Part 10

2.6K 122 2
                                    

Yang deket gara-gara chat aja bisa baper, apalagi yang sekedar ketemu disekolah'

Halo! Happy reading guys. Enjoy ya, stay here and next part!-

(--)

Aku rindu papa, seseorang yang sudah membuatku jatuh cinta kedalam pesonanya. Kupandangi fotonya di figura besar, sosok berbadan tegap, memakai seragam pilot dan topi pilot juga, terkesan sangat angkuh tetapi friendly, berahang kokoh, berkulit putih, berbulu mata tebal dan juga alis tebal, menyunggingkan senyum tulus dari bibir tipis itu. Oh aku sangat rindu-

Tak terasa air mataku sudah mendaratkan tetesan hebat, yang membuatku sesenggukan sehingga menggetarkan tubuhku. Berada di sofa ini, sofa yang pernah diduduki papa, seperti singgasana kebesaran, itu yang membuatku semakin rindu.

Hal ini menjadikan mama menghampiriku dengan perasaan iba dan berkaca kaca juga. Bagaimana pun pasti mama juga rindu.

"Kenapa? Kok gitu banget liatin foto papa?"

Aku menghapus air mataku, padahal baru saja tadi aku bahagia bersama Aji. Tetapi mengingat sofa ini, aku mulai ber nostalgia.

"Kangen lah ma, ga peka banget,"

"Lebay ah kamu. Oh ya, tadi itu Aji ya?" dan hanya kubalas dengan anggukan kepala. Lalu mama duduk disampingku, walau berbeda sofa.

"Ga bilang papa soal Aji?"

"Aji? Orang dia bukan siapa siapa aku kok ma.."

"HELLAWWW, jadi kamu berharap gitu?"

Memang mama seperti anak muda alay jaman sekarang, yang tak tau diri dan umur.

"Lah sewot banget deh kaya Zizi. Kan papa bilangnya 'nanti cerita ya sama papa soal pacar kamu', gitu kan?" kataku sambil menampakkan wajah sinis.

Biarlah, dan biarkan juga mama menjadi sahabatku sendiri selain Zizi.

"Jadi Aji bukan pacar kamu?"

"Bukan ma bukan!"

"You serious about him?"

"Sok inggris banget ma, sejak kapan?"

"Belajar jadi anak alay dulu lah, dikit dikit gaul gitu."

Aku tertawa, "Iya gaul, tapi kalau kelewat salah ya malu, HAHAHAHA..."

"Mama ada sesuatu buat kamu,"

"Tumben baik?"

"ENAK AJA?!" ucap mama berteriak.

"Ma biasa juga kali, ntar kalo oma bangung gimana. Terus sekarang mana sesuatunya itu?" kataku penasaran sambil menatap mama tajam.

"KEPO Ya?" usil mama.

"Tadi kan nawarin, sekarang ditagih malah bilang kepo. Tau dah,"

"Ya ntar mama kasih kalau udah waktunya.. Yang sabar ya sweetheart.." dan kujawab dengan anggukan kepala.

"Yaudah sono tidur, biasanya jam segini udah molor sambil ngiler - ngiler gitu. Sampe - sampe bantal kamu penuh dengan gugusan pulau indah. HAHAHAHAHAHA" tawa mama sambil meninggalkanku.

Life or Love? [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang