kehilangan itu menyimpan luka yang tidak bisa di sembuhkan dengan berbagai cara. Sekalinya rasa cinta itu datang dan menebus dengan tawa ceria, tetap saja rasa luka dan kehilangan itu masih tetap membekas—

***

Mira memalingkan wajahnya ketika ia lewat di depan Zizi dan Aji, entah mengapa hatinya nyeri seperti di genggam erat oleh sesuatu, matanya terasa panas, begini rasanya cemburu? Dan Mira juga melihat keduanya semakin akrab dan dekat, mengapa cemburu? Kan tujuan awalnya memang seperti ini.

Ketika sudah sampai di kelas, Mira mendapati mejanya yang penuh coretan bully atau cemooh yang tak pantas untuk di ucapkan atau di lontarkan. Seperti...

"Bangsat! Mati aja lo! Ngga ada gunanya sekolah buat jadi PHO!"

"GA GUNA LO SEKOLAH!"

"EH NJING, NGACA!"

"HAHA YATIM PIATU NGGA TAU DIRI!"

"Pecundang banget lo!"

Dan banyak lainnya, Mira masih terpaku dengan berbagai tulisan di mejanya menggunakan kapur. Ingin rasanya menangis hebat, kini kepada siapa ia mengadu? Sudah tak ada lagi yang peduli dengannya. Memang banar, satu persatu orang yang kita sayangi akan hilang nantinya. Kini saatnya ia berdiri, dunia itu keras, kalau lembek terus akan di tindas.

Kehidupan kelas kini sudah tidak seperti biasanya bagi Mira, ia merasa terasingkan, padahal ia juga sebagian dari anggota keluarga kelasnya. Mereka memang hidup, tetapi bagi Mira hanya jiwanya saja, sedangkan raganya memilih untuk berkelana ke tampat yang membuatnya tenang selain kelas.

Brakkk!!!......

Mira masih diam di tempat duduk, tak perduli dengan Joy dan yang lainnya datang tepat di depan mejanya lalu menggebrak dengan tatapan yang seolah olah meremehkan.

"Hahahaha kasian banget anak kurang beruntung ini. Ngga pernah di anggep ya?" kata Joy sambil menekankan kata kurang beruntung dan di susul tawaan oleh teman sekelasnya.

Mira mendongak sambil meremas rok-nya. "Ngapain lo susah - susah kesini cuman buat ngerendahin gue? Ngga ada kerjaan ngurusin hidup orang terus? Apa lo lebih kurang beruntung juga dari gue? Sebelum bertindak tuh seharusnya lo ngaca dulu, Gimana kalau perilaku itu kembali ke diri lo sendiri.." dengan napas memburu ia memberanikan diri.

Joy memadam dengan tatapan sengit. "Berani banget lo bangsat"

Plakkkkk......

Mira meringis kesakitan di sudut bibirnya,

Bughhhh.......

Joy linglung lalu jatuh seketika, sedangkan Onni sudah merekam aksi tadi dimana bagian Mira menonjok Joy sampai terjatuh. Zizi dan Velen hanya memandang sinis dan membantu Joy untuk bangkit.

"Lo ngga apa - apa Joy?" ucap Velen sambil membantu Joy, dan di susul oleh Zizi. Mira menggenggam roknya dengan erat lagi, untuk kali ini ia tak akan tinggal diam.

"Ada apa ini!" teriak guru BK yang sudah membelah kerumunan murid.

"Aduh...sshhh....awhhhhh....hiksss,,," siapa sangka jika Joy memiliki sikap seburuk itu?

"Kamu ngga apa-apa Joy? Kamu ikut saya ke BK Mira! Dan tolong bawa Joy ke UKS, cepat!" kata guru itu lalu Mira mengekori di belakangnya.

Setelah menjelaskan semuanya, Guru itu selalu mendesah kecewa. Padahal Mira sudah menjelaskan yang sebenarnya, akhirnya untuk mendapat keadilan, di adakan rapat Komite Sekolah dan mengikut sertakan masalah untuk menyelesaikan ini. Sebegitu pentingnya peran Ayah Joy? Sehingga Kepala Sekolah langsung mengadakan rapat ini?

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang